Pelajar Sekolah Asal Bandung Hilang Terseret Arus Ombak di Pantai Pangandaran, Tim SAR Diterjunkan

Tim Search And Rescue (SAR) gabungan melakukan pencarian terhadap seorang pelajar dari rombongan wisatawan sekolah asal Bandung yang hilang setelah terseret ombak di Pantai Pangandaran.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 14 Jun 2024, 15:26 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2024, 15:15 WIB
Tim Search And Rescue (SAR) gabungan melakukan pencarian terhadap seorang pelajar dari rombongan wisatawan sekolah asal Bandung yang hilang setelah terseret ombak di Pantai Pangandaran.
Tim Search And Rescue (SAR) gabungan melakukan pencarian terhadap seorang pelajar dari rombongan wisatawan sekolah asal Bandung yang hilang setelah terseret ombak di Pantai Pangandaran.(Liputan6.com/Huyogo Simbolon).

Liputan6.com, Jakarta - Tim Search And Rescue (SAR) gabungan melakukan pencarian terhadap seorang pelajar dari rombongan wisatawan sekolah asal Bandung yang hilang setelah terseret ombak di Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat pada Kamis 13 Juni 2024.

Menurut Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Pangandaran Nana Suryana, korban merupakan salah seorang wisatawan dari rombongan sekolah MTs Persis Katapang, Kabupaten Bandung yang terseret arus ombak saat berenang di pantai.

"Tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian korban, penyisiran dilakukan melalui darat dan pemantauan dengan perahu," ujar Nana, melansir Antara, Jumat (14/6/2024).

Ia menuturkan, dalam kejadian itu dilaporkan empat pelajar sekolah terbawa arus di Pantai Pangandaran depan Hotel Surya Kencana, Kamis 13 Juni 2024 sekitar pukul 08.00 WIB.

"Tiga orang selamat, sedangkan satu orang dinyatakan hilang. Satu orang yakni Hafid Arrafi Musafa usia 15 tahun belum ditemukan, dan masih dalam pencarian," jelas Nana.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Bandung Hery Marantika mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan Tim Rescue Unit Siaga SAR Pangandaran untuk melaksanakan operasi pencarian terhadap korban.

Dia mengatakan, empat wisatawan itu teridentifikasi tiga orang yang selamat yakni Sidqi (15), Rafi (15), dan Agil (15).

"Sidqi dibawa ke RSUD Pandega untuk mendapatkan perawatan medis, sedangkan korban Hafid Arrafi Musafa (15) masih hilang," ucap Hery.

 

Terbawa Arus

Pantai Pangandaran
Pantai Pangandaran. (dok.Instagram @kepangandaran/https://www.instagram.com/p/Bqw3oR0AGCX/Henry

Menurut Hery, mereka sebelum kejadian sedang bermain menggunakan buggy boat, kemudian datang ombak besar yang menghantam mereka sehingga terbawa arus.

"Saat sedang berenang ombak besar datang menghantam yang menyebabkan seluruh korban terseret hingga ke tengah laut," papar Hery.

Adanya laporan orang hilang itu, lanjut dia, tim gabungan melakukan pencarian dengan membentuk dua tim yang terbagi untuk pencarian dengan menyisir pantai dan ke tengah laut menggunakan perahu.

"Saat ini tim SAR gabungan masih melaksanakan pencarian terhadap korban dengan membagi tim menjadi dua Search and Rescue Unit," tandas Hery.

 

Hilang Terbawa Arus Sungai Saat Bermain Pasir, Remaja di Sukabumi Ditemukan Tak Bernyawa

Tim SAR
Tim dari Kantor SAR Bandung melakukan patroli di sekitaran objek wisata Pantai Pangandaran. (Dok. Basarnas)

Sebelumnya, setelah pencarian selama dua hari, jasad remaja laki-laki yang hanyut di sungai Citatih, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi ditemukan tak bernyawa. Korban remaja hanyut tewas itu diketahui bernama Satria Jibran (14).

Insiden remaja tewas hanyut itu bermula saat kelima anak laki-laki bermain pasir dan berenang di sungai tersebut pada Minggu 26 Mei 2024.

Dua di antaranya hanyut terbawa arus, yakni bernama Angga dan Satria. Menurut warga sekitar, satu orang berhasil selamat, sementara korban lainnya dinyatakan hilang. Setelah ditemukan, petugas gabungan langsung bergegas ke lokasi kejadian untuk melakukan proses evakuasi.

"Korban akhirnya kami temukan sekitar pukul 07.30 WIB pagi ini, pada radius sekitar 5 km dari lokasi kejadian. Jasad korban kita evakuasi menuju RSUD Sekarwangi Cibadak, untuk proses selanjutnya dan kita serahkan kepada pihak keluarga," ujar Koordinator Pos SAR Sukabumi, Suryo Adianto, Selasa 28 Mei 2024.

Sebelumnya, upaya pencarian dilanjutkan oleh tim SAR gabungan dengan membagi empat area pencarian.

 

Pembagian Tiga Tim

Sebuah permainan watersport seperti Banana Sport, menjadi pemandangan biasa yang bisa dinikmati pengunjung saat menikmati pemandangan pantai Pangandaran, Jawa Barat
Sebuah permainan watersport seperti Banana Sport, menjadi pemandangan biasa yang bisa dinikmati pengunjung saat menikmati pemandangan pantai Pangandaran, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Tim pertama melakukan upaya penyisiran menggunakan perahu rafting di sepanjang aliran sungai Cicatih hingga radius kurang lebih 5 km dari lokasi kejadian.

"Tim kedua melakukan upaya pencarian dengan menyisir jalur darat hingga radius 7 km," kata Suryo.

Sementara, tim ketiga melakukan upaya pencarian dengan menggunakan alat pendeteksi objek di bawah permukaan air, (Aqua Eye), hingga radius 500 meter dari lokasi kejadian, dan tim keempat melakukan upaya pencarian menggunakan drone thermal hingga radius 200 meter dari lokasi kejadian.

"Pencarian korban ini, melibatkan puluhan personel SAR gabungan. Iya, karena jasad sudah ditemukan. Maka, proses operasi pencarian korban laka sungai, kami hentikan sesuai dengan SOP," terang dia.

Warga yang berada di sekitar kejadian, Raka (23) mengatakan, saat kejadian ia bersama warga lain tengah memancing ikan di aliran sungai Cicatih. Tidak lama setelah itu, ia mendengar suara anak yang berteriak meminta tolong.

"Saat lagi mancing, tiba-tiba datang lima orang anak. Saat itu, mereka tengah bermain pasir di sekitar pinggiran sungai Cicatih. Saat hendak kita tolong, juga susah, karena airnya besar atau deras. Setelah itu, saya langsung laporan ke warga," kata Raka.

"Jadi, yang tenggelam itu sebenarnya ada dua orang anak. Nah, satu anak di antaranya hanyut dan sampai sekarang belum ditemukan. Sementara, satu anak lainnya selamat," jelas dia.

infografis reklamasi
Reklamasi pantai utara Jakarta
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya