PKS Harap Harkitnas 2022 Jadi Momentum Perkuat Solidaritas Sosial Nasional

Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Aljufri memberikan pesan saat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) hari ini, Jumat (20/5/2022) dengan mengajak seluruh elemen bangsa mengokohkan semangat solidaritas sosial nasional.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2022, 10:37 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2022, 21:00 WIB
Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr Salim Segaf Al-Jufri bersama Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini.
Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dr Salim Segaf Al-Jufri bersama Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Majelis Syura PKS Dr Salim Segaf Aljufri memberikan pesan saat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) hari ini, Jumat (20/5/2022) dengan mengajak seluruh elemen bangsa mengokohkan semangat solidaritas sosial nasional.

"Dua tahun lebih bangsa kita dan dunia dihantam pandemi Covid-19. Kondisi perekonomian nasional di awal pandemi juga sedang mengalami penurunan atau slow down. Sehingga dampaknya cukup dalam terhadap ekonomi rakyat. Alhamdulillah saat ini Covid-19 mereda dan masyarakat bisa kembali beraktivitas, meski tetap harus waspada," ungkap Salim melalui keterangan tertulis, Jumat (20/5/2022).

Dia mengatakan, dalam kondisi demikian, seluruh elemen bangsa bahu membahu, bekerjasama dan gotong royong untuk menghadirkan solusi bagi masyarakat yang terdampak pandemi di Harkitnas 2022 ini.

Menurut dia, ada modal sosial atau sosial capital yang begitu besar yang dimiliki bangsa Indonesia yaitu semangat solidaritas sosial.

"Luar biasa solidaritas sosial kita terhadap sesama anak bangsa terutama selama pandemi covid ini sehingga kita saksikan semua bergerak. Pemerintah bergerak, swasta bergerak, ormas dan masyarakat sipil bergerak, partai politik bergerak, relawan bergerak. Semua membantu meringankan beban masyarakat," ungkap Salim.

Menteri Sosial RI 2009-2014 ini menekankan agar semangat solodaritas sosial nasional itu jangan sampai kondor apalagi hilang. Terlebih lagi, kata dia, setelah pandemi mereda kita fokus untuk membangkitkan ekonomi rakyat yang terpuruk.

"Selain banyak pekerjaan rumah untuk memperkuat fundamental ekonomi nasional. Solidaritas sosial menjadi kunci dan solusi bangkit dari keterpurukan Covid-19," ucap Salim.

 

Yang Jadi Perhatian

pks
Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Al Jufri. (Ist)

Oleh karena itu, menurut Salim, ada sejumlah syarat harus menjadi perhatian. Pertama, kata dia, pemerintah termasuk legislatif dan yudikatif harus menghadirkan kebijakan yang benar-benar pro rakyat, kebijakan yang menguatkan pemerataan, keadilan sosial, dan kohesi di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara.

"Solidaritas sosial itu soal rasa kebersamaan dan keadilan. Maka, negara wajib menghadirkan rasa itu," ucap Salim.

Kedua, lanjut dia, seluruh elemen bangsa, baik di pemerintahan, partai politik, swasta, ormas hingga masyarakat sipil harus mengedepankan semangat kebangsaan di atas kepentingan golongannya.

"Yang ada dari sikap kebangsaan adalah semangat kerjasama, sinergi, dan kolaborasi atau yang akrab di telinga bangsa kita semangat gotong royong," papar Salim.

Ketiga, sambung dia, kita perlu terus menerus memupuk keteladanan di tengah masyarakat. Contohkan, lakukan, begitu seterusnya secara konsisten, dan tidak perlu banyak berdebat dan berpolemik.

"Dengan demikian semangat solidaritas benar-benar hidup dan menggerakkan lebih banyak orang untuk melakukan hal yang sama," terang dia.

"Harkitnas harus menjadi momentum bangsa Indonesia untuk terus menyalakan api semangat solidaritas sosial nasional hingga bangsa ini benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," pungkas Salim.

 

Pesan Presiden Jokowi

Presiden Joko Widodo (Instagram/@jokowi)
Presiden Jokowi saat berpidato di hadapan menteri-menterinya

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei.

Dia menekankan bangsa Indonesia harus maju bersama-sama dan tak ada yang boleh tersisihkan.

"Kita tetap bangkit dan maju bersama-sama, membangun merata dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote," kata Jokowi dikutip dari akun Instagramnya, Jumat 20 Mei 2022.

"Tidak boleh ada yang tertinggal. Tak ada yang boleh tersisihkan," sambungnya.

Menurut dia, berbagai tantangan telah berhasil dilewati bangsa Indonesia. Mulai dari, pandemi, resesi, hingga kestidakpastian global.

"Satu demi satu tantangan telah kita lewati. Pahit dan manisnya zaman sudah kita arungi. Pandemi, resesi, dan ketidakpastian global kita hadapi. Sebagai bangsa yang besar, ayunan langkah kita tak akan terhenti," kata Jokowi.

 

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Belajar Sejarah di Museum Kebangkitan Nasional
Sejumlah patung koleksi yang terdapat pada Museum Kebangkitan Nasional di Jakarta, Rabu (20/5). Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati hari ini merupakan refleksi mengenang masa memperjuangkan kemerdekaan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebagai informasi, Hari Kebangkitan Nasional sudah diperingati sejak tahun 1959. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, Hari Kebangkitan Nasional hingga saat ini masih diperingati.

Tahun 2022 merupakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-114. Berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Hari Kebangkitan Nasional 2022, tujuan peringatan ini adalah untuk memelihara, menumbuhkan, dan menguatkan semangat gotong royong untuk keluar dari pandemi Covid-19.

Adapun Hari Kebangkitan Nasional tidak lepas dari dua peristiwa penting pada masa penjajahan. Yakni berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 dan Ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Dua peristiwa tersebut menjadi titik bangkitnya Indonesia untuk merdeka dan terbebas dari belenggu penjajah. Meskipun tidak mudah, namun kebangkitan nasional menjadi senjata besar mengalahkan penjajah.

Melansir laman resmi Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, ada dua faktor internal dan eksternal yang mendorong adanya kebangkitan nasional. Faktor internal antara lain penderitaan sama dirasakan akibat penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu, dan munculnya kaum intelektual yang memimpin gerakan.

Sedangkan faktor eksternal yang mendorong kebangkitan nasional antara lain munculnya paham-paham nasionalisme, liberalisme, serta sosialisme di Eropa dan Amerika, munculnya gerakan kebangkitan nasional di Asia, hingga kemenangan Jepang atas Rusia yang memberikan dorongan bahwa negara-negara di Asia mampu melawan negara barat.

Untuk memperingati kebangkitan nasional, maka pemerintah Republik Indonesia menetapkan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Tanggal 20 Mei sendiri diambil dari lahirnya organisasi Budi Utomo.

Budi Utomo merupakan organisasi pemuda yang didirikan oleh Soetomo bersama para mahasiswa School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) pada 20 Mei 1908. Organisasi yang digagas oleh Wahidin Sudirohusodo ini berfokus pada sosial, ekonomi, dan budaya.

Kehadiran organisasi Budi Utomo menjadi tonggak awal pergerakan-pergerakan di Indonesia. Tujuan berdirinya organisasi ini menjadi pelopor para pemuda untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya