Hasto PDIP di Hari Lahir Bung Karno: Masa Depan Bangsa Makin Jauh dari Cita-Cita Proklamasi

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, mengenang 123 tahun lahirnya Bung Karno, ide, gagasan, pemikiran, cita-cita dan perjuangan Bung Karno masih selalu relevan bagi Indonesia dan dunia.

oleh Winda Nelfira diperbarui 06 Jun 2024, 11:13 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 11:13 WIB
PDI Perjuangan (PDIP) memperingati hari lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024).
PDI Perjuangan (PDIP) memperingati hari lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). (Winda Nelfira).

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) memperingati hari lahir Bung Karno di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024).

Menurut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, mengenang 123 tahun lahirnya Bung Karno, ide, gagasan, pemikiran, cita-cita dan perjuangan Bung Karno masih selalu relevan bagi Indonesia dan dunia.

Meski begitu, kata Hasto apa yang dicita-citakan Bung Karno bahwa di dalam bumi Indonesia merdeka seharusnya tidak ada kemiskinan, ternyata masih jauh dari kenyataan yang ada saat ini.

"Konstruksi pemikiran Bung Karno yang berakar dari falsafah pembebasan petani, nelayan dan buruh serta seluruh lapisan masyarakat yang terjajah hidupnya semakin ditinggalkan," kata Hasto.

"Rakyat hanya diperlakukan sebagai obyek elektoral melalui bansos, sementara tambang yang seharusnya dikuasai negara dibagi-bagi konsesinya dengan misi populis-elektoral," sambungnya.

Hasto mengatakan, dalam perspektif global, pemikiran Bung Karno tentang gagasan struktur dunia yang demokratis hingga kesetaraan setiap negara dalam keanggotaan PBB merupakan jawaban atas struktur dunia yang anarkis dengan berbagai pertarungan geopolitik yang terjadi saat ini.

"Sayang sekali, upaya progresif untuk mempercepat kemajuan bangsa yang bertumpu pada kualitas manusia Indonesia, supremasi hukum, dan sistem meritokrasi yang handal, terganjal oleh ambisi kekuasaan dan penyakit nepotisme yang justru diawali dari puncak kekuasaan," ucap Hasto.

Oleh sebab itu, Hasto berharap agar peringatan hari lahir Bung Karno ke-123 semakin mendorong tekad meluruskan arah masa depan bangsa yang semakin jauh dari cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

"Baik dalam sistem politik, ekonomi, hukum, budaya, maupun politik luar negeri," kata Hasto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bamsoet Ingatkan Pesan Bung Karno di Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Miliki Nilai Universal

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan banyak negara di dunia yang mengagumi Pancasila. Hal itu disampaikan bersamaan dengan peringatan Hari Lahir Pancasila yang diperingati setiap tahunnya pada 1 Juni hari ini, Sabtu (1/6/2024).

Bamsoet, sapaan akrabnya menyampaikan pernyataan tersebut dengan merujuk Presiden RI pertama Sukarno atau Bung Karno yang sejak lama memperkenalkan Pancasila kepada negara-negara di dunia.

Ia menyebut salah satunya adalah saat di hadapan Kongres Amerika Serikat dan Universitas Heidelberg, Jerman Barat.

"Di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 30 September 1960, Bung Karno dalam pidatonya berjudul 'To Build the World A New' (Membangun Dunia Kembali), mengenalkan dan menawarkan Pancasila sebagai ideologi internasional karena nilai-nilai Pancasila tidak hanya bersifat nasional ke-Indonesia-an, tetapi universal dan internasional," ujar Bamsoet dikutip dari Antara, Sabtu (1/6/2024).

Ia mengatakan, Bung Karno juga sempat menjelaskan sila pertama hingga kelima dari Pancasila memiliki nilai universal. Misalnya, kata dia, ketuhanan yang Maha Esa di sila pertama, kemanusiaan di sila kedua, nasionalisme di sila ketiga, demokrasi di sila keempat, dan keadilan sosial di sila kelima merupakan nilai-nilai universal yang dianut oleh negara lain di dunia.

"Dalam pidato di Sidang Umum PBB 1960 itu, Bung Karno juga mengusulkan agar Pancasila dimasukkan ke dalam Piagam PBB. Ia lantas mengatakan bahwa usulan tersebut mendapatkan sambutan meriah dari para pemimpin dunia," papar Bamsoet.

"Pada 1961, pidato Presiden Soekarno di Sidang Umum PBB ditetapkan sebagai MoW (Memory of the World) bersama dengan arsip Gerakan Non-Blok Pertama (GNB I) di Belgrade, Yugoslavia (sekarang Serbia). Kemudian, dalam Sidang Pleno Executive Board UNESCO pada 10-24 Mei 2023, pidato Bung Karno di Sidang Umum PBB juga ditetapkan sebagai Memory of the World oleh UNESCO. Ini membuktikan pengakuan dunia atas Pancasila," sambung dia.


Pancasila Adalah Jalan Hidup Bangsa

Kemudian, Bamsoet menegaskan, Pancasila adalah jalan hidup bangsa Indonesia. Selain itu, lanjut dia, Pancasila merupakan landasan cita-cita perjuangan. bangsa Indonesia, sehingga nilai-nilainya harus diterapkan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

"Pancasila sejak awal kelahirannya dimaksudkan sebagai dasar negara, ideologi dan pandangan hidup bangsa yang mempersatukan kemajemukan, dan menjadi sumber jati diri bangsa," kata dia.

"Pancasila akan bermakna ketika nilai-nilainya hadir dalam tindakan nyata di tengah masyarakat. Tidak hanya sekadar menjadi hafalan belaka," tandas Bamsoet.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan memilih Lapangan Garuda Pertamina di Hulu Roka, Dumai, Riau menjadi lokasi pelaksanaan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila pada hari ini, Sabtu (1/6/2024).

Infografis Kilas Balik Rakernas PDIP Rentang 2016 hingga 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kilas Balik Rakernas PDIP Rentang 2016 hingga 2024. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya