Liputan6.com, Jambi - Program makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan program Presiden Prabowo Subianto dan Wakilnya Gibran Rakabuming Raka telah bergulir di sejumlah provinsi pada Senin, 6 Januari 2025. Sudah memasuki hampir sepekan, banyak provinsi yang menerapkannya, namun nyatanya Provinsi Jambi belum tersentuh program tersebut.
"Kita (Jambi) belum termasuk prioritas, masih menunggu informasi juknisnya (petunjuk tenkis) dari Jakarta," kata Gubernur Jambi Al Haris ketika ditemui di Jambi, Kamis (09/01/2025).
Advertisement
Baca Juga
Al Haris yang baru saja ditetapkan sebagai Gubernur Jambi terpilih dalam Pilkada serentak 2024 lalu, tidak bisa memastikan kapan program makan bergizi gratis akan dilaksanakan di provinsinya. Saat ini kata dia, baru 26 provinsi yang masuk prioritas untuk tahap awal.
Advertisement
Dia memastikan nantinya program makan bergizi gratis tidak akan membeda-bedakan. Tak hanya khusus di kota, program ini juga diklaim akan menyeluruh.Â
Disinggung apakah masyarakat adat Orang Rimba atau Suku Anak Dalam (SAD) yang tinggal di pelosok dan sekitar hutan akan mendapatkan program ini, Al Haris malah mengaku saat ini pemerintah sudah menjadikan SAD bagian dari penduduk Provinsi Jambi dan bukan lagi kelompok marjinal.
"Dia (SAD) ini sudah tidak lagi termarjinal, sudah menyatu dengan kita. Anaknya belajar di sekolah umum, rumah sudah tembok. Nyambung semuanya, enggak ada masalah," kata Haris.Â
"Iya tetap dapat (program makan bergizi gratis), semua pasti dapat, kita ada kok datanya untuk SAD ini," sambung Haris.
Kehidupan Orang Rimba
Orang Rimba merupakan komunitas adat terpencil yang membangun kehidupannya di dalam kawasan hutan. Namun, kini Orang Rimba hidup tanpa rimba. Hilangnya hutan yang menjadi sumber makanannya telah mengubah kehidupan mereka.
Dulu Orang Rimba di Jambi disebut Suku Kubu atau sering juga disebut sebagai Suku Anak Dalam (SAD). Sebutan Orang Rimba menjadi SAD ini disematkan oleh pemerintah mulai tahun 1970.
Survei terakhir yang dilakukan organisasi nirlaba pemerhati lingkungan dan orang rimba, KKI Warsi menyebutkan jumlah populasi orang rimba mencapai 5.200 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di beberapa kabupaten di wilayah Provinsi Jambi.
Di Provinsi Jambi, Orang Rimba tergabung dalam masing-masing kelompok yang biasanya dipimpin oleh seorang tumenggung. Setiap populasi Orang Rimba selalu terdapat kelompok anak-anak. Satu ibu rata-rata memiliki anak di atas lima.
Tak sedikit dari kelompok anak-anak mengenyam pendidikan di pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau lembaga sekolah nonformal.Â
Kini alih fungsi hutan yang begitu masif menjadi korporasi perkebunan kelapa sawit membuat kelompok orang rimba semakin kesulitan mencari sumber pangan. Luas kawasan hutan di Jambi tersisa 900 ribu hektare atau 17 persen dari total luasan provinsi ini.
Semakin berkurangnya luas kawasan hutan tersebut, juga membuat mereka tergusur. Orang Rimba masih sulit mengakses akses pangan, kesehatan, dan dibayangi kemiskinan.
Dari jumlah populasi orang rimba saat ini sebagian besar hidup dalam kondisi di bawah garus kemiskinan. Selain tinggal di sekitar kawasan hutan, Orang Rimba juga hidup secara semi nomaden di sepanjang jalan lintas tengah Sumatra, Jambi.
Selain masih dibayangi kemiskinan, kelompok orang rimba juga memiliki gaya hidup yang belum sehat. Tak jarang saat musim sulit, anak-anak orang rimba mengonsumsi berondolan sawit.Â
Untuk jangka pendek dan sangat mendesak khusus orang rimba yang sedang mengalami malnutrisi dan sakit, pemerintah harus segera mengambil tindakan penyediaan makanan, penambahan nutrisi gizi dan pemberian imunisasi harus mesti dilakukan.
Â
Advertisement