Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Adha juga sering disebut sebagai Hari Raya Qurban. Sebab, momentum pada Idul Adha biasanya dijadikan oleh umat muslim untuk berkurban, baik sapi maupun kambing.
Namun, penerima daging kurban saat Idul Adha seringkali merasa kebingungan sama jenis daging yang diterimanya. Lantaran tak adanya label apakah itu daging kambing atau sapi, termasuk pula bagian apanya.
Advertisement
Baca Juga
Tak perlu khawatir, berikut sejumlah petunjuk guna memudahkan dalam mengindentifikasi perbedaan daging sapi dan kambing seperti dikutip Liputan6.com dari keterangan pers Cookpad Indonesia pada Sabtu, 9 Juli 2022:
1. Aroma
Daging kambing mempunyai aroma yang khas dan cenderung kuat, atau yang biasa disebut prengus (memiliki aroma khas). Sedangkan daging sapi tidak mencolok dan tidak terlalu amis.
2. Tekstur dan serat
Daging kambing mempunyai serat yang lebih tebal sehingga teksturnya lebih kasar. Ketika dipegang pun terasa lebih empuk. Sedangkan daging sapi seratnya lebih kecil dan renggang. Ketika dipegang akan terasa lebih kenyal dan halus.
3. Lemak
Daging sapi juga mempunyai garis putih lemak yang panjang, sedangkan daging kambing tidak. Gumpalan lemak daging kambing berkumpul di bagian tertentu saja.
4. Warna
Baik daging sapi maupun daging kambing sebenarnya mempunyai warna yang berbeda.
Daging sapi mempunyai warna pucat dan akan berubah menjadi coklat gelap saat terpapar udara. Sedangkan daging kambing warnanya merah cerah dan akan berubah agak ungu ketika terkena suhu ruangan.
Tentunya saat dimasak, rasa kedua daging juga berbeda. Daging kambing mempunyai rasa lebih gurih daripada daging sapi. Rasa gurih daging kambing dipengaruhi oleh aromanya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara Mengolah Daging Idul Adha
Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Chef Budi Sutomo membagikan tips memilih daging sapi yang yang lebih sehat dan minim kolesterol sebagai menu hidangan hari raya Idul Adha.
Memilih daging jenis tertentu dan mengolahnya dengan bahan-bahan yang aman dapat mencegah peningkatan kolesterol, kata Chef Budi.
"Untuk konsumsi daging yang lebih aman, bisa memilih daging sapi bagian sirloin atau tenderloin yang memiliki kadar lemak lebih rendah. Di samping itu perlunya pengolahan yang baik menggunakan bahan-bahan masakan yang aman," ujar Chef Budi dikutip dari Antara.
Mengenai pengolahan daging sapi, Budi menyarankan untuk menggunakan minyak zaitun, minyak bunga matahari atau minyak jagung yang memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan minyak kelapa sawit atau mentega.
Agar hidangan jadi lebih sehat, Budi juga membagikan tips melengkapi sajian daging dengan menu sayur seperti campuran salad atau diolah dengan sayur menjadi kaserol panggang atau kukus. Hal itu bertujuan menghindari kadar lemak yang berlebih dari proses pengolahan panganan.
"Dengan menerapkan pola gizi seimbang maka hari raya Idul Adha dapat menjadi lebih sehat, maka harus diimbangi asupan daging dengan buah dan sayuran," Budi menjelaskan.
Budi juga mengatakan untuk menghindari konsumsi daging olahan seperti sosis, nugget, daging asap dan daging olahan lainnya yang dinilai tinggi garam.
Advertisement
Pesan Jokowi di Momentum Idul Adha
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melaksanakan salat Idul Adha 1443 Hijriah di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (10/7/2022).
Usai salat, Jokowi yang didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nazarudin Umar menyampaikan rasa syukur akan hadirnya momen kurban tahun ini yang dinilai sebagai momen menebar kebaikan.
"Alhamdulilah pada pagi hari ini kita baru saja menunaikan ibadah salat id di hari raya 1443 Hijriah ini di tahun 2022. Hari raya Idul Adha kita maknai sebagai sebuah ketauhidan, sebuah aktivitas yang menebarkan kebaikan yang sebanyak-banyaknya untuk sesama," kata Jokowi di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Dia menjelaskan, menebar kebaikan sebanyak-banyaknya juga dimaknai dengan berbagi rasa bahagia yang juga sebanyak-banyaknya kepada rekan di kiri dan kanan kiri.
"Jadi berkurban bukan hanya menyembelih hewan, tetapi terdapat yang lebih penting lagi (kebaikan dan kebahagiaan)," jelas Jokowi.
Menutup sambutannya, Jokowi berpesan bahwa Covid-19 masih ada dan nyata.
Dia pun meminta masyarakat tidak abai dan tetap menerapkan protokol kesehatan, baik di dalam dan luar ruangan dengan bermasker sebagai sebuah keharusan.
"Masih (masker) sebuah keharusan, utamanya untuk kota-kota yang interaksi masyarakatnya tinggi. Saya masih ingatkan lagi pemerintah daerah, pemerintah kita kabupaten dan provinsi serta TNI porli untuk terus melakukan vaksinasi booster karena memang ini diperlukan," kata Jokowi.
Tetap Waspada
Sebelumnya, memperingati Hari Raya Idul Adha 1443 H, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap Covid-19.
Bahwa perayaan Idul Adha harus dijadikan sebagai momentum berbagi kepedulian, penggerak roda ekonomi, dan mengubah situasi pandemi menuju endemi Covid-19. Beberapa isu lain yang juga harus diperhatikan dalam momentum Idul Adha, seperti krisis pangan dan energi.
Muhadjir juga mengatakan, momentum Idul Adha bisa dimaknai untuk saling berbagi.
"Momentum berkurban (Hari Raya Idul Adha) ini, mengajarkan kita untuk saling berbagi dan membangkitkan kembali rasa empati kita kepada saudara yang kurang beruntung,” ujar Muhadjir usai melaksanakan salat Id di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Ki Bagus Hadikusumo, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 9 Juli 2022.
“Kita harus menghemat energi dan tetap waspada terhadap Covid-19 karena sampai saat ini masih ada," sambungnya.
Advertisement