Liputan6.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DKI Jakarta, secara resmi membuka proses seleksi calon anggota legislatif untuk DPRD DKI Jakarta. Proses seleksi caleg PSI Jakarta dilakukan oleh Komite Seleksi Caleg yang diketuai oleh Patriot Muslim.
“Proses seleksi caleg PSI Jakarta kita buka hingga tahun 2023, target kami ada 2.000 pendaftar, warga DKI Jakarta yang terdorong untuk membenahi ibukota, yang akan diseleksi untuk menjadi 106 nama yang akan masuk dalam surat suara,” jelas Patriot dalam keterangannya, Kamis (12/5/2022).
Pada tahun 2019, PSI Jakarta juga melakukan hal yang serupa dengan membuka pendaftaran seleksi caleg secara terbuka, pada pemilu tersebut PSI Jakarta memperoleh 8 (delapan) kursi di DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Advertisement
“Seleksi Caleg PSI Jakarta memegang nilai meritokratis, profesional, dan terbuka. Oleh karena itu, siapapun yang memiliki kesamaan visi dan misi dengan PSI Jakarta, kami nantikan berkas pendaftarannya,” imbuh Patriot.
Baca Juga
“Ketika kami membuka pandaftaran caleg pada tahun 2019, antusiasme masyarakat sangat tinggi padahal saat itu PSI Jakarta masih baru. Saat ini, warga DKI Jakarta sudah melihat Fraksi PSI hadir dan kerja untuk rakyat, kami optimistis antusiasme orang yang ingin menjadi caleg PSI akan semakin tinggi,” ujar Michael Victor Sianipar, Ketua DPW PSI DKI Jakarta ketika menjelaskan visi PSI untuk 2024.
Adapun seleksi caleg PSI Jakarta terbagi menjadi lima tahapan. Yaitu pemberkasan, uji solidaritas, juri rakyat, wawancara panelis, dan polling anggota.
Informasi sekaligus pendaftaran Seleksi Caleg PSI Jakarta dilakukan secara daring melalui website jakarta.psi.id/daftarcaleg.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Elektabilitas PSI
Tiga partai politik utama pendukung pemerintah menguasai papan atas elektabilitas. Temuan survei yang dilakukan Center for Political Communication Studies (CPCS) menunjukkan PDIP unggul dengan elektabilitas 18,1 persen, disusul Gerindra (12,3 persen) dan Golkar (8,3 persen).
Pada posisi papan tengah, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memantapkan diri dengan elektabilitas mencapai 5,5 persen. Kenaikan elektabilitas PSI disumbang oleh gelaran Rembuk Rakyat yang ditujukan untuk menjaring sosok baru penerus kepemimpinan Presiden Jokowi.
“PDIP, Gerindra, dan Golkar menduduki tiga besar elektabilitas partai politik, sedangkan di papan tengah PSI mengalami kenaikan yang didukung oleh agenda Rembuk Rakyat,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta S.K, seperti dilansir Antara, Jumat (29/4/2022).
Menurut Okta, unggulnya PDIP tidak terlepas dari kemenangan partai pengusung Jokowi itu selama dua pemilu berturut-turut. Sementara itu Gerindra yang sebelumnya menjadi oposisi kini bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi periode kedua.
Adapun Golkar praktis selalu hadir di setiap pemerintahan, tidak pernah menempatkan diri sebagai partai oposisi. Berbeda dengan PDIP dan Gerindra yang terlalu memusat pada satu figur, Golkar memiliki banyak stok pemimpin yang tampil pada posisi-posisi strategis.
“Golkar bahkan pernah menggelar konvensi calon presiden, yang kemudian ditiru oleh Demokrat dan terakhir PSI dengan konsep Rembuk Rakyat,” lanjut Okta.
Advertisement
Dorong Konvensi
Dalam tradisi politik Amerika Serikat, setiap pemilu selalu dilakukan konvensi capres oleh dua partai utama. Konvensi merupakan alternatif untuk memunculkan calon-calon pemimpin secara terbuka, di mana tiap calon harus bisa menawarkan program khasnya masing-masing.
Dengan demikian rakyat tidak dipaksa untuk menerima begitu saja calon, apalagi muncul pada last minute.
“Alangkah baiknya jika tradisi menggelar konvensi diformalkan dalam bentuk regulasi pemilu, sehingga partai-partai politik didorong untuk melakukannya,” tandas Okta.
Sejauh ini hanya beberapa parpol yang berniat menggelar konvensi, antara lain PSI dan Nasdem.
Nasdem sendiri meraih elektabilitas 4,0 persen, bersama-sama dengan PSI di papan tengah, serta PKB (6,8 persen), Demokrat (5,1 persen), dan PKS (4,4 persen).
“Diprediksi delapan partai melenggang ke Senayan setelah melewati ambang batas 4 persen,” jelas Okta.