Jokowi Apresiasi Teknologi Pengolahan Bambu dengan Sistem Laminasi Saat Kunjungi Ngada

Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Kampus Bambu Turetogo, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 1 Juni 2022.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Jun 2022, 11:02 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2022, 11:02 WIB
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saat mengunjungi Kampus Bambu Turetogo, Kabupaten Ngada, NTT, pada Rabu, 1 Juni 2022. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana saat mengunjungi Kampus Bambu Turetogo, Kabupaten Ngada, NTT, pada Rabu, 1 Juni 2022. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Negara Iriana mengunjungi Kampus Bambu Turetogo, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Rabu, 1 Juni 2022. Jokowi melihat berbagai produk bambu, seperti sepeda bambu yang dinamai _Spedagi_, bambu laminasi yang dapat digunakan untuk tiang, dinding, hingga lantai.

Joko Widodo juga melihat paparan tentang konservasi kekayaan bambu endemik Indonesia, dan pentingnya bambu bagi restorasi lahan, konservasi air dan mitigasi perubahan iklim. Termasuk, melalui penanaman di areal perhutanan sosial dan lahan-lahan kritis.

Ketua Yayasan Bambu Lestari (YBL) Arief Rabik menjelaskan sistem laminasi bambu dan teknologi bambu yang bisa menggantikan kayu. Menurut dia, Jokowi menyambut baik sistem tersebut.

"Tanggapan Pak Presiden positif, beliau menanyakan tentang beberapa teknologi-teknologi dan bagaimana caranya untuk membangun pabrik berbasis desa dan laminasi," kata Arief dikutip dari siaran persnya, Kamis (2/6/2022).

"Saya berterima kasih banyak atas kunjungan Pak Presiden ke Kampus Desa Bambu di Turetogo, Flores, Ngada," sambungnya.

Penasihat Senior Yayasan Bambu Lestari Noer Fauzi Rachman menyampaikan bahwa Kampus Bambu merupakam tempat melatih Mama-mama Bambu. Tak hanya itu, Kampus Bambu juga tempat untuk melatih pemangku kepentingan lainnya di sektor industri bambu rakyat.

"Kampus Bambu ini menjadi tempat di mana kita melatih Mama-mama Bambu dan anak muda mulai dari pengalaman pertama melakukan pembibitan bambu berasal dari tunas, pembesaran hingga praktek pengelolaan hutan bambu lestari," jelas Noer Fauzi Rachman.

"Kemudian juga pelatihan bagi pendamping lapangan pandu-pandu bambu, kemudian juga pemerintah daerah, multi sektor yang lain, termasuk mengorkestrasi industrinya," imbuh dia

 

Mama Pelopor Bambu

Presiden Jokowi juga berdiskusi dengan Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari (YBL) Monica Tanuhandaru dan Ahli Taksonomi Bambu LIPI Profesor Elizabeth Anita Widjaja.

Pada kunjungan tersebut, Jokowi dan Ibu Iriana pun berkesempatan melihat rumah bambu lestari, beragam produk bambu, termasuk sepeda bambu yang disebut Spedagi. Jokowi juga sempat berbincang-bincang dengan Mama-mama pelopor bambu.

"Berapa bibit bisa dihasilkan dalam sebulan?" tanya Jokowi.

"Bisa sampai 8.000 bibit Pak Presiden,” jawab seorang Mama Pelopor Bambu.

Mama-mama Bambu ini adalah ibu-ibu yang belajar pembibitan bambu dari tunas selama tujuh hari di Kampus Bambu ini. Mereka merupakan perwakilan dari desa-desa yang ada di tujuh kabupaten di Flores, termasuk Kabupaten Ngada.

Seorang Mama Bambu menjelaskan dengan menghasilkan 8.000 bibit, mereka mendapatkan insentif sebesar Rp 2.500 per-anak bambu.

"Hasilnya lumayan dan digunakan untuk anak sekolah, kesehatan dan pengeluaran untuk keluarga," ucap salah seorang dari mereka.

Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya