Liputan6.com, Jakarta - Media Rusia menulis pemberitaan terkait rencana pertemuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kota Moskow pada 30 Juni 2022 mendatang.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md tidak menampik rencana agenda pertemuan Jokowi dengan Vladimir Putin. Menurut dia, kunjungan Jokowi ke Ibu Kota Rusia itu adalah agenda kepresidenan.
Advertisement
Baca Juga
“Ya itu agenda presiden. Saya kira apa masalahnya? Kan cuma mau ketemu,” kata Mahfud saat dikonfirmasi awak media di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Diketahui, saat ini Rusia masih terus melakukan invasi terhadap Ukraina. Serangan terhadap Ukraina tidak kunjung surut, meski Rusia sudah mendapat banyak kecaman dari negara-negara di dunia.
Jokowi sendiri sudah menegaskan sikapnya, untuk saling menghormati kedaulatan negara terkait konflik Rusia dan Ukraina. Hal itu diutarakan Jokowi saat bertemu Presiden Federal Jerman Frank-Walter Steinmeir di Istana Bogor beberapa waktu kemarin.
“Secara tegas saya menyampaikan kembali posisi konsisten Indonesia mengenai pentingnya penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah. Prinsip dan hukum internasional harus dipatuhi secara konsisten, dan budaya damai serta saling menghormati, serta semangat kerja sama perlu terus diperkuat," kata Jokowi, Kamis 16 Juni 2022.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan tentang adanya kolaborasi yang inklusif antar negara-negara di dunia dalam mengedepankan perdamaian dunia.
“Saya kembali tekankan pentingnya arsitektur kawasan secara inklusif, yang mengedepankan kolaborasi, bukan pembendungan dalam spirit kerja sama multilateralisme dan perdamaian," ucap Jokowi memungkasi.
Indonesia Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 Bali
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara terkait keputusan pemerintah untuk mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group 20 (G20) di Bali.
Menko Airlangga menyampaikan, sebagai Presidensi G20, Indonesia memiliki kepentingan untuk menjaga keutuhan G20. Sehingga, seluruh negara anggota KTT G20 akan diundang untuk menghadiri perhelatan KTT G20 pada November mendatang.
"Perang di Ukraina mempertanyakan eksistensi G20. Ada juga perdebatan sengit tentang siapa yang harus atau tidak boleh diundang. Sebagai Presidensi G20, kepentingan Indonesia adalah menjaga keutuhan G20. G20 harus dipertahankan sebagai G20 – bukan menjadi G19, atau G13," tegas Menko Airlangga, Selasa (24/5/2022).
Selain itu, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya peran dan kerja sama semua anggota G20 dalam menjaga stabilitas dunia. Hal ini untuk menjaga tren pemulihan ekonomi global pasca pandemi Covid-19.
"Selama krisis keuangan global 2008, G20-lah yang mencegah ekonomi dunia jatuh lebih dalam ke jurang Depresi. Negara-negara yang membentuk G20 terdiri dari dua pertiga dari populasi dunia, 85 persen dari PDB dunia, 75 persen dari perdagangan dunia, dan 80 persen dari investasi global. Keputusan yang dicapai di G20 akan memperbaiki banyak hal di dunia ini," jelasnya.
Terakhir, Menko Airlangga mengharapkan agar semua anggota G20 dapat hadir secara fisik pada seluruh rangkaian kegiatan KTT G20 di Bali. Ini diharapkan dapat menghasilkan solusi nyata untuk mempercepat pemulihan ekonomi global.
"Kalau bisa secara fisik, pada rangkaian pertemuan KTT G20 sehingga dapat menghasilkan konsensus global demi recovery dunia yang lebih inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan slogan Presidensi G20 Indonesia, Recover Together, Recover Stronger," tutupnya.
Advertisement
Presiden Rusia dan Ukraina Belum Pastikan Hadir di G20 Bali
Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva memberikan klarifikasi terkait kabar kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke G20 Bali pada akhir tahun ini. Dubes Rusia berkata Presiden Vladimir Putin akan melihat keadaan dahulu.
Posisi Presiden Putin juga baru niat, dan bukan sudah konfirmasi hadir. Dubes Rusia berjanji akan memberikan update ke masyarakat Indonesia apabila Presiden Putin akan benar-benar datang.
"Ia berniat untuk datang, tapi tidak ada yang tahu nantinya," ujar Dubes Rusia Lyudmila Vorobieva kepada wartawan, Rabu (8/6/2022).
"Tolong jangan bilang Duta Besar berkata bahwa Presiden (Putin) akan untuk datang. Saya tidak tahu, (namun) dia sudah mengkonfirmasi niatnya," jelas Dubes Rusia. Ia pun kembali mengapresiasi sikap pemerintah Indonesia yang dianggap tidak memihak di G20.
Lebih lanjut, Dubes Lyudmila Vorobieva memastikan bahwa spekulasi terkait kesehatan Presiden Putin adalah kabar palsu. Kondisi Presiden Putin ditegaskan masih prima.
"(Berita) palsu lagi. Palsu lagi," kata Dubes Vorobieva.
Sementara itu, pihak pemerintah Ukraina juga belum memastikan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan datang atau tidak. Presiden Zelensky berkata masih harus melihat keadaan terlebih dahulu.
Ketika berbicara dengan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Presiden Zelensky mengaku tidak ingin meninggalkan tanah air dan warga negaranya di tengah invasi Rusia. Namun, Presiden Zelensky membuka wacana mengirim video.
Masih belum ada kepastian kapan invasi Rusia ke Ukraina akan berakhir. Negosiasi pun masih buntu dan Ukraina berkata sejumlah daerahnya masih diserang dan diduduki oleh Rusia.