Pemkab Trenggalek Tingkatkan Kualitas dan SDM Lewat Batik Terang Galih yang Hadir di Sarinah Jakarta

Melalui sistem communal branding ini, ada lebih dari 10 pengusaha batik yang eksis di Trenggalek. Meski menggunakan sistem tersebut, namun para pencinta batik dengan mudah dapat membedakan setiap produk Batik Terang Galih dari tiap pengrajin yang berbeda.

oleh stella maris pada 07 Nov 2023, 21:53 WIB
Diperbarui 07 Nov 2023, 21:56 WIB
Batik Terang Galih by Aliya Batik
Batik Terang Galih by Aliya Batik/Instagram @alyabatik27.

Liputan6.com, Jakarta Batik merupakan salah satu warisan Nusantara yang harus dilestarikan. Melalui batik, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek pun melestarikan budaya batik dengan menghadirkan merek dagang bersama (communal branding) melalui Batik Terang Ing Galih atau Batik Terang Galih. Arti dari Batik Terang Galih adalah terang di hati. 

Dengan kehadiran communal branding tersebut, Pemkab Trenggalek ingin melibatkan para pengrajin batik di daerahnya, bukan hanya untuk melestarikan batik, namun juga ingin menjadikan Batik Terang Galih yang hadir sejak 2017 dikenal lebih luas lagi, sekaligus meningkatkan sektor ekonomi kreatif di Trenggalek. 

Melalui sistem communal branding ini, ada lebih dari 10 pengusaha batik yang eksis di Trenggalek. Meski menggunakan sistem tersebut, namun para pencinta batik dengan mudah dapat membedakan setiap produk Batik Terang Galih dari tiap pengrajin yang berbeda. 

Itu karena para pengrajin tetap dapat menyematkan nama brand-nya di Batik Terang Galih, seperti Batik Terang Galih by Alya Batik, By Batik Rara, By Batik Tiepoek, By Batik Setia Jaya, By Batik Warlami, By Batik Narsya, By Batik Rahayu, By Batik Sidomulyo, By Batik Sekarwangi, By Batik Siyem. 

 

Instagram @alyabatik27.
Instagram @alyabatik27.

Untuk menjaga kualitas Batik Terang Galih, para pengrajin batik di Trenggalek pun harus berani bersaing dengan produk batik di pasaran yang menawarkan banyak pilihan. Batik Terang Galih By Alya Batik misalnya yang mengutamakan kualitas produk dengan motif dan warna terbatas, sehingga konsumen tak menggunakan pakaian yang 'seragam'. 

Alya Batik yang berdiri sejak 2009 itu memproduksi kain batik tulis, batik cap, dan seni tulis, dengan pewarnaan alami. Dengan membuka toko kain batik dan pakaian batik dari berbagai daerah, serta motif khas di setiap daerah, mendorong Alya Batik  untuk memproduksi kain batik, dengan motif khas Trenggalek, dan mendirikan rumah produksi batik pada 2014. 

Nah dengan sistem communal branding yang dihadirkan Pemkab Trenggalek, bukan hanya Batik Terang Galih yang mendapat eksposur lebih luas lagi, namun melalui Batik Terang Galih by Alya Batik juga semakin dikenal dengan karya-karya yang dihasilkan. 

 

Pemkab Trenggalek Jalin Kerja Sama dengan Sarinah

Pemkab Trenggalek terus mendorong para pengrajin batik khas Trenggalek untuk menggarap segmen di level premium. Maka dari itu, Pemkab Trenggalek pun menjalin kerja sama dengan Sarinah sebagai wadah produk ekonomi kreatif (Ekraf) dalam negeri, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Untuk memasarkan batik tulis Trenggalek (Batik Terang Galih), para kurator atau ahli batik lokal, serta dari perwakilan Sarinah akan melakukan seleksi karya. Artinya karya dengan motif terbaik yang lolos kurasi atau memenuhi standar, akan dipasarkan di Sarinah. Salah satu pengrajin batik yang karyanya lolos adalah Alya Batik. 

Keberhasilan Pemkab Trenggalek dengan sistem communal branding itu ternyata membuahkan hasil. Terbukti, sejak dipasarkan di Sarinah, penjualan Batik Terang Galih dapat sepadan dengan desainer kenamaan Tanah Air, seperti Oscar Lawalata dan Ivan Gunawan. 

Omzet yang didapatkan per Juni 2023 mencapai Rp90 juta per bulan dan rata-rata Rp50 juta per bulan, dan salah satu koleksi batik yang paling laris manis adalah Batik Terang Galih by Alya Batik. 

 

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya