Liputan6.com, Jakarta - Tersangka kasus pembunuhan berantai, Wowon Erawan alias Aki Banyu mengaku tega menghabisi nyawa istri pertamanya Wiwin Winarti dan mertuanya Noneng Suryati karena motif dendam.
Wowon mengaku kesal lantaran Noneng tak pernah mengaku bahwa Wiwin yang bekerja di Malaysia mengirimkan uang. Padahal, menurut Wowon, sang istri mengaku kerap mengirimkan uang ke Noneng.
"Aku nanya sama Wiwin 'Win, kamu suka kirim uang enggak ke si mamah (Noneng)?' Kata Wiwin, 'iya suka'. Kalau kata si mamah enggak," ujar Wowon di Mapolda Metro Jaya, Jumat (3/2/2023).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya soal uang, Wowon juga menyebut Wiwin diduga menjalin hubungan dengan pria lain selama enam tahun bekerja di Malaysia. Apalagi, saat pulang ke Indonesia, Wiwin tak langsung menemui Wowon dan justru pergi ke rumah Noneng.
"Wiwin itu pulang dari Malaysia bawa laki-laki, orang Batam katanya. Seharusnya, kalau pulang dari mana juga harus pulangnya ke suami. Tapi dia pulangnya ke rumah Noneng, mertua saya. Aku dicuekin, ya aku merasa dendam," kata dia.
Pengakuan Wowon berbeda dengan keterangan polisi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan penyidik Polda Metro Jaya. Polisi menyebut Wowon membunuh Noneng dan Wiwin di Cianjur karena takut aksi penipuan dan pembunuhan terhadap korban-korban yang lain terbongkar.
Sebab, Noneng dan Wiwin mengetahui soal aksi penipuan dan pembunuhan berantai yang telah dilakukan Wowon cs, salah satunya adalah korban Siti Fatimah yang tewas saat perjalanan menuju Mataram bersama Noneng.
Menanggapi adanya perbedaan keterangan tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi menjelaskan bahwa tersangka memiliki hak ingkar dalam memberikan keterangan.
"Tetapi penyidik sudah menggali semua keterangan tersangka dan saksi-saksi, serta mengantongi alat bukti yang cukup untuk membuktikan tindakan para tersangka," kata Hengki.
Belum Kepikiran Tobat hingga Tertangkap
Sebelumnya diberitakan, Wowon Erawan alias Dukun Aki mengaku belum kepikiran tobat atau menyudahi aksi pembunuhan berantainya atau serial killer jika kasusnya tak terungkap.
Dalam kasus ini, polisi telah menjerat Wowon, Solihin alias Duloh, dan M Dede Solehudin sebagai tersangka. Wowon cs juga telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.
"Belum ada pak (rencana tobat), tapi sekarang saya mau tobat pak (setelah kasus terungkap)," kata Wowon saat dihadirkan dalam rilis pengungkapan kasus pembunuhan berantai di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Meski beragama dan mengakui adanya Tuhan, Wowon mengaku jika dirinya telah kerasukan setan hingga tega memerintah Duloh menghabisi sembilan nyawa korbannya.
"Percaya Tuhan. Saya udah kemasukan setan aja pak. Saya nyesel sekarang, sampai sekarang mau tobat," ucapnya.
Wowon mengaku siap mempertanggungjawabkan segala perbuatannya, termasuk menerima dijerat Pasal 340 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
"Saya minta maaf ke keluarga sudah menjalankan mengorbankan anak-anaknya, yang juga belum jadi korban saya minta maaf yang sedalam dalamnya, udah kekhilafan saya mau diapain juga saya siap," ujarnya.
Alasan Belum Tobat
Wowon mengungkapkan alasan belum kepikiran tobat karena masih ada target tenaga kerja wanita (TKW) yang belum dieksekusi. Dia yakin, para TKW yang telah ditipu dengan modus penggandaan uang ini lambat laun akan menagihnya.
"Udah ada ya korban (TKW) yang belum pulang, masih di sana belum pulang," ujarnya.
Dia merinci korban yang seharusnya menjadi target yakni Aslem, Evi Lusiana, Hanna, Yeni Nursaada, Entin, Hamidah, Nene, Sulastini, Yanti alias Yenti. Sementara yang telah dibunuh yakni Siti dan Farida.
"Kenalan korban-korban itu aku disampaikan sama namanya Yeni. Aku kan dikasih gambaran waktu dulu pertama Yeni kedua Siti," kata Wowon.
"Sama Yeni itu sama adik ipar saya dikasih gambaran sama dia kalau nanti misalnya kamu punya teman TKW nanti kamu ya bawa saja sama saya gitu. Iya (sasar TKW)," sambungnya.
Advertisement