Liputan6.com, Jakarta - Indeks Kualitas Udara atau AQI di Jakarta, terutama di pagi hari masuk daftar kota dengan kategori tidak sehat atau buruk selama sepekan terakhir. Kualitas udara Jakarta buruk terjadi sejak Jumat 17 Juni 2022.
Bahkan, merujuk situs IQAir, Jakarta terpantau memiliki kualitas udara terburuk di dunia selama 3 hari berturut-turut. Tepatnya pada Senin 20 Juni, Selasa 21 Juni, dan Rabu 22 Juni 2022.
Advertisement
Baca Juga
Pada Kamis 23 Juni 2022, peringkat Jakarta sedikit terkoreksi dengan turun ke posisi kedua kota terburuk kualitas udaranya. Hingga pukul 07.10 WIB, indeks pencemaran udara di Ibu Kota berada di angka 164 yang menunjukkan kondisi udara yang tidak sehat.
Tingkat kualitas udara terburuk pertama di dunia pada Kamis pagi 23 Juni 2022 ditempati Kota Lahore, Pakistan, dengan 174 AQI. Kota New Delhi, India, berada di urutan ketiga dengan 157 AQI. Berikutnya, Kota Santiago, Chile, dengan 153 AQI dan Kota Ho Chi Minh, Vietnam, di angka indeks 151. Kelima kota termasuk Jakarta berada di posisi yang menunjukkan kualitas udara tak sehat bagi manusia.
Angka 0-50 AQI berkategori Baik, 51-100 AQI kondisi Sedang, 101-150 AQI Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif. Selanjutnya, angka 151-200 berkategori Tidak Sehat, 201-300 AQI Sangat Tidak Sehat, dan 301+ AQI tergolong Berbahaya.
Selama sepekan terakhir, rata-rata konsentrasi PM2.5 di Jakarta di kisaran 14-27 kali di atas nilai panduan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. PM2.5 berarti polutan berbentuk seperti debu, jelaga, dan asap dengan ukuran di bawah 2,5 mikron.
Apa penyebab buruknya udara di Jakarta dalam sepekan terakhir? Bagaimana ragam tanggapan kualitas udara di Jakarta terburuk sedunia? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Sedunia
Advertisement
Infografis Penyebab Buruknya Kualitas Udara di Jakarta
Infografis Ragam Tanggapan Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Sedunia
Advertisement