Erick Thohir Ingin Berantas Mafia Sepak Bola, DPR: Harus Dibuat Dasar Hukumnya

Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang ingin memberantas pengaturan skor atau match fixing. Keinginannya memberantas mafia sepak bola ini didukung DPR.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2023, 15:45 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 15:45 WIB
Erick Thohir Terpilih sebagai Ketua Umum PSSI dalam KLB PSSI 2023
Ketua Umum PSSI terpilih untuk periode 2023-2027, Erick Thohir memberikan keterangan pers sesaat setelah berakhirnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat pada Kamis (16/2/2023). Erick Thohir berhasil mengungguli calon lainnya, La Nyalla Mahmud Mattalitti dengan perolehan suara 64 berbanding 22. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang ingin memberantas pengaturan skor atau match fixing. Keinginannya memberantas mafia sepak bola ini didukung DPR.

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pereira memuji langkah cepat Erick tersebut.

"Prinsipnya sih setuju-setuju saja. Bagus, demi kemajuan sepak bola Indonesia karena mafia skor, mafia sepak bola ini salah satu penyakit kronis sepak bola Indonesia," kata dia, seperti dikutip Selasa (21/2/2023).

Politikus PDIP menuturkan, dalam membuat efek jera bagi pelaku pengaturan skor, tidak hanya sebatas pada hukuman seumur hidup, tetapi diberi sanksi pidana.

Oleh karena itu, ia meminta agar PSSI, Polri dan Kemenpora terlebih dahulu memastikan apakah ada dasar hukum yang pasti untuk memenjarakan mafia sepak bola.

"Tapi terlepas dari itu, apakah ada dasar hukumnya tidak untuk memenjarakan mafia ini? Kalau tidak ada, sebaiknya dibuat dasar hukumnya sehingga jangan sampai ungkapan-ungkapan seperti ini hanya sekedar jargon-jargon saja, kenyataannya tidak bisa diterapkan," kata Andreas.

Menurut dia, Erick terlebih dahulu membersihkan oknum-oknum mafia dalam lingkungan PSSI yang sudah lama berada dalam kepengurusan organisasi tersebut.

"Dan hal yang lebih penting, Erick Thohir harus membersihkan dulu lingkungan kepengurusan dari mafia atau pengaruh mafia sepak bola, sehingga jangan sampai kita seperti pepatah, kuman diseberang lautan keliatan, gajah di pelupuk mata tidak keliatan,”jelas Andreas.

Dia optimis, Erick bisa membuktikan kinerjanya, seperti ajang bersih-bersih di BUMN. "Semoga bisa, karena itu tergantung dan perlu komitmen pihak penegak hukum," pungkasnya.

 

Pernyataan Erick

Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Ketum PSSI) Erick Thohir mengatakan bahwa Video Assistant Referee (VAR) saat ini belum bisa digunakan di Indonesia.

Erick mengungkapkan VAR belum bisa digunakan untuk Piala Dunia U-20 tahun 2023 di Tanah Air. Sebab, ia terlebih dahulu ingin mengupayakan memberantas mafia bola.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu menjelaskan masih butuh waktu yang cukup lama untuk menerapkan VAR di Indonesia.

"Perlu waktu karena implementasi VAR itu tidak hanya langsung dilakukan di semua stadion," jelas Erick.

Lebih lanjut, Erick menegaskan masih butuh waktu lama dalam mengimplementasikan VAR di setiap stadion di Indonesia.

Sebab, saat ini Erick ingin fokus dalam pembenahan kasus pengaturan skor. "Stadionnya juga harus melihat bisa tidak ini diimplementasikan. Jadi match fixing dulu, baru VAR," sambungnya.

Erick mengatakan hal tersebut harus dilakukan secara bertahap. Bahkan, Menpora juga pasti akan mendukung.

"Jadi pembenahan ini harus bertahap, satu per satu. Insya Allah Pak Menpora pasti mendukung ada VAR, kalau tidak ya Menteri PUPR," tukasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya