Ketua MPR Minta Pemerintah Tunda Sekolah Tatap Muka

Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah menunda kegiatan sekolah tatap muka. Hal ini menyusul kenaikan kasus Covid-19 yang berbahaya bagi siswa.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 14 Jul 2021, 02:15 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2021, 02:15 WIB
Bamsoet
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengatakan bahwa saat ini, bangsa Indonesia tengah merasakan ancaman yang luar biasa terhadap karakter serta jati diri bangsa

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pemerintah menunda kegiatan sekolah tatap muka. Hal ini menyusul kenaikan kasus Covid-19 yang berbahaya bagi siswa.

"Saya meminta agar pemerintah pusat mempertimbangkan untuk tetap menunda pembukaan sekolah tatap muka, sekalipun daerah tersebut berada di zona hijau atau minim penyebaran Covid-19," ujar Bamsoet dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (13/7/2021).

Meski begitu, Bamsoet mengaku menghargai hasil survei Perhimpunan Pendidikan dan Guru atau P2G yang menyebut mayoritas orang tua murid menyetujui sekolah tatap muka dimulai tahun ajaran baru 2021/2022 pada 12 Juli 2021.

Namun dia mengingatkan bahwa kesehatan para siswa dan siswi merupakan hal utama yang harus dipertimbangkan.

Terlebih, kata dia, saat ini varian Covid-19 terus berkembang dan memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

Apabila sekolah tatap muka tetap diberlakukan, dia meminta pemerintah pusat memastikan pembukaan sekolah hanya di wilayah zona hijau serta tersedia fasilitas pendukung protokol kesehatan memadai. Serta guru-guru yang mengajar secara tatap muka wajib divaksinasi serta melakukan tes Covid-19 secara berkala.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Beri Arahan ke Murid

Seperti dikutip dari Antara, Bamsoet juga meminta kepada masyarakat, khususnya kepada orang tua dan guru, agar dapat membimbing dan memberikan arahan kepada anak atau murid untuk memahami pentingnya penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah dan ketika berada di luar rumah, dikarenakan tingginya bahaya penularan Covid-19.

Dia juga meminta pemerintah bersama guru menemukan inovasi baru untuk kurikulum pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau PJJ.

Sehingga PJJ dapat lebih dioptimalkan dan tidak memberikan beban tugas-tugas yang terlalu berat kepada murid, namun memastikan murid tertarik untuk mengikuti pelajaran dengan metode-metode kreatif dan mudah memahami materi yang disampaikan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya