Liputan6.com, Jakarta Sejumlah pihak mendesak supaya pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen di sekolah-sekolah di Jakarta dihentikan. Hal itu menyusul menanjaknya temuan kasus Covid-19 varian Omicron akhir-akhir ini.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan bahwa daerahnya amat memenuhi syarat pelaksanaan PTM 100 persen di sekolah.
"PTM masih kita laksanakan karena sesuai SKB 4 Menteri, Provinsi DKI sangat memenuhi syarat," ujar Riza di Jakarta, Rabu (26/1/2022).
Advertisement
Menurut Riza, hal itu didukung dengan capaian vaksinasi DKI yang melampaui batas prasyarat gelaran PTM 100 persen.
"Karena PPKM masih di level 2 dan syarat vaksinnya memenuhi syarat yaitu di atas 80, bahkan 98 persen yang divaksin bagi tendik (tenaga kependidikan)" katanya.
Untuk saat ini, kata Riza, pihaknya belum berencana menurunkan persentase jumlah siswa yang melaksanakan PTM terbatas. Jika Jakarta masuk ke PPKM level 3, menurut mantan Anggota DPR RI ini baru peserta didik ditekan menjadi 50 persen.
Kandati terjadi peningkatan kasus positif terhadap anak didik, menurut Riza siasat jitu untuk membendung itu dengan menguatkan peran Satgas Covid-19 di sekolah.
"Semua menjadi pertimbangan, untuk itu kami minta Satgas di sekolah ditingkatkan, dioptimalkan, diperketat bagi orang tua harus memastikan anak-anaknya melaksanakan prokes. Di perjalanan dan sekolah hati-hati, selesai belajar kembali ke rumah masing-masing jangan main atau mampir sana-sini," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan jalannya PTM 100 persen di sekolah. Hal ini menyusul mulai menanjaknya kasus Covid-19 di Indonesia.
Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan hal itu perlu dilakukan demi keselamatan dan kesehatan semua warga sekolah. Pasalnya dia menimbang kondisi pandemi di Tanah Air sudah masuk dalam tahap mengkhawatirkan.
"Kami memohon agar Pak Anies mengembalikan kepada skema PTM Terbatas 50 persen. Dengan metode belajar Blended Learning, sebagian siswa belajar dari rumah, dan sebagian dari sekolah. Metode ini cukup efektif mencegah learning loss sekaligus life loss," pinta Satriwan dalam keterangan tulis, Rabu (26/1/2022).
Jangan Tunggu Gelombang Ketiga
Lagipula, menurut dia guru-guru dan siswa di DKI Jakarta sudah berpengalaman menggunakan skema PTM T 50 persen dengan metode "blended" tersebut. Para guru dan siswa rata-rata sudah memiliki gawai pintar bahkan laptop/komputer, sinyal internet bagus, relatif tak ada kendala dari aspek infrastruktur digital. Tentu dengan catatan, ada pendampingan orang tua dari rumah selama anak PJJ.
"P2G berharap Pemprov DKI Jakarta jangan meremehkan kondisi ini, jangan pula tunggu gelombang ketiga kasus Covid-19 memuncak. Di sekolah kita pernah belajar peribahasa, pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna," tekan dia.
Â
Advertisement