Melihat Peluang PKS Gabung di Koalisi Indonesia Bersatu

Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Lantas bagaimana peluangnya?

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mei 2022, 09:13 WIB
Diterbitkan 30 Mei 2022, 08:52 WIB
Ahmad Syaikhu
Presiden PKS Ahmad Syaikhu. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bergabung di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dengan adanya KIB, Zulhas berharap ada lebih dari dua capres untuk mencegah panasnya perseteruan antar pendukung seperti Pilpres 2019.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo berpendapat, peluang PKS bergabung dengan KIB kecil. Pasalnya, KIB akan didominasi oleh partai Islam dan bakal menyempitkan pasar pemilih.

"Menurut saya kecil peluangnya PKS bergabung dengan KIB. Satu, adalah berarti partai Islam hampir semuanya ngumpul nih di KIB kalau PKS benar bergabung dan itu akan menyempitkan pasar mereka sendiri dan menguntungkan PKB yang ada di koalisi lain misalnya," kata Kunto lewat pesan suara, Senin (30/5/2022).

"Jadi ini akan jadi problem besar dan yang diuntungkan jelas Golkar nantinya dan tentu saja PKS akan berhitung itu," sambungnya.

Kunto pun meragukan Anies Baswedan akan diusung KIB bila PKS bergabung. Sebab, ketum parpol KIB seperti Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan juga ingin menjadi capres. Terlebih, Golkar memiliki kursi di parlemen paling besar dibanding PAN dan PPP di KIB.

"Kalau PKS mendorong Anies Baswedan kan jadi ribet tuh urusannya di dalam sangat mungkin justru Anies enggak bisa maju lewat KIB karena kan kalau dari share sendiri kan Golkar paling gede tuh sharenya di koalisi itu," tuturnya.

Di sisi lain, jika PKS bergabung maka keuntungan KIB adalah bertambah kuat. Ruginya, kemungkinan ada satu tokoh yang bisa mengancam para Ketum parpol di KIB soal pencapresan. Kerugian lainnya, adanya tiga koalisi yang dicita-citakan KIB akan sangat sulit terwujud jika PKS bergabung.

"Jika misalnya KIB menerima PKS dan mereka misalnya setuju nih Pak Anies ya partai partai lain harus berhitung dengan membuat koalisi yang mungkin lebih kuat dari KIB ya gitu, dan itu akan menyulitkan skenario Pak Zulhas sendiri yang maunya lebih dari dua pasangan calon di Pilpres 2024," terangnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bisa Saja Gabung Asalkan....

Sementara, pengamat politik Ujang Komarudin menilai, PKS akan kebingungan jika bergabung dengan KIB. Sebab, di KIB belum jelas siapakah yang menjadi capres dan cawapresnya.

Ujang berpendapat, jika KIB murni koalisi bentukan ketiga parpol Golkar, PAN, dan PPP, mestinya yang diusung sebagai capres adalah Airlangga Hartarto.

"Namun jika KIB itu bentukan istana, maka capresnya bisa Ganjar. Karena bisa saja untuk melawan poros PDIP-Gerindra. Dan itu akan berpengaruh pada dukungan PKS ke KIB," kata Ujang.

"Jika calonnya Ganjar yang 'didukung' Istana, maka kelihatan PKS tak akan bergabung. Namun jika KIB mengusung Airlangga-Anies atau Anies-Airlangga, bisa saja PKS gabung," sambungnya.

Menurut Ujang, PKS belum mau terburu-buru soal sikap politik 2024. PKS masih mengamati dinamika politik yang bergulir.

"PKS hari ini arahnya masih belum jelas dalam berkoalisi. Masih wait and see. Masih gunakan jurus dewa mabuk, maka sebut-sebut Raffi Ahmad nyapres," tukasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengajak PKS bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Hal tersebut disampaikan pada acara Milad PKS Ke-20 di Istora Senayan pada Minggu (29/5).

"Kami Golkar dan PPP, mencoba membuat KIB. Maksudnya mudah-mudahkan PKS bisa bersama-bersama," kata Zulhas.

Dengan adanya KIB, dia berharap tidak hanya ada dua calon presiden dan runcingnya perseteruan antar pendukung seperti pada Pemilu 2019.

"Calonnya jangan dua lagi, kalau bisa tiga, syukur-syukur lebih, untuk mengurangi atmosfer yang pengap dan tak produktif," ujarnya.

 

Pantun Anies Baswedan

Sementara, Gubernur Anies Baswedan menyampaikan sebuah pantun dalam acara Puncak Milad ke-20 PKS. Isi pantun itu tersirat harapan Anies berharap bisa kembali bersama dengan PKS.

PKS sendiri merupakan salah satu partai yang mengusung Anies di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Pada tahun 2022 ini, masa jabatan Anies memimpin Jakarta telah habis.

"Sepeda Habib Salim melaju kencang di jalan, Habib Aboe Bakar dan Bang Syaikhu mengikuti naik kendaraan, bersama PKS kemarin penuh dengan kenangan, kembali bersama PKS esok penuh dengan harapan," ucap Anies di Istora Senayan.

Seluruh massa PKS riuh mendengar pantun Anies. Mereka bersorak dengan bertepuk tangan secara meriah.

Sejak acara dimulai, kehadiran Anies memang membuat para massa dari PKS menjadi meriah. Salah satunya ketika Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi menyapa para tokoh politik yang hadir, termasuk nama Anies. Mulanya, Aboe menyapa elite politik yang hadir.

"Di sini hadir Mas Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) berbaju biru, Pak Rachmat Gobel dari Nasdem, Mas Firman (Soebagyo) berbaju kuning, dan Pak Anies Baswedan berbaju oranye," ucap Aboe di Istora Senayan.

Setelah mendengar nama Anies, teriakan penonton yang hadir semakin riuh. Dalam acara ini, Anies juga sempat diteriaki capres.

"Ada apa ini dengan Pak Anies?” tanya Aboe Bakar.

“Presiden” teriak sejumlah kader PKS.

“Bersabarlah, Pak Anies,” kata Aboe Bakar lagi.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya