Cerita Doni Salmanan, Ditolak sebagai Buruh Pabrik Malah Jadi Crazy Rich

Saat menjadi tukang parkir, keinginan Doni Salmanan untuk menjadi orang sukses sangat kuat. Lewat warnet, Doni mulai belajar berbagai hal dan mencari berbagai peluang.

oleh Maria Flora diperbarui 10 Jan 2022, 12:51 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2022, 12:51 WIB
Potret Doni Salmanan. (Sumber: Instagram/donisalmanan)
Potret Doni Salmanan. (Sumber: Instagram/donisalmanan)

Liputan6.com, Jakarta Sebelum akhirnya didapuk menjadi crazy rich Indonesia, Doni Salmanan menceritakan awal perjuangannya hingga bisa sukses seperti sekarang. Salah satunya melamar sebagai buruh pabrik di daerah Katapang.

Lantaran hanya bermodalkan ijazah SD, Doni mengaku tak diterima.

"Minimal ijazahnya SMP, tapi gajinya di bawah UMR, sedangkan SMA gajinya UMR. Gaji Rp 2,8 juta saat itu sangat besar, tapi saya enggak diterima," ungkap Doni dilansir dalam kanal YouTube-nya, Sabtu, 8 Januari 2022.

Pria kelahiran Oktober 1998 ini pernah menggeluti pekerjaan sebagai juru parkir. Meski menjadi juru parkir, keinginan Doni untuk sukes sangat kuat.

Lewat Warung Internet (Warnet) dia pun belajar berbagai hal untuk meraih mimpi menjadi orang sukses. Di sinilah awal mulanya suami dari Dinan tersebut mencari tahu soal dunia trading dan telah menjadi salah satu crazy rich asal Bandung yang dimiliki Indonesia.

Berikut sederet cerita sukses dari crazy rich asal Bandung, Doni Salmanan:

1. Pernah Melamar Bekerja di Pabrik

Sebelum mengenal trading, Doni mengaku dirinya sempat melabar di sejumlah pabrik di daerah Ketapang.

"Sebelum mengenal trading, saya sempat melamar di berbagai pabrik di daerah Katapang. Di sana banyak sekali pabrik dan saya pernah melamar ke pabrik," ungkap Doni Salmanan seperti dilansir dalam kanal YouTube-nya, Sabtu, 8 Januari 2022. 

Untuk melamar di pabrik-pabrik itu, Doni hanya bermodalkan ijazah SD. Ia tidak punya ijazah SMP atau SMA.

Doni menceritakan mengapa ia tidak diterima di pabrik-pabrik di sana. Karena mereka umumnya memilih karyawan yang ijazahnya SMA, sementara Doni hanya memiliki ijazah SD.

2. Jadi Tukang Parkir

Doni mengaku dirinya sempat menyesal mengapa ia tidak melanjutkan sekolah. Karena ia baru terasa susahnya mencari kerja.

"Saya lalu jadi tukang parkir," kata Doni.

Namun keinginan Doni Salmanan kala masih menjadi tukang parkir untuk sukses sangat kuat. Ia pun sering menyisihkan uang untuk ke Warung Internet (Warnet). Di Warnet Doni mulai belajar berbagai hal, dan mencari berbagai peluang untuk menjadikannya sukses.

“Awalnya sempat mencoba Bitcoin, dengan modal seadanya, namun kurang berhasil, akhirnya saya tertarik dengan dunia trading, dan di situ saya pelajari seputar instrumen trading seperti Cryptocurrency, Saham, Forex, dan lainnya,” ujar Doni seperti dikutip dari laman Liputan6.com.

3. Mencoba Trading

Akhirnya pada tahun 2018 setelah ia merasa mulai memahami trading, ia pun memberanikan diri untuk meminjam uang kepada rentenir untuk menjadi modal trading sebesar Rp500.000. 

Modal itu digunakan untuk membuka rekening bank, dan sisanya ditukarkan sebanyak 20 dolr Amerika. Satu bulan kemudian modal tersebut berhasil berkembang menjadi 2000 dollar, dan hingga menjadi seperti sekarang. 

Ia pun berpesan pada anak muda yang ingin mencoba trading seperti dirinya, untuk mempelajari dan mencobanya sendiri.  "Jangan menitipkan modal kepada perorangan ataupun lembaga yang tidak terpercaya, karena hal tersebut merugikan dan juga tidak menjadikan kita semakin pintar dalam dunia trading," kata dia.

Intinya, kata Doni, jangan pernah menyerah untuk mencoba, dan jangan mencoba untuk menyerah, teruslah belajar selama itu baik, dan jangan pernah bosan, karena balajar adalah investasi terbesar dalam hidupmu,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya