Sektor Pertahanan Dinilai Rendah Ganjar dan Anies Baswedan, Ini Respons Jokowi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi kinerja pemerintahan di sektor pertahanan yang diberi angka rendah saat debat Capres 2024, Minggu 7 Januari 2024 oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

oleh Tim News diperbarui 08 Jan 2024, 16:07 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 16:07 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memastikan bantuan berupa BLT El Nino sudah diterima oleh warga
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memastikan bantuan berupa BLT El Nino sudah diterima oleh warga. BLT El Nino dialokasikan untuk warga Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu 3 Januari 2024 lalu. (Dok. Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menanggapi kinerja pemerintahan di sektor pertahanan yang diberi angka rendah saat debat Capres 2024, Minggu 7 Januari 2024 oleh Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Merespons itu, Jokowi menyebut, bahwa hal itu adalah urusan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Sehingga, mengenai itu lebih baik ditanyakan kepadanya.

“Tanyakan Menteri Pertahanan,” kata dia usai meresmikan Tol di Depok, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).

Sebelumnya, Capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menilai kinerja Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto buruk. Anies Baswedan bahkan tidak sepakat dengan lawannya, Ganjar Pranowo, yang memberi skor 5.  

"Menurut saya skornya justru di bawah 5 Pak Ganjar. Kalau 5 itu ketinggian Pak Ganjar," kata Anies dalam debat capres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Ganjar kemudian meminta Anies untuk blak-blakan soal skornya untuk kinerja Kemhan.

"Mas Anies enggak usah takut, Angkanya berapa gitu lho. Kayak saya gitu lho. Jangan di bawah 5, sebut saja angkanya berapa," goda Ganjar ke Anies dalam sesi tanya jawab.

"11 mas, dari 100," jawab Anies seketika sembari tertawa.

Penjelasan Anies

Anies menjelaskan kenapa memberi skor lebih buruk dari Ganjar soal kinerja Kemhan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Hal itu bisa dilihat dari kesejahteraan personel TNI-Polri.

Menurut dia, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), gaji TNI-Polri naik sebanyak 9 kali. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"TNI, tentara kita, polisi kita, semua bekerja luar biasa di lapangan. Kita harus berikan rasa hormat dan terima kasih karena mereka mengerjakan hal-hal yang sulit, hal-hal yang berat. Tapi sisi kebijakan menurut saya lebih parah, kenapa? Di era SBY kenaikan gaji terjadi 9 kali. Selama era ini hanya terjadi 3 kali, dan akan naik nanti tahun depan karena menjelang pemilu, mungkin naik gajinya," kata Anies.

Ditambah lagi, dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang tidak mengusahakan kenaikan tunjangan kinerja bagi personelnya.

"Di sisi lain kesejahteraannya tidak dipikirkan dengan serius. Tukin hanya 80 persen. Lihat Kementerian Keuangan, lihat Kementerian PUPR, menteri-menterinya mengusahakan peningkatan tukin di mereka," tutur Anies.

Soal Alutsista Bekas

Selain itu, Anies menyoroti soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang dibeli Kemhan di era Prabowo Subianto. Dia menilai penggunaan alutsista bekas ini taruhannya keselamatan anggota TNI.

"Lalu kita lihat alutsista yang bekas. Itu risikonya adalah keselamatan TNI kita karena mereka bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah di negeri ini. Tetapi mereka tidak didukung dengan policy," kata Anies.

Ganjar lalu mengomentari nilai yang diberikan Anies ke kinerja Kemhan. 

"Ini sedikit ngajari kendel Mas Anies (ini sedikit mengajari Mas Anies untuk berani --mengutarakan skor)," ujar Ganjar.

Dia lalu mengutarakan usahanya untuk memperjuangkan nasib TNI. Dia ingin membuat perencanaan yang berasal para prajurit.

"Apa yang kemudian saya lakukan untuk membela TNI kita? Saya bersama mereka, saya mendengarkan, saya berkeliling Indonesia. Saya mampir bertemu di rumah-rumah mereka di asrama-asrama mereka. Maka kami tidak mau kalau kemudian mereka, mohon maaf, bertempur dan mati sia-sia. Saya tidak rela," kata Ganjar.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya