IDI Ungkap Kendala Relawan Medis di Cianjur, Minim Penerangan hingga Air Bersih

Di sisi lain, banyak pula warga korban gempa Cianjur yang tidak mau dirujuk karena kekhawatiran akan dibawa ke luar daerahnya.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 25 Nov 2022, 15:21 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2022, 14:20 WIB
Penanganan Korban Gempa Cianjur di RSUD Cimacan
Sejumlah korban gempa menjalani perawatan di RSUD Cimacan, Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). Hingga berita ini ditulis, Bupati Cianjur Herman Suherman menyebut jumlah korban meninggal akibat gempa magnitudo 5,6 yang mengguncang Cianjur sudah mencapai 56 orang dan 700 lebih lainnya luka-luka. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Moh Adib Khumaidi mengungkap sejumlah kendala yang dihadapi dokter dan tenaga medis dalam penanganan kesehatan korban gempa di Cianjur, Jawa Barat.

Selain minimnya penerangan akibat masih terjadi pemadaman listrik, sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari juga dinilai sulit.

Tidak hanya itu, tidak tersedianya sarana prasarana mandi, cuci, kakus (MCK) yang layak terutama di posko yang berada di wilayah pelosok.

"Kendala lainnya beberapa pasien luka terbuka dan patah tulang belum tertangani dikarenakan pasien tidak mau berobat. Dan alas tenda serta terpal banyak tergenang air," ungkap Adib dalam keterangannya di Cianjur, Jumat (25/11/2022).

Untuk itu, sarana dan prasarana yang dibutuhkan saat ini adalah kabel listrik, lampu listrik, air bersih PDAM untuk MCK, dan toilet portabel.

"Kebutuhan logistik lainnya yaitu multivitamin, tensocrepe kecil, tensocrepe sedang, tensocrepe besar," ucapnya.

Di sisi lain, banyak pula penderita tidak mau dirujuk karena kekhawatiran akan dibawa ke luar Cianjur.

"Makanya kami juga perlu edukasi kesehatan di lapangan," kata dia.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Deretan Tenaga Medis Bantu Korban Gempa Cianjur

Korban luka gempa Cianjur (Dok: IDI)
Korban luka gempa Cianjur (Dok: IDI)

Berdasarkan koordinasi dengan Polri dan Brimob, dan Baznas, institusi tersebut telah menyediakan tenda darurat dan dapur umum di RS Bhayangkara. Dapur darurat ini bisa memasak hingga kapasitas 500 porsi.

"Mereka juga menyediakan 16 sepeda motor trail untuk mengangkut relawan dokter dan medis lainnya ke wilayah yang belum bisa dijangkau dengan ambulans," pungkasnya.

Sejauh ini, tenaga medis yang dikirim untuk membantu penanganan korban gempa di Cianjur meliputi 167 dokter umum, 21 dokter spesialis bedah, 24 dokter spesialis ortopedi, 7 dokter spesialis anestesi, 2 dokter spesialis kejiwaan untuk trauma healing, 7 dokter spesialis anak termasuk 4 dari IDAI Jabar, dan 2 dokter spesialis penyakit dalam dari RS Muwardi Solo.

"IAI datang juga membawa tim apoteker untuk menggerus obat, PPNI, PDGI, semua OP hadir," kata Adib.

Adib mengatakan bantuan relawan dokter dan tenaga kesehatan tersebut datang dari IDI wilayah serta cabang seperti Kota/Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Karawang, Kota/Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota/Kabupaten Bogor, Serang, IDI Depok, IDI Bekasi, Makassar, dan juga Pusat Krisis Kesehatan PB IDI.

"Kami juga ada koordinasi dengan Perhimpunan di bawah IDI seperti PABOI, IDAI, POGI, PAPDI, PERKI, PDPI," jelas dia. 

Menurutnya, tenaga medis dokter yang ada di Cianjur saat ini tercatat ada 602 orang. Mereka yang sudah bertugas dalam penanganan kesehatan bagi warga terdampak gempa, antara lain 378 perawat, 77 bidan, 11 kesehatan lingkungan, 5 tenaga surveilans, 3 ahli gizi, 2 analis kesehatan, 126 apoteker.

"Relawan dokter dan nakes bekerja bergantian beberapa gelombang karena sebagian membutuhkan istirahat juga," ucapnya. 

BNPB: Korban Tewas Gempa Cianjur Bertambah Jadi 272 Jiwa, Kamis 24 November

Tim Gabungan Terus Lakukan Pencarian Korban Gempa Cianjur
Tim gabungan melakukan pencarian korban gempa Cianjur di kawasan Cugenang yang longsor, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Hingga siang ini, menurut Menko PMK Muhadjir Effendy korban meninggal akibat gempa Cianjur mencapai 162 orang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sementara itu, Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) terus memperbaharui jumlah korban jiwa dalam gempa Cianjur. Sesuai data yang tercatat yakni nama dan alamat, hingga pukul 17.00 WIB, Kamis (24/11/2022) adalah sebanyak 272 jiwa.

"Jumlah korban 272 jenazah hari ini ditemukan atas nama Ibu Nining usia 64 tahun," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat jumpa pers, seperti dikutip daring, Kamis (24/11/2022).

Meski dilaporkan korban jiwa yang telah ditemukan sebanyak 272 jiwa, dia mengatakan belum seluruh korban jiwa sudah teridentifikasi. Dia memastikan tim gabungan terus akan mencari identitas para korban.

"Yang sudah dapat diidentifikasi ada 165 jenazah, sementara yang masih kita terus kita cari identitasnya 107 jenazah," jelas Suharyonto.

Selain korban jiwa, dia mengatakan, masih terdapat warga yang dilaporkan hilang. Jumlah korban gempa yang belum ditemukan itu sebanyak 39 orang.

Data orang hilang tersebar di dua tempat, 32 orang di wilayah Cijendil dan 7 orang yang melintas di kawasan tersebut saat bencana terjadi.

INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Deretan Gempa Terbesar di Indonesia dalam 5 Tahun Terakhir (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya