Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melakukan pergantian kepengurusan antarwaktu masa khidmah 2022-2027.
Pergantian kepengurusan itu dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan PBNU Nomor 01.c/A.II.04/11/2023 tentang Pengesahan Pergantian Antar Waktu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Masa Khidmat 2022-2027 yang dikeluarkan PBNU pada Rabu (15/11/2023).
Baca Juga
Dalam surat tersebut, PBNU memberhentikan dengan hormat Muhammad Syakrim dan Muhammad Hatim Salman dari Mustasyar PBNU sisa masa khidmah 2022-2027.
Advertisement
PBNU juga memberhentikan dengan hormat Subhan Makmun dari Rais PBNU masa khidmat 2022-2027, lalu Nusron Wahid dan Nasyirul Falah Amru dari jabatan Ketua PBNU sisa masa khidmat 2022-2027.
"Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dalam penetapannya terdapat perubahan dan/atau kekeliruan, Surat Keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya,” bunyi poin kesembilan surat tersebut, dikutip dari laman NU Online, Rabu (13/12/2023).
Dibenarkan Nusron
Hal itu pun dibenarkan langsung oleh Nusron Wahid. Nusron berujar, ia taat pada putusan tersebut.
"Sebagai santri, saya samina wa athona (taat) keputusan para kiai kita ini," kata Nusron saat ditemui di Gedung KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
Nusron menegaskan bahwa seorang santri tak boleh meminta jabatan apa pun. Maka dari itu, ia menerima keputusan itu dan mengaku bakal terus berkontribusi untuk PBNU.
"Di santri enggak boleh minta jabatan. Pokoknya kalau kita dikasih amanah, kita jalankan Alhamdulillah. Kalau nggak ada amanah, Alhamdulillah. Ditugaskan apa pun kita siap," imbuh Nusron.
Advertisement