Liputan6.com, Jakarta Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila tersangka MI (18) selaku sopir truk penyebab kecelakaan beruntun di Exit GT Halim Utama memiliki sifat temperamen.
Hal ini terkait dengan jawaban dari MI yang sempat awal diperiksa oleh polisi.
Baca Juga
"Memang perilaku anak ini agak temperamen, ditanya pun didampingi kakaknya tidak mau," kata Latif saat ditemui, Jumat (29/3/2024).
Advertisement
Dia pun mengungkapkan, MI sudah dilakukan pengecekan urine narkoba maupun alkohol, di mana dinyatakan negatif.
Sehingga nanti, dalam proses pemeriksaan akan didampingi psikolog untuk proses pembuktian bahwa benar yang bersangkutan temperamental.
"Iya kalau dilihat dari pemeriksaan. Hanya temperamental saja anak ini. Ini kita masih akan panggil psikolog untuk lakukan pemeriksaan," ungkap Latif.
Sifat temperamen itu, lanjut Latif, nampak dari MI yang menolak didampingi keluarganya ketika ditempatkan di Balai Pemasyarakatan (Bapas).
Sehingga, nanti penyidik akan bekerjasama dengan KPAI untuk pendampingan MI.
"Ditanya pun masih, kemarin didampingi kakaknya pun, malah tidak mau. Kami berusaha untuk hubungi keluarga karena pihak keluarga yang sudah dihubungi, hanya kakaknya yang datang,: jelas Latif.
"Sama anak ini pun tidak diterima. Kami perlu pendampingan, mungkin nanti dari KPAI juga akan kami mintai untuk bagaimana penanganan kasus ini biar segera terselesaikan," sambungnya,
Â
Masih Didalami soal Dicabut Tali Gas
Sedangkan untuk klaim dari MI yang menyebut dicabut tali gas truknya, Latif masih akan mendalami.
Walaupun, pihaknya tetap mengacu pada barang bukti yang ada untuk menindaklanjuti kasus tersebut.
"Ya itu kan baru pengakuan tersangka. Tali dari jenis kecelakaan yang dibuat mereka, ini kan sudah jelas, dua alat bukti ini bisa menjadikannya tersangka. Jadi anak berhadapan dengan hukum sehingga perlakuannya mengacu pada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014," kata Latif.
Â
Advertisement
Menyangkal
Sebelumnya, MI, sopir truk menyangkal jika kecelakaan beruntun di exit Gerbang Tol (GT) Halim Utama, Jakarta Timur, Rabu pagi (27/3/2024), dikarenakan kelalaian dari dirinya.
"Saya diserempet mobil pribadi, saya di POM itu dikerjain sama orang, tali gasnya dicopot. Begitu saya pasang tali gas itu, jadi gas itu enggak bisa disetel lagi, enggak tahu apanya," kata MI dalam video itu saat ditanya petugas polantas.
"Saya enggak kuat ngangkat lagi itunya, yang penting bisa digas aja itunya. Saya mau nyari orang itu saya, saya tanggung jawab semuanya," tambah dia.
MI pun mengelak jika sempat menabrak dua mobil sebelum terjadi kecelakaan beruntun di GT Halim Utama. Dia berdalih saat kejadian tidak sempat mengerem karena menyerempet mobil.
"Iya (kecepatan tinggi). Berfungsi, berfungsi (rem), tapi nyerempet mobil saya, pak," tuturnya.
Â
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com