Prabowo: Budaya Indonesia Suka Mark Up Anggaran

Prabowo cerita ini ketika membangun prototipe rumah murah terapung sementara untuk warga, sembari menunggu pembangunan Giant Sea Wall rampung.

oleh Tim News diperbarui 10 Jan 2024, 14:43 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2024, 14:43 WIB
Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta.
Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto saat debat capres ketiga yang digelar KPU pada Minggu (7/1/2024) di Istora, Senayan, Jakarta. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bicara mengenai budaya Indonesia yang suka melalukan penggelembungan anggaran atau mark up. Prabowo cerita ini ketika membangun prototipe rumah murah terapung sementara untuk warga, sembari menunggu pembangunan Giant Sea Wall rampung.

Prabowo mulanya mengungkapkan, bahwa ia sudah menugaskan Universitas Pertahanan membangun rumah panggung dan rumah terapung di pesisir pantai utara Jawa dalam mengantisipasi kenaikan permukaan air laut.

Menurutnya, untuk membangun prototipe rumah terapung diperlukan biaya sebesar Rp130 juta. Rumah terapung ini sudah difasilitasi dengan solar panel, tenaga surya, septic tank sehingga dapat hidup dengan sanitasi bersih yang didukung bioteknologi modernm

Dari biaya itu, Prabowo pun meningkatkan anggarannya menjadi Rp150 juta. Dengan dana yang dilebihkan, ia berharap sudah tidak mark up lagi dan membuat prototipe rumah yang bagus untuk warga.

"Saya beri anggaran. Saya sedikit spelling perencanaan mereka bagus sebesar Rp130 juta. Saya beri anggaran lebih, yaitu Rp150 juta," kata Prabowo dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski Ballroom, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

"Kita sudah lama jadi orang Indonesia walaupun di sini ada orang asing. Budaya Indonesia ini suka mark up (anggaran), budaya Indonesia itu suka mark up, mark up ya, sekalian aja saya kasih spelling yang sah jadi dia enggak usah tipu-tipu," ujarnya.

Prabowo melanjutkan, pembangunan Giant Sea Wall akan berdampak untuk jangka waktu lama. Dia tidak ingin kawasan pantai sekitar Pulau Jawa terendam lantaran permukaan air yang terus naik.

"Karena saya mengerti bahwa ini proyek tidak bisa diselesaikan dalam waktu cepat padahal rakyat kita hidup pada kualitas hidup yang sama sekali tidak manusiawi. Jadi saya tugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan pilot project, membuat permukiman murah, di kawasan terendam air," pungkasnya.

 

Lanjutkan Proyek Giant Sea Wall

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut, proyek Giant Sea Wall atau tanggul laut raksasa harus dilanjutkan.

Menurut dia, bila proyek ini tidak diteruskan, maka kawasan Pantura alias pantai utara Jawa tenggelam.

"Nanti selalu akan ada yang mengatakan apakah bisa? Ini masalahnya bukan apakah bisa atau tidak bisa, ini harus, kalau tidak, pantai utara tenggelam," kata Prabowo dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall di Kempinski Ballroom, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

Capres nomor urut 2 ini menyebut, daratan di pesisir utara Jawa atau Pantura terancam tenggelam hingga banjir rob.

Hal ini membuat kehidupan sebagian masyarakat Pantura sangat mengenaskan dan tidak manusiawi.

"Kualitas hidup sebagian rakyat kita yang sungguh-sungguh mengenaskan dan tidak manusiawi tidak boleh disebut hal lumrah dan ditoleransi untuk 10-15 tahun mendatang," kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, proyek Giant Sea Wall mungkin bisa terwujud 40 tahun yang akan datang.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra/Merdeka.com

 

 

Infografis Prabowo Usung Gibran Jadi Cawapres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Prabowo Usung Gibran Jadi Cawapres di Pilpres 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya