DPR Soroti Langkah Dirut Krakatau Steel Ikut Seleksi Dirjen Imigrasi

Dirut Krakatau Steel (KS), Silmy Karim, mendaftar jadi Dirjen Imigrasi jalur non-ASN.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2022, 21:19 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2022, 15:01 WIB
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Dirut Krakatau Steel (KS), Silmy Karim, mendaftar jadi Dirjen Imigrasi jalur non-ASN. Dalam pengumuman yang dikeluarkan dan ditandatangani Sekjen Kemenkumham Andap Budhi Revianto, nama Silmy menduduki nomor 1 yang lolos.

Namun, langkah Silmy Karim ini menuai kritik, mengingat kinerja Silmy selama memimpin beberapa BUMN dinilai gagal.

Anggota Komisi VI DPR RI Amin AK menyayangkan Silmy Karim mendaftar jadi Dirjen Imigrasi. Mestinya ia fokus untuk membenahi PT KS yang tengah dipimpinnnya.

Menurutnya, KS di tangan Silmy Karim masih banyak masalah, terutama berkaitan dengan masih membanjirnya impor baja yang disebabkan rendahnya daya saing baja yang dibuat KS.

"Sekarang meski ekspor meningkat, namun di dalam negeri, pasar masih dibanjiri produk baja impor. Menurut catatan Kementerian BUMN, impor baja mencapai 10,2 juta ton yang diserap oleh pembangunan infrastruktur, pembangunan perumahan, properti, dan lain lain," kata Amin dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).

Kondisi ini, kata Amin, disebabkan oleh ketidakmampuan KS dalam menghasilkan produk baja terbaik.

"Tingginya impor baja bisa menunjukan dua hal yaitu pertama, daya saing baja PT KS lebih rendah sehingga kalah dari sisi harga. Atau kedua, karena produksi baja PT KS belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri," jelasnya.


Rendahnya Daya Saing Harga

Menurutnya, rendahnya daya saing harga baja PT KS dibandingkan produk impor terutama dari China antara lain dikarenakan ketergantungan pada impor bahan baku industri baja. Bahan baku utama industri baja seperti slab, billet, dan bloom dari pengolahan biji besi masih teragntung pada impor yang jumlah mencapai 3 juta ton per tahun.

"Ketergantungan impor bahan baku utama industry baja menyebabkan rendahnya kemampuan PT KS untuk menghasilkan produk-produk baja engineering steel yang dibutuhkan sebagai bahan baku produk-produk bernilai tambah tinggi seperti otomotif, permesinan, pertahanan, penerbangan, pengeboran minyak dan peralatan-peralatan khusus. Sehingga ke depan, PR terberat industry baja nasional adalah mampu memproduksi bahan baku utama industri baja," tegasnya.

"Karena itu, penguasaan inovasi dan teknologi menjadi kunci penting mengurangi ketergantungan impor bahan baku."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya