Dosen ATVI Rusman Latief: Menulis Bukan Bakat Lahir, Tapi Dapat Dipelajari

Praktisi dan dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Rusman Latief menyebut, menulis merupakan salah satu keterampilan seorang dosen.

oleh Ika Defianti diperbarui 31 Des 2021, 13:10 WIB
Diterbitkan 31 Des 2021, 13:06 WIB
Ilustrasi Menulis
Ilustrasi menulis (dok. Pixabay.comStockSnap/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Praktisi dan dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) Rusman Latief menyebut, menulis merupakan salah satu keterampilan seorang dosen. Seperti halnya menuliskan materi pelajaran untuk disampaikan kepada mahasiswanya.

Menulis, kata dia, hanya memindahkan dari bentuk ucapan ke dalam bentuk tulisan.

"Keterampilan menulis bukan bawaan atau bakat dari lahir, tetapi keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa saja. Terpenting ada niat dan aksi memulai sampai selesai," ujar Rusman di Jakarta, Jumat (31/12/2021).

Menurut Rusman, enggan menulis buku oleh seorang dosen merupakan alasan klasik. Padahal, kata dia, dosen telah berpengalaman untuk menulis skripsi, tesis, atau disertasi.

Dia menilai dosen dengan keaktifan menulis berdampak pada suatu nilai yang tinggi. Seperti halnya dengan menulis di jurnal internasional.

"Menulis buku memang bukan suatu pekerjaan instan, tetapi melalui tahapan-tahapan perencanaan," kata Rusman.

Yakni, lanjut dia, mulai dari niat, kepercayaan diri, ikhlas, kejujuran saat menulis, dan siap untuk menyelesaikan buku tersebut.

"Tulislah buku sesuai bidang keahlian, dan konsisten pada bidang ilmu yang sama. Misalnya, buku tentang broadcasting. Konsistenlah pada bidang itu," ucap Rusman.

 


Beranikan Diri Menulis

Teras LPPM ATVI
Teras LPPM ATVI

Selain itu, Rusman juga menyarankan agar dilakukan sebuah observasi, penelitian, hingga pengamatan buku yang sudah terbit sebelum menulis buku. Hal tersebut untuk menghindari adanya penerbitan buku yang sama.

"Beranilah menulis pendapat atau pandangan sendiri, tentunya berdasarkan padangan dari para ahli. Dengan demikian akan ada hal baru dalam buku yang ditulis anda tulis. Ini menjadi nilai lebih dari buku-buku sebelumnya," papar dia.

Sementara itu, dia juga mengingatkan agar memperhatikan pasar pembaca buku yang akan ditulis.

"Jika tidak memastikan ada konsumennya, penerbit tidak berani mengeluarkan biaya produksi tanpa mengetahui konsumen buku tersebut. Penerbit adalah industri bisnis yang mencari keuntungan ekonomi," jelas Rusman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya