Jakarta Disebut Semakin Macet, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya

Belakangan ramai unggahan di media sosial meluapkan keluhan warganet atas kondisi macetnya jalanan di Jakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2023, 15:00 WIB
Kemacetan di Jalan Kapten Tendean Akibat Proyek Galian Utilitas
Suasana Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta yang macet, a, Senin (5/4/2021). Kemacetan dari arah Jalan Kapten Tendean menuju kawasan Blok M itu disebabkan adanya proyek galian kabel Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang memakan sebagian badan jalan. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Belakangan ramai unggahan di media sosial meluapkan keluhan warganet atas kondisi macetnya jalanan di Jakarta.

Terlebih, ketika jam berangkat maupun pulang kerja pemandangan roda dua hingga empat saling mengantre dan maju perlahan sudah jadi pemandangan lumrah.

Menanggapi kondisi tersebut, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman membeberkan salah satu faktor penyebab kemacetan di Jakarta.

Yaitu, karena transisi aktivitas masyarakat yang meningkat setelah Covid-19 dinyatakan endemi.

"Ya tentunya kan aktivitas masyarakat semakin tinggi, apalagi setelah pandemi, ini sudah dinyatakan sebagai endemi tentunya aktivitas masyarakat untuk berproduktivitas kan sangat tinggi," kata Latif kepada wartawan, Sabtu (11/2/2023).

Dia mengatakan, kondisi ini telah menjadi hukum kausalitas sebab akibat. Ketika aktivitas masyarakat kembali normal tanpa ada pembatasan, akibatnya kondisi mobilitas pun secara otomatis akan meningkat.

"Aktivitas tinggi, tentunya akan meningkatkan daripada perekonomian. Tetapi ya resikonya memang volume kendaraan akan semakin banyak di jalan," jelas Latif.

Sebagaimana data dari indeks kemacetan di DKI Jakarta berada di angkat 48% di akhir 2022. Angka itu naik drastis dari tahun 2020 yang berada di angka 34%, saat awal pandemi Covid-19. Sementata pada sebelum Covid-19, 2019 kemacetan tertinggi mencapai angka 53%.

"Tentunya kalau hitungan kemarin, di Desember kita indeks nya sudah di angka 48%. Kalau dulu di tahun 2019 indeks nya 53%, 2019 sebelum covid. Pasca covid 2020 itu di angka indeksnya 34%, mulai naik di tahun 2022 di angka 48%," kata Latif.

 

Jakarta Nyaman Karena Pembatasan

Sementara itu, Latif juga memandang kemungkinan masyarakat saat ini kerap mengeluhkan kondisi macetnya jalan di Jakarta.

Karena, efek dari pembatasan yang sempat dilakukan ketika Pandemi Covid-19 dimana angka kemacetan hanya mencapai 34%.

"2019 kan 53% ya, kalo gak salah ya 2022 kan 48%. 2020, yang paling nyaman 34%. Itu kan Jakarta enak karena ada pembatasan-pembatasan ada covid kan. Jadi itu paling nyaman (kondisi lalu lintasnya)," jelas dia.

Meski, Latif belum bisa merinci angka kemacetan yang terjadi di tahun 2023. Namun ia akan berusaha mengurai kemacetan, termasuk mencoba mengatur arus lalu lintas ketika ada pembangunan proyek.

"Mereka pun membangunnya di malam hari di atas jam 10 diusahakan. Jadi lalu lintas aktivitas masyarakat sudah mulai menurun, mereka melakukan pekerjaan. Memang ada sisa-sisa pekerjaan yang mungkin tidak bisa terselesaikan ya inilah yang harus kita buat rekayasa lalulintas," jelasnya.

Lebih lanjut, Polda Metro Jaya akan terus berupaya mengurangi kemacetan yang ada. Termasuk diantaranya dengan melakukan pengaturan lalu lintas secara maksimal serta mengajak masyarakat untuk tertib berlalu lintas.

"Akan berupaya pengaturan, penjagaan, semaksimal mungkin. Memang akhirnya kami melihat mungkin rekan-rekan anggota kami di lapangan ya mengatur, menjaga, jangan sampai terjadi stuck yang terlalu lama," kata Latif.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya