Respons Polri Terkait Sosok Penyedia Jet Pribadi Untuk Brigjen Hendra Kurniawan

Indonesia Police Watch (IPW) menelusuri adanya dua sosok penyedia pesawat jet pribadi atau private jet untuk tumpangan Brigjen Hendra Kurniawan bersama anggota polisi lainnya bertolak ke Jambi, menemui keluarga almarhum Brigadir J.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 19 Sep 2022, 14:02 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2022, 14:02 WIB
Brigjen Hendra Kurniawan yang Disebut Kuasa Hukum Keluarga Larang Buka Jenazah Brigadir J.
Brigjen Hendra Kurniawan (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menelusuri adanya dua sosok penyedia pesawat jet pribadi atau private jet untuk tumpangan Brigjen Hendra Kurniawan bersama anggota polisi lainnya bertolak ke Jambi, menemui keluarga almarhum Brigadir J.

Polri pun menyatakan bahwa hal tersebut menjadi bagian dari materi pendalaman Tim Khusus (Timsus) penanganan kasus kematian ajudan Ferdy Sambo.

"Itu merupakan bagian dari materi Timsus ya, kemudian dari Waprof (Pembinaan dan Pengawasan Profesi Divisi Propam Polri) ya," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/9/2022).

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polri untuk mengusut terungkapnya pemakaian pesawat jet pribadi atau private jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan saat bertolak ke kediaman keluarga almarhum Brigadir J. Dia menduga, hal ini terkait dengan temuan uang Rp155 triliun oleh PPATK dari judi online.

Sebelumnya, pengacara keluarga Brigadir J menduga bahwa jet pribadi itu merupakan milik dari seseorang berinisial RBT. Hasil penelusuran IPW, jet ini juga sering digunakan oleh sejumlah pengusaha, salah satunya YS untuk keperluan bisnis Jakarta-Bali.

Oleh karena itu, Tim Khusus Polri diminta menjelaskan keterlibatan sosok RBT dan YS dalam kasus Ferdy Sambo dan Konsorsium 303, sekaligus membongkar perannya.

"IPW mencium aroma amis keterlibatan RBT dan YS dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303, lantaran selain RBT, nama YS muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303 sebagai bos konsorsium judi wilayah Jakarta," tutur Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Menurut dia, Brigjen Hendra Kurniawan diketahui pada 11 Juli 2022 telah diperintahkan atasannya yakni Ferdy Sambo selaku mantan Kadiv Propam Polri, untuk menuju ke Jambi menemui keluarga Brigadir J. Dia diminta memberikan penjelasan soal kematian ajudan Ferdy Sambo tersebut.

"Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu pun berangkat bersama Kombes Agus Nurpatria, Kombes Susanto, AKP Rifazal Samual, Bripda Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu, dan Briptu Mika menggunakan private jet, yang menurut pengacara Kamaruddin Simanjuntak sebagai milik seorang mafia berinisial RBT," jelas dia.

Dalam penelusuran IPW, lanjut Sugeng, nama RBT adalah Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia yang bermarkas di Jakarta Selatan, dan lokasinya hanya berjarak 200 meter dari Mabes Polri.

Satgasus Tumpul Lawan Judi Online

Mantan Ketua Presidium IPW, almarhum Neta S Pane pada Juli 2020 juga sudah pernah meminta kepada Tim Satgasus Merah Putih Polri untuk segera bertindak memberangus bandar judi online guna menjaga marwah negeri dan institusi. Satgasus Merah Putih dinilai selama ini sigap memburu bandar narkoba, namun impoten dalam melawan judi online.

"Dengan kenyataan ini, apa yang dinyatakan Neta S Pane itu adalah benar adanya, di mana terbukti Konsorsium Judi Online selama ini dilindungi oleh Satgas Merah Putih," kata Sugeng.

IPW mengidentifikasi jenis private jet yang digunakan oleh Brigjen Hendra Kurniawan saat terbang ke Jambi, yakni tipe Jet T7-JAB.

Pesawat itu disebutnya sering dipakai oleh mantan narapidana kasus korupsi AH dan YS dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali.

"Seperti diketahui AH dan YS adalah pemilik Hotel Pullman Bali. Karenanya, Timsus bentukan Kapolri perlu menelusuri hubungan tali temali antara Kaisar Sambo, dana judi online sebesar Rp 155 triliun milik Konsorsium 303, dengan RBT dan YS dalam kaitan pemberian dukungan kepada pencalonan capres tertentu pada 2024 di mana Ferdy Sambo ingin menjadi Kapolri-nya," ujar Sugeng.

Diminta Periksa RBT dan YS

IPW menegaskan, tidak ada alasan bagi Timsus Polri untuk tidak memproses hukum judi online kelompok Konsorsium 303 dengan transaksi sebesar Rp 155 triliun yang sudah dijejaki oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Termasuk, lanjut dia, memeriksa RBT dan YS dalam kedudukannya sebagai terduga tokoh bandar besar judi online.

Terlebih, saat ini Polri tengah melakukan bersih-bersih internal sehingga aliran dana dari judi online yang masuk ke anggotanya harus dibongkar secara terang benderang.

Oleh karena itu, dia meminta Presiden Jokowi untuk serius memberangus judi online tersebut. Juga membongkar peran Ferdy Sambo terkait dugaan gratifikasi saat menjadi Kepala Satuan Tugas Khusus Merah Putih.

"IPW menghimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk serius memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memproses hukum temuan aliran dana Rp 155 triliun dari judi online. Sekaligus, membongkar peran Ferdy Sambo saat menjadi Kasatgassus Merah Putih serta penerimaan gratifikasi fasilitas penggunaan pesawat private jet oleh Brigjen Hendra Kurniawan yang adalah tindak pidana korupsi. Karenanya, KPK juga harus memeriksa terkait gratifikasi pesawat jet," Sugeng menandaskan.

Infografis Irjen Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Irjen Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya