Jemaah Calon Haji 2022 Diingatkan soal Heat Stroke, Ini Cara Pencegahannya

Jemaah calon haji kembali diingatkan mengenai potensi serangan heat stroke atau sengatan panas. Hal ini mengingat cuaca di Arab Saudi mencapai 43 hingga 46 derajat celcius dengan tingkat kelembapan kurang dari 20 persen.

oleh Mevi Linawati diperbarui 22 Jun 2022, 08:31 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2022, 08:31 WIB
Jemaah haji Indonesia  di Masjid Nabawi, usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH
Jemaah haji Indonesia di Masjid Nabawi, usai melaksanakan sholat subuh. Foto: Darmawan/MCH

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji kembali diingatkan mengenai potensi serangan heat stroke atau sengatan panas. Hal ini mengingat cuaca di Arab Saudi mencapai 43 hingga 46 derajat celcius dengan tingkat kelembapan kurang dari 20 persen.

"Kondisi di Arab Saudi panas 42, 43, sampai 46 derajat dengan kelembaban yang kurang dari 20 persen, panas akan terasa menyengat di kulit, berpotensi menyebabkan terjadi heat stroke, sengatan panas yang sebabkan gangguan organ," kata Kepala Seksi Kesehatan Daker Makkah Muhammad Imran di kantor KKHI Makkah, Selasa (21/6/2022)..

Serangan panas tersebut, kata Imran, bisa dicegah sebelum terjadi. Dia menerangkan, sebelum terjadi heat stroke akan muncul gejala heat exhaustion yaitu kelelahan karena panas dengan gejala pusing dan mual.

"Nah itu gejala heat exhaustion, ketika sudah merasa pusing mual dianjurkan segera minum, siram kepala dengan air dingin. Ini untuk pulihkan segera untuk hentikan proses panasnya," kata Imran.

Dia menuturkan, air zam zam yang bisa digunakan dan diminum oleh jemaah di Masjidil Haram ada dua macam yaitu suhu dingin dan suhu normal. Air dengan suhu dingin bisa dipakai untuk mencuci muka, menyiram kepala, sedangkan air dengan suhu normal bisa untuk diminum.

"Sebelum heat stroke terjadi sudah mulai ada gejala pusing, segera siram kepala dengan air dingin. Kalau terpaksa keluar ruangan pada cuaca terik pakai payung," kata dia.

Imran menerangkan, heat stroke bisa ditandai dengan jemaah sudah mulai kehilangan kesadaran dan sudah mulai lupa.

"Ini tanda awal heat stroke. Pertolongan pertama siram dengan air dingin terutama bagian yang keluarkan panas banyak seperti di ketiak, selangkangan di kompres dengan air dingin, ketika pasien pingsan guyur seluruh badan dengan air dingin," kata dia.

Kemudian, bila penanganan awal sudah selesai dengan air dingin, segera dibawa ke dokter untuk proses penanganan lebih lanjut.

"Teman teman MCH kalau liputan tidak masalah siram saja basah, 10 menit kemudian kering," tandas Imran.

Sering Minum

Imran menganjurkan, jemaah calon haji memperhatikan asupan cairan. Jemaah diminta meminum air sesering mungkin karena dehidrasi menjadi pemicu awal penyakit bawaan yang diderita menjadi berat.

"Kemudian yang paling penting, karena ini cuaca panas, selain minum air putih, pada saat keluar ruangan terutama waktu matahari ada pukul 9-5 sore gunakan payung untuk hindari sengatan matahari langsung, bawa botol semprotan air untuk dinginkan suhu permukaan kulit untuk mencegah penguapan lebih banyak, cegah dehidrasi," kata dia.

Imran juga mengingatkan jemaah calon haji menyimpan alas kaki dan membawanya sendiri ke masjid untuk menghindari alas kaki melepuh karena lupa menaruhnya. Hal ini mengingat cukup banyak jemaah yang mengalami kaki melepuh seperti di kawasan Madinah.

"Kami anjurkan jemaah ketika masuk masjid itu sandalnya bawa, masukkan kantong plastik dan dibawa ke masjid. Jangan ditinggal di pintu masjid dan simpan bawa sendiri jangan titip temannya tapi sendiri. Ini penting karena jemaah bisa saja masuk dari pintu yang berlainan ketika keluar," ucap dia.

Dia memaparkan, ketika terjadi kasus kaki melepuh, perawatannya cukup lama bisa mencapai 21 hari. Sehingga jemaah pun tidak bisa beraktivitas normal untuk ibadah.

Pakai Masker

Imran juga mengingatkan baik jemaah haji maupun petugas di hotel, kloter maupun sektor jangan abai dan lengah serta selalu menggunakan masker. Terutama saat keluar dari kamar untuk menjaga diri karena masih dalam situasi pandemi walaupun Arab Saudi sudah melonggarkan protokol kesehatan.

"Gunakan masker, penting untuk menjaga jamaah tidak supaya tidak sampai terinfeksi dan harus jalani isolasi. Walaupun gejala sudah sembuh tetap isolasi sampai selesai baru boleh keluar kamar. Nah Ini kan hambat aktivitasnya. Ini pentingnya gunakan masker," kata dia.

Dia menambahkan, berdasarkan data pelayanan tahun sebelumnya, yang paling banyak dirawat baik di rumah sakit maupun KKHI adalah mereka yang terkena pneumonia atau radang paru.

"Nah cegah pneumonia ini mudah, pakai masker. Sebelum pandemi, kasus radang paru sangat tinggi, apalagi di masa pandemi ini. Jadi tetap jemaah haji pakai masker di luar kamar, cuci tangan. Semua prokes yang di lakukan di tanah air tetap di lakukan saat ibadah di tanah suci," tandas Imran.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya