Peringati Hari Santri, Gerindra Ziarah ke Makam KH Hasyim Asyari

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, jasa-jasa KH Hasyim Asyari begitu luar biasa bagi bangsa Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Okt 2021, 21:50 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 21:04 WIB
Gerindra
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani memperingati Hari Santri Nasional pada hari ini, Jumat (22/10/2021) dengan bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang pimpinan KH. Abdul Hakim Mahfudz. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani memperingati Hari Santri Nasional pada hari ini, Jumat (22/10/2021) dengan bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Tebuireng Jombang pimpinan KH. Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin. Muzani datang bersama dengan sejumlah anggota DPR RI dan DPP Gerindra. 

Muzani mengatakan, silaturahmi yang dilakukan Partai Gerindra dengan berkunjung ke sejumlah ponpes ini adalah upaya untuk merajut hubungan persaudaraan guna membangun semangat kebersamaan bagi perjuangan kebangsaan Indonesia ke depan. 

"Sejak kemarin kami keliling dari ponpes ke ponpes dan hari ini kami berkunjung ke Tebuireng bertemu Gus Kikin untuk silaturahmi. Kami sampaikan juga salam hormat kepada keluarga besar Tebuireng. Pak Prabowo tadinya sangat ingin ikut berkunjung ke sini dalam rangka memperingati Hari Santri, tapi Beliau berhalangan hadir karena ada tugas tidak bisa beliau tinggalkan," kata Muzani dalam keterangannya, Jumat.

Wakil Ketua MPR ini mengatakan, jasa-jasa KH Hasyim Asyari begitu luar biasa. Fatwa jihad yang dikeluarkan kemudian diikuti oleh seluruh santri, kiai, hingga pejuang kemerdekaan lainnya untuk mempertahakan Indonesia. Peristiwa 10 November 1945 menjadi bukti nyata bahwa peran kiai dan peran santri adalah tonggak utama bagi penguat persatuan dan kesatuan di saat Indonesia baru saja merdeka. 

"Peristiwa 10 November 1945 dalam pandangan Pak Prabowo adalah sebuah peristiwa yang penting bagi masa depan bangsa. Peran santri dan kiai sangat berjasa ketika Belanda bersama Inggris berupaya untuk merebut kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan," ujar Muzani.

"Tapi atas dasar semangat santri dan kiai mengikuti perintah fatwa jihad yang dikeluarkan oleh Hadhrotussyekh KH. Hasyim Asy'ari, akhirnya kemerdekaan Indonesia bisa kita pertahankan," dia mengimbuhkan.

Hal itu pun yang ingin Gerindra contoh dalam melakukan perjuangan politik. Partai Gerindra ingin mengambil pelajaran penting dalam peristiwa sejarah ini. Sebab, dalam berpolitik dibutuhkan loyalitas, konsistensi, serta integritas untuk memperjuangkan apa yang menjadi keinginan rakyat. 

"Resolusi jihad ini adalah sebuah cara untuk mencapai kemaslahatan bangsa. Perintah kiai adalah suatu hal yang pasti untuk kepentingan bangsa dan negara. Itulah yang ingin Gerindra contoh dalam berjuang di jalur politik. Masukan dan arahan dari kiai merupakan suatu hal penting bagi kami untuk kami perjuangkan di eksekutif maupun legislatif," jelas Muzani yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPR itu. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Angkat Sejarah Resolusi Jihad

Merespons hal itu, pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng Gus Kikin menyampaikan terimakasih atas kunjungan keluarga besar Partai Gerindra di Hari Santri Nasional ini. Dia mengatakan, silaturahmi antara lembaga pendidikan Tebuireng dengan partai politik akan saling mengakrabkan sekaligus menguatkan dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. 

"Kujungan ini akan saling mengakrabkan dan menguatkan tujuan kita untuk mencapai kemaslahatan rakyat. Ini hari pertama peringatan Hari Santri," kata Gus Kikin.

Ia berharap melalui Hari Santri dapat mengangkat peristiwa sejarah mengenai resolusi jihad. Sebab hanya sedikit catatan mengenai soal sejarah tersebut.

"Kita ingin angkat bahwa banyak sekali peran-peran KH Hasyim Asyari yang sebetulnya sangat mendasar dalam rangka pembentukan negara Indonesia," kata dia.  

Gus Kikin pun mengingatkan pesan KH Hasyim Asyari yang patut diketahui orang banyak. Bahwa Islam merupakan ajaran agama yang menghargai perbedaan.

"Salah satu pesan beliau, kalau perbedaan jangan lah jadi sebab perpecahan. Perbedaan itu tidak prinsip dalam menjalankan agama. Banyak sekali pesan beliau yang kami terus gali tapi masih belum bisa sempurna. Karena minimnya literasi sejarah tentang itu," tuturnya. 

Setelah bersilaturahmi, Muzani bersama rombongan berziarah ke makam KH. Hasyim Asyari dan Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dalam kunjungan ini, Muzani didampingi anggota DPR RI Fraksi Gerindra seperti Sugiono, Prasetyo Hadi, Mochamad Hekal, Rahmat Muhajirin, Sumail Abdullah, Moreno Suprapto, Imron Amin dan Mulan Jameela. 

Turut hadir jajaran DPP Gerindra seperti Wakil Ketua Umum Gerindra M Irfan Yusuf Hasyim atau Gus Irfan yang merupakan cucu KH Hasyim Asyari, Ketua DPP Danang Wicaksana, Setyoko, Wasekjen Ahmad Dhani Prasetyo. Kemudian Ketua DPD Gerindra Jawa Timur Anwar Sadad beserta jajaran dan anggota DPRD Gerindra Jawa Timur. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya