Liputan6.com, Jakarta - Kondisi Hutan mangrove, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, belakang menjadi sorotan di media sosial. Lantaran, sejumlah video di media sosial yang merekam kondisi hutan penuh dengan sampah di bibir lautnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat, sampah tersebut turut membentang di sepanjang hutan mangrove yang berada di pesisir pantai.
Baca Juga
Tumpukan sampah yang telah menyatu dengan tanah lumpur turut jadi sasaran yang dibersihkan para personel Polda Metro Jaya bersama petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta. Selain memakai cara manual, sampah-sampah juga diangkut memakai eskavator amfibi dari tepian pantai.
Advertisement
Para personel gabungan secara bersama-sama memasukan sampah yang didominasi plastik itu ke dalam karung. Untuk nantinya dibawa ke tepian dermaga lalu diangkut memakai mobil truk yang sudah disiapkan.
Meskipun sampah-sampah itu telah dibersihkan, namun masih saja terlihat beberapa tumpukan sampah yang ada di dalam hutan mangrove. Dengan sampah yang nampak menyatu di dalam air maupun tanah lumpur.
Selain area mangrove, sampah berserakan juga ditemukan di wilayah pemukiman warga yang tinggal di sana.
Mirisnya sampah yang ada di hutan mangrove ataupun pemukiman warga didominasi sampah plastik.
Dari informasi yang dihimpun di lokasi, disebutkan kalau sampah-sampah yang ada di tepian pantai maupun hutan mangrove berasal dari sampah lautan yang terdampar, ketika air pasang naik ke pesisir pantai.
Persoalan Kebiasaan
Dalam kegiatan ini, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Termasuk menjaga kawasan mangrove yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di pesisir.
"Ini sangat berguna dalam hal mencegah abrasi maupun menahan misalnya ada gelombang tsunami. Dan kita lihat bahkan saat saya masuk pemukiman disini sangat kotor," kata Karyoto kepada awak media di lokasi.
"Ini semacam kita baru memulai kalau kemarin secara serempak. Ini adalah salah satu wujud memelihara lingkungan, dimana mangrove yang begitu penting kita membuat mangrove ini bersih," tambah dia.
Walaupun saat ini pihaknya telah mengerahkan 350 personel gabungan untuk secara bersama-sama membersihkan sampah di kawasan mangrove. Namun, hal itu disadari tidak bisa langsung menyulap lokasi tersebut bersih tanpa sampah.
"Dan tentunya masalah kebersihan ini tidak bisa spontan. Hari ini kita datang, (Kemudian) bersih tidak. Karena ini menyangkut habit dari kebiasaan warga masyarakat. Karena kita lihat sampahnya, sampah makanan semua ini, plastik, segala macam ada disini," ujarnya.
Advertisement
Imbau Adanya Kesadaran Kolektif dari Masyarakat
Oleh karena itu, Karyoto mengimbau perlunya ada kesadaran kolektif dari masyarakat untuk menjaga kebersihan. Terlebih sampah plastik jangan dibiarkan berserakan karena bisa mencemarkan lingkungan.
"Kalau dia ditanam tidak akan terurai, kalaupun terurai tidak tahun kapan, berapa ratus tahun terurai. Ini adalah salah satu awal, mungkin nanti waktu ke depan melibatkan stakeholder yang lain lebih banyak dan ini juga kita lihat korvet hari ini kurang tepat," ujarnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com