Kemenpora dan KONI Didorong Sidik Tragedi Kanjuruhan Malang

Pemerintah dan DPR didorong untuk segera merumuskan dan mensahkan undang-undang yang ada kaitannya dengan pendukung olahraga khususnya supporter sepakbola.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 02 Okt 2022, 21:14 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2022, 21:12 WIB
Foto: Suasana Mencekam Kericuhan usai Laga Arema FC Vs Persebaya Surabaya Pada Laga Lanjutan BRI Liga 1 2022/2023
Pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan laga Arema Vs Persebaya diberikan kawalan ketat untuk masuk ke dalam ruang stadion karena mereka tak henti-hentinya dilempari botol dan benda-benda lainnya dari tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Sepakbola Indonesia Juara (SIJ), Hendri Satrio mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) untuk menyidik tragedi Kanjuruhan, Malang. Diketahui, akibat peristiwa tersebut ratusan jiwa melayang. 

"PSSI tidak perlu membentuk berbagai tim sebagai tindak responsif atas tragedi ini, sebab PSSI adalah penyelenggara pertandingan, saya justru mendorong pemerintah, Menpora dan KONI untuk melakukan penyidikan, bukan intervensi ke sepakbolanya tapi respon lanjutan atas tragedi ini," kata pria karib disapa Hensat ini dalam keterangan diterima, Minggu (2/10/2022).

Selain itu, lanjut Hensat, SIJ juga mendorong Pemerintah dan DPR untuk segera merumuskan dan mensahkan undang-undang yang ada kaitannya dengan pendukung olahraga khususnya supporter sepakbola. Sebab menurut dia, hingga saat ini belum ada beleid yang menjadi payung hukum untuk mereka.

Hensat memastikan, insiden di yang meletus pada 1 Oktober 2022 itu jelas mengganggu konsentrasi pembenahan dan peningkatan prestasi Tim Nasional Sepakbola Indonesia, oleh karena itu PSSI harus terus didukung untuk melakukan pembenahan.

 “Saat ini prestasi Timnas Sepakbola sedang bagus-bagusnya, maka saya mengajak masyarakat untuk kritis pada PSSI tapi tetap mendukung upaya pembenahan yang dilakukan kepengurusan PSSI saat ini,” ajak dia.

 Menutup pernyataannya, Hensat dan SIJ menyampaikan rasa duka mendalamnya atas yang terjadi di Stadion Kanjuruhan. Dia menyatakan insiden tersebut adalah sebuah tragedi yang harus dituntaskan demi sepakbola Indonesia yang lebih baik.

 “Tragedi ini harus dituntaskan penyidikannya sehingga tidak mengganggu roadmap peningkatan prestasi Sepakbola Indonesia," Hensat memungkasi.

125 Orang Tewas

Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan memutakhirkan data terbaru soal korban tewas tragedi suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Setelah diperbaharui, jumlah korban meninggal dunia ada sebanyak 125 orang.

"Update data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129, setelah ditelusuri di RS terkait menjadi meninggal dunia 125 orang," tutur Nyoman kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Menurut Nyoman, adanya selisih angka korban tewas lantaran kesalahan pencatatan di rumah sakit yang menangani para korban. Dari jumlah yang meninggal dunia tersebut sudah teridentifikasi seluruhnya alias 100 persen.

"Jumlah korban luka sebanyak 323 orang," jelas Nyoman.

Polri akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Termasuk juga soal penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian massa suporter Arema yang turun ke lapangan dari tribun penonton.

"Sekali lagi saya minta rekan media untuk sabar, karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jatim, tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).

Menurut Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah bersiap bertolak ke Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi, keberangkatan pejabat tinggi Polri dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB melalui VIP Bandara Seokarno Hatta.

"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan, secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," kata Dedi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya