Ponpes Gontor Benarkan Adanya Penganiayaan Santri Hingga Meninggal

Juru Bicara Pondok Pesantren Modern Gontor, Noor Syahid angkat bicara terkait meninggalnya satu santri, AM akibat diduga dianiaya sesama santri.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 07 Sep 2022, 10:10 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2022, 21:15 WIB
[Bintang] Sembilan Tahun Ngebully Teman Sendiri, Akhirnya Pria Ini Masuk Penjara
Inilah akhir dari cerita seorang pria yang selama sembilan tahun selalu membully temannya, meskipun ia sudah tak berada di sekolah yang sama. (Ilustrasi: Bullying | Bully Awareness Resistance Education)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pondok Pesantren Modern Gontor, Noor Syahid angkat bicara terkait meninggalnya satu santri, AM akibat diduga dianiaya sesama santri. Noor membenarkan adanya dugaan penganiayaan terhadap AM.

"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat," ujar Noor dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).

Noor mengaku, pihak pesantren setelah menemukan dugaan adanya penganiayaan tersebut langsung bertindak cepat dan menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut.

"Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, kami juga langsung mengambil tindakan tegas dengan menjatuhkan sanksi kepada mereka yang diduga terlibat, yaitu dengan dikeluarkan sebagai santri dari Pondok Modern Gontor secara permanen dan langsung memulangkan mereka," kata dia.

Dia menyebut Pondok Modern Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apapun bentuknya. Gontor juga mengaku siap kooperatif terhadap proses hukum.

"Kami juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum peristiwa wafatnya almarhum AM ini," kata dia.

Noor menceritakan, AM yang merupakan santri Gontor asal Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022. Ponpes Gontor meminta maaf kepada pihak keluarga AM atas kejadian ini.

Noor juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga AM, jika dalam proses pengantaran jezanah dianggap tidak jelas dan terbuka.

"Kami tentu saja sangat menyesalkan terjadi peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata Noor.

Soimah tak dapat lagi membendung rasa sedihnya, di depan pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea, ketika menceritakan kembali kisah dukanya kehilangan putra sulungnya, Albar Mahdi (16).

 

Minta Bantuan Hukum ke Hotman Paris

Hotman Paris membuat keputusan mengejutkan. Ia mundur dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) - Instagram (https://www.instagram.com/p/CclzOniv0Cn/)
Hotman Paris membuat keputusan mengejutkan. Ia mundur dari Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) 

Pertemuan mereka terjadi saat Hotman Paris Hutapea bertandang ke Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), dalam rangka mendampingi korban pemukulan anggota DPRD Palembang, MZ, Minggu 4 September 2022.

Soimah menceritakan saat dia dan keluarganya mendapatkan kabar jika Albar Mahdi, anaknya sudah meninggal dunia sekitar pukul 06.45 WIB. Namun, mereka baru dikabari sekitar pukul 10.40 WIB, Senin 22 Agustus 2022.

Didampingi ayahnya, jenazah Albar, siswa kelas 5i Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jatim, tiba di rumah duka di Kelurahan Sungai Selayur Kecamatan Kalidoni Palembang, pada Rabu 23 Agustus 2022 siang.

Jasad Albar Mahdi akhirnya dikebumikan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Sungai Selayur, pada Rabu sore, tak jauh dari rumah duka.

"(Meninggal dunia) diduga karena tindak kekerasan. Sudah dikubur, tidak ada visum, belum buat laporan polisi. Karena pertimbangan menyangkut lembaga besar, Gontor. Iya (meninggal dunia di Ponpes Gontor 1)," ucapnya kepada Hotman Paris, yang ditayangkan di akun @hotmanparisofficial, Selasa (5/9/2022).

Hotman Paris yang melihat foto kondisi jenazah menduga, anak Soimah mengalami tindakan kekerasan. Pengacara kondang ini pun meminta kepada Polda Jatim dan Polres Ponorogo Jatim, untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Usai viral di medsos, surat terbuka untuk Ponpes Gontor 1 Ponorogo Jatim yang ditulis Soimah, disebarluaskannya di aplikasi pesan instan WhatsApp Group (WAG).

Surat terbuka tersebut berisi jika keluarga korban meminta kejelasan, atas meninggalnya sang anak tercinta. Soimah meminta keadilan kepada semua pihak, agar bisa membantunya atas berpulangnya anaknya secara mendadak.

"Sungguh miris, tragis dan menyakitkan hati saya dan keluarga tidak ada kabar sakit atau apapun itu dari anak saya. Tiba-tiba dapat kabar dari pengasuhan Gontor 1 telah meninggal dunia pada Senin, 22 Agustus 2022 pukul 10.20. Padahal di surat keterangan yang kami terima, meninggal dunia pukul 06.45 WIB , ada apa? rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami," tulisnya dalam surat terbuka untuk Ponpes Gontor 1 Ponorogo Jatim.

Ponpes Gontor Minta Maaf ke Orang Tua Santri yang Tewas Diduga Dianiaya

Santri Gontor Meninggal Dunia, Jubir Ponpes Ponorogo Akui Adanya Dugaan Kekerasan
Suasana saat jenasah AM, santri Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jatim, tiba di rumah duka di Kota Palembang Sumatera selatan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Juru Bicara Pondok Modern Gontor Noor Syahid menyatakan, pihaknya memohon maaf dan belasungkwa atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan.

"Kami sangat menyesalkan terjadi peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum. Dan sebagai pondok pesantren yang concern terhadap pendidikan karakter anak, tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujarnya dalam keerangan tertulis, Senin (5/9/2022).

Dia menyatakan, berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, pihaknya menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat.

"Kami langsung bertindak cepat dengan menindak/menghukum mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut," ujarnya.

Pada hari yang sama ketika almarhum wafat, pihakn Pondok langsung mengeluarkan  santri yang terlibat  secara permanen.

"Pada prinsipnya kami Pondok Modern Gontor, tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya, termasuk dalam kasus almarhum AM ini," jelasnya.

Pihaknya juga siap untuk mengikuti segala bentuk upaya dalam rangka penegakan hukum peristiwa wafatnya almarhum AM ini.

Perkembangan Bullying di Indonesia
Infografis Kasus Bullying (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya