Tiba di Indonesia, 12 WNI Korban Sekap di Kamboja Langsung Masuk Rumah Perlindungan Trauma Center

Pemulangan tahap pertama warga negara Indonesia (WNI) yang disekap di Kamboja sudah dilakukan. Sebanyak 12 WNI tersebut sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat pada Jumat malam, 6 Agustus 2022.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 06 Agu 2022, 15:29 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2022, 10:04 WIB
Sebanyak 12 WNI tersebut sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat pada Jumat malam, 6 Agustus 2022. (Dok Kemenlu)
Sebanyak 12 WNI tersebut sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat pada Jumat malam, 6 Agustus 2022. (Dok Kemenlu)

Liputan6.com, Jakarta Pemulangan tahap pertama warga negara Indonesia (WNI) yang disekap di Kamboja sudah dilakukan. Sebanyak 12 WNI tersebut sudah tiba di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan selamat pada Jumat malam, 6 Agustus 2022.

"Alhamdulillah, 12 WNI korban penipuan perusahaan oline scam di Kamboja telah tiba dengan selamat di Tanah Air. Tadi telah diatur penerimaannya dengan teman-teman kementerian lembaga terkait, dari BP2MI, dari kepolisian Soetta, Kemensos, dan juga dari Bareskrim Polri," ungkap Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha.

Menurutnya, pemulangan tersebut adalah tahap pertama. Sisanya, akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Dapat kami sampaikan, ini adalah tahap pertama pemulangan para korban penipuan online scam tersebut dan Insya Allah tahap selanjutnya akan segera kita lakukan, menyesuaikan dengan ketersediaan dari penerbangan," tutur Judha.

Untuk selanjutnya, ke-12 WNI tersebut akan langsung ditempatkan di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) milik Kemensos, sebagai langkah rehabilitasi dari rasa trauma pasca-perlakuan penyekapan oleh oknum di Kamboja.

"Secara umum kondisi fisik mereka baik, kondisi psikologis mereka pada saat mereka kita tampung sementara di KBRI Pnom Penh, mereka telah menjalani konseling yang tentunya nanti akan dilanjutkan di RPTC," katanya.

Seperti diketahui, sebanyak 62 WNI diduga telah menjadi korban penipuan lowongan kerja dan juga menjadi korban perdagangan manusia. Mereka ditipu sedari awal perekrutan di Indonesia dan dipaksa bekerja di sebuah perusahaan investasi bodong atau cyber scam.

 

Ciri-Ciri Loker Bodong di Luar Negeri

Menlu Retno Marsudi dan beberapa pejabat Kepolisian Indonesia telah lakukan pertemuan dengan para WNI korban penipuan dan perdagangan manusia di Kamboja (Kemlu RI).
Menlu Retno Marsudi dan beberapa pejabat Kepolisian Indonesia telah lakukan pertemuan dengan para WNI korban penipuan dan perdagangan manusia di Kamboja (Kemlu RI).

Sebelumnya dilaporkan, Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha juga menyayangkan ada WNI yang terkena kasus scam atau lebih dikenal dengan lowongan pekerjaan bodong ini secara berulang. Ia pun mengungkap ciri-ciri loker palsu tersebut agar masyarakat bisa sadar. 

"Kasus ini berulang. Kuncinya selain penegakan hukum adalah kesadaran masyarakat," ujar Judha dalam media briefing di Jakarta, Jumat (29/7). 

Berikut sejumlah ciri-ciri loker berbahaya yang wajib diwaspadai:

1. Media Sosial 

Judha Nugraha berkata loker palsu dari luar negeri kerap beredar di media sosial. Contoh sejauh ini ada dari Laos, Kamboja, dan Filipina.

2. Janji Manis 

Ciri kedua adalah loker yang tidak jelas itu terkesan mudah, akan tetapi gajinya fantastis.

3. Kualifikasi 

Meski lokernya mengajak kerja di luar negeri, kualifikasi sangat mudah. Ini harus dicurigai karena tentu tidak masuk akal. 

"Bekerja ke luar negeri, tapi enggak minta kualifikasi apa-apa," ujar Judha. 

4. Informasi Perusahaan Tak Jelas

Ini juga wajib dilakukan oleh para pencari kerja. Coba cari dahulu informasi mengenai perusahaan itu di Google agar tak terjebak kerja di perusahaan bodong, bahkan melanggar HAM. 

"Kita tidak bisa melakukan kroscek terhadap kredibilitas perusahaan tersebut," ujar Judha. 

5. Visa 

Ciri yang menonjol dari loker abal-abal adalah berangkat tidak menggunakan visa pekerja, melainkan visa kunjungan.

"Beberapa modus tersebut kalau ditemui, maka hati-hati. Dan jangan memaksakan diri. Jadi kesadaran masyarakat untuk melindungi dirinya sendiri dengan langkah-langkah tersebut itu menjadi kunci perlindungan," ujar Judha.

 

129 WNI Tertipu

Kementerian Luar Negeri RI melaporkan bahwa jumlah WNI yang menjadi korban scam pekerjaan di Kamboja masih bertambah. Berdasarkan update terkini, jumlah yang terjebak ada 129 orang. 

Direktur Perlindungan WNI di Kemlu RI, Judha Nugraha, menjelaskan pihaknya terus melakukan pemantauan untuk mendeteksi kasus-kasus serupa. Kerja sama telah dijalin dengan Bareskrim Polri dan kepolisian Kamboja. 

"Kita mencatat bahwa angkanya terus bertambah dari hari ke hari," ujar Judha dalam press briefing virtual, Jumat (5/8/2022).

"Kasus yang kita tangani di awal pada Minggu lalu ada 53. Kemudian naik jadi 60, 68, 70, dan terakhir sekarang menjadi 129. Jadi ada 129 WNI yang telah kita selamatkan dan saat ini dalam penjagaan dari KBRI," ucap Judha. 

Sihanoukville

Mayoritas WNI yang terjebak scam itu berada di Kota Sihanoukville. Kota itu berada di pesisir barat daya Kamboja, dan jaraknya cukup jauh dari Phnom Penh dan Ho Chi Minh City. 

"Jadi ke-129 WNI tersebut bekerja di berbagai macam perusahaan online scam yang berada di berbagai macam daerah. Namun mayoritas berada di Sihanoukville," jelas Judha.

Menlu RI Retno Marsudi telah turun tangan untuk mendorong percepatan perundingan dengan Kamboja terkait penyelesaian masalah ini. Pihak Kemlu RI menyorot percepatan proses sehingga WNI bisa cepat-cepat pulang. 

Hingga kini, Kemlu RI masih terus berusaha melakukan pemulangan kepada WNI yang terjebak scam di Kamboja, namun kesulitan masalah ketersediaan penerbangan. Para perempuan menjadi prioritas evakuasi.  

Infografis 5 Alur Verifikasi bila WNI dan WNA Vaksinasi Covid-19 di Luar Negeri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Alur Verifikasi bila WNI dan WNA Vaksinasi Covid-19 di Luar Negeri. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya