Muhaimin Iskandar Minta Kemenkes Waspadai Varian Baru Omicron di India dan China

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan mewaspadai sub-varian Omicron yang terus berkembang di seluruh dunia.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 12 Jul 2022, 14:25 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2022, 14:25 WIB
Muhaimin Iskandar
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai. Meskipun kasus di dunia dan Indonesia mengalami penurunan, namun kewaspadaan tak boleh turun mengingat masih munculnya varian virus baru. Salah satunya sub varian Omicron.

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai sub-varian Omicron yang terus berkembang di seluruh dunia, khususnya sub-varian BA.2.75 di India dan sub-varian BA.5.3.1 atau Bad Ned di China.

"Kemenkes segera berkoordinasi dengan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) untuk mengetahui perkembangan sub-varian Omicron yang sampai saat ini masih terus berkembang di sejumlah negara," kata Muhaimin di Jakarta, Selasa (12/7)

Dia menilai, upaya kesiapsiagaan diperlukan agar bisa dilakukan langkah dan ditentukan waktu yang tepat apabila mengharuskan kembali diberlakukannya pengetatan masuknya pelaku perjalanan luar negeri ke Indonesia. 

Muhaimin juga mendorong Kemenkes segera menginformasikan kepada masyarakat mengenai sub-varian Omicron yang baru tersebut agar masyarakat tidak mudah percaya dengan pemberitaan atau informasi yang belum valid.

"Hingga saat ini masih belum ditemukan kepastian dan keakuratan apakah sub-varian baru tersebut menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan dengan sub-varian Omicron lainnya," ujarnya.

Temuan Dua Varian Baru Omicron

Muhaimin Iskandar
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.

Menurut dia, dengan adanya temuan dua varian baru tersebut, pemerintah perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap keberadaan dua sub-varian Omicron itu, meskipun sub-varian tersebut belum ditemukan di wilayah Indonesia.

Langkah itu menurut Muhaimin karena mobilitas masyarakat yang tinggi ke luar dan masuk wilayah Indonesia, sehingga tetap memungkinkan untuk membawa virus tersebut masuk ke Indonesia.

"Kemenkes perlu mempelajari pola penyebaran virus corona yang sebelumnya sempat mewabah, seperti varian Alfa dan Delta, khususnya penyebaran virus corona yang beberapa waktu lalu mewabah di India dan China yang sempat menyebar ke sejumlah negara dengan cukup cepat," katanya.

Muhaimin menilai, dengan kesiapsiagaan sejak awal maka dapat dilakukan upaya preventif untuk mencegah masuknya sub-varian BA.2.75 dan BA.5.3.1 ke Indonesia. Karena itu menurut dia, Kemenkes tidak hanya berhenti mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes), khususnya memakai masker ketika masyarakat beraktivitas di dalam maupun di luar ruangan. 

"Kombinasi varian yang cukup menular dan longgarnya pembatasan, membuat kasus COVID-19 berpotensi terus meluas dan membesar, hingga akhirnya memicu banyak mutasi dan sub-varian baru Omicron," katanya.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya