Tuntaskan Tuntutan Warga Terkait Flyover Ganefo, Ganjar: Beres, Tidak Perlu Ngamuk

Ganjar Pranowo langsung menyelesaikan tuntutan dari para pengunjuk rasa dalam waktu kurang dari 24 jam.

oleh Fachri pada 14 Okt 2022, 09:55 WIB
Diperbarui 14 Okt 2022, 09:51 WIB
Ganjar Pranowo.
Ganjar ketika menemui warga yang menggelar unjuk rasa di peresmian Flyover Ganefo Mranggen. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Semarang Aksi unjuk rasa terjadi ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meresmikan Flyover Ganefo, Mranggen, Kabupaten Demak. Aksi tersebut dilatarbelakangi karena akses jalan di sekitar perlintasan kereta api di bawah Flyover Ganefo tertutup secara permanen. Ganjar pun langsung mengambil langkah cepat, ia sukses menyelesaikan apa yang menjadi tuntutan warga tersebut kurang dari 24 jam.

Setelah unjuk rasa berlangsung, Ganjar langsung berkoordinasi dengan instansi terkait, khususnya Menteri Perhubungan guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan koordinasi yang dibangun bersama instansi terkait, Ganjar ingin memberikan bukti bahwa segala persoalan dapat dirembug atau dibicarakan tanpa harus melakukan protes dengan cara unjuk rasa.

"Alhamdulillah tadi saya kontak Menteri Perhubungan, beliau langsung merespons, mana nomor telepon bupatinya, nanti Dirjen saya langsung urus ke sana. Jadi dengan cara itu kan beres, tidak perlu pakai marah-marah atau ngamuk," kata Ganjar ditemui usai menghadiri acara Rakornas ke-13 Komisi Informasi se-Indonesia di Gedung Weeskamer, Kotalama, Semarang, Kamis (13/10/2022) malam.

Selain itu, Ganjar juga meminta kepada penanggung jawab unjuk rasa yang ternyata seorang anggota DPRD untuk mengirimkan surat-surat yang pernah dikirim ke Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

"Alhamdulillah tadi saya selesaikan. Tadi saya minta dari anggota DPRD-nya, mana surat-surat yang sudah dikirim, dikasih ke saya. Begitu dikasih langsung saya minta ngecek di pemerintahnya. Prinsipnya bisa kok itu, tinggal dikasih saja penjaga pintu kereta api maka masyarakat bisa memanfaatkan itu, itu kan sederhana. Sehingga sesuatu yang ingin diusulkan itu dikawal, ditanyakan, dan kemudian ada clearance-nya," jelas Ganjar.

Meskipun Ganjar tidak melarang adanya penyampaian aspirasi melalui aksi, tapi ia tetap menyayangkan unjuk rasa itu terjadi. Baginya, permasalahan tersebut bisa diselesaikan melalui komunikasi.

"Sebenarnya itu hanya butuh komunikasi saja. Sayangnya tidak ada yang ngontak saya," ujarnya.

 

Unjuk Rasa.
Warga yang menggelar unjuk rasa di peresmian Flyover Ganefo Mranggen. (Foto: Istimewa)

Terkait dengan penutupan jalan di perlintasan kereta api di bawah Flyover Ganefo tersebut dilakukan dengan mengirim surat langsung ke Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Bagi Ganjar, cara tersebut adalah cara lama dan sulit untuk mendapatkan respons.

"Nah surat ini belum tentu dibaca, padahal kalau di Jawa Tengah dalam konteks hal semacam ini, complain system handling-nya itu jauh lebih gampang," katanya.

"Pakai medsos bisa, pakai aplikasi laporgub bisa, atau pakai nomor handphone saya yang beberapa orang sudah tahu. Tadi saya senang sih dengan masyarakat, spanduknya turunkan lalu diturunkan, mari kita ngobrol," tambah Ganjar.

Ganjar juga menyayangnkan bahwa anak-anak diajak dalam aksi unjuk rasa tersebut. Saat menemui pengunjuk rasa di lokasi, ia sempat mengingatkan penanggung jawab aksi untuk tidak melibatkan anak-anak.

"Tadi saya protes juga karena tadi ada anggota DPRD yang jadi penanggung jawab. Nggak boleh mengajak anak-anak kalau mau demo," katanya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya