Melihat Daya Tarik Wisata di Monumen Tugu Titik 0 Kilometer Ujung Barat Indonesia

Monumen Kilometer 0 Sabang didukung oleh empat pilar yang mewakili keempat kota/kabupaten paling ujung di Indonesia, yaitu Sabang, Merauke, Miangas, dan Pulau Rote.

oleh Nasrul Faiz diperbarui 26 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2024, 15:30 WIB
Monumen Tugu 0 Kilometer di Desa Iboih, Kecamatan Sakamakmue, Kota Sabang, Aceh.
Monumen Tugu 0 Kilometer di Desa Iboih, Kecamatan Sakamakmue, Kota Sabang, Aceh. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang, tak lengkap rasanya apabila tidak mengunjungi tugu titik 0 kilometer yang terletak di Desa Iboih, Kecamatan Sakamakmue, Kota Sabang, Aceh.

Tugu ini merupakan simbol penting yang menandai titik paling barat dari seluruh wilayah Indonesia. Bukan hanya sekadar titik koordinat geografis, tugu ini juga menjadi pusat perhatian bagi mereka yang ingin merasakan keunikan dan kekayaan budaya Indonesia di ujung paling barat negara ini.

Monumen tugu 0 Kilometer  Sabang didukung oleh empat pilar yang melambangkan keempat kota/kabupaten paling ujung di Indonesia: Sabang, Merauke, Miangas, dan Pulau Rote.

Di samping keempat pilar tersebut, monumen ini juga dihiasi dengan ornamen segi delapan di sisi-sisinya. Ornamen ini memiliki hubungan erat dengan kebudayaan Islam, mengingat Aceh menerapkan syariat Islam.

Tidak hanya itu, Monumen Kilometer 0 Sabang juga dihiasi dengan motif senjata tradisional Aceh, rencong. Rencong dengan sarungnya melambangkan semangat damai yang dianut oleh masyarakat Aceh.

Para wisatawan dapat menikmati pemandangan laut Selat Malaka dari puncak Monumen Kilometer 0 Sabang. Akses menuju Monumen Kilometer 0 Sabang tergolong mudah meskipun melalui jalan berkelok di perbukitan. Lokasinya berjarak sekitar 45 menit hingga satu jam perjalanan dari pusat Kota Sabang.

Tidak banyak yang tahu, monumen yang berwarna biru-putih ini semula tidak berada di ujung tebing atau lokasi saat ini. Pada tahun 1997, Monumen Kilometer 0 Sabang masih berada di dekat hutan lindung Desa Iboih.

Selesainya pembangunan Monumen Kilometer 0 Sabang diresmikan oleh Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno. Setelah mengantongi izin dari pemerintah pusat, pemerintah setempat mendirikan tugu baru di ujung tebing.

Pembangunan Monumen Kilometer 0 Sabang rampung usai dua tahun. Setelah pembangunannya rampung, pemerintah setempat juga mendirikan lokasi berjualan untuk UMKM setempat.

 

Harga Tiket

Anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sabang, Zulfikar.
Anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sabang, Zulfikar. (Liputan6.com/Nasrul Faiz)

Anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sabang, Zulfikar mengungkapkan bahwa tiket masuk ke kawasan Monumen 0 Kilometer Sabang dikenakan biaya Rp5.000 per orang, tanpa membedakan antara wisatawan lokal maupun mancanegara.

"Mengenai parkir, tarifnya adalah Rp10.000 untuk mobil dan Rp5.000 untuk motor," ucapnya, Rabu (26/6/2024).

Zulfikar juga menyatakan bahwa wisatawan memiliki kesempatan untuk turun ke tebing di sekitar Monumen 0 Kilometer Sabang untuk menikmati pemandangan pantai Selat Malaka tanpa biaya tambahan.

Meskipun demikian, Zulfikar mengakui bahwa tidak banyak wisatawan yang memilih untuk turun ke tebing tersebut. Mayoritas wisatawan lebih memilih untuk mengabadikan momen di sekitar area Monumen 0 Kilometer Sabang.

Tingkatkan Perekonomian Warga

Keberadaan Monumen Kilometer 0 Sabang memiliki dampak positif terhadap perekonomian warga Desa Iboih Ujung Bau. Karena para wisatawan banyak yang berbelanja oleh-oleh di sekitar kawasan tugu.

"Alasan mereka [warga] berjualan di sini adalah karena wisatawan tidak selalu mampir ke Pasar Sabang dari pelabuhan. Mereka langsung datang ke sini, mengambil foto, dan kembali. Jadi, mereka membeli oleh-oleh di sini," jelas Zulfikar.

Ragam jenis oleh-oleh tersedia di sekitar toko kawasan tugu. Ada yang menjual beragam pakaian seperti baju, daster, dan kemeja. Ada juga toko yang menjual miniatur Monumen Kilometer 0 Sabang yang terbuat dari kayu.

Selain itu, terdapat toko lain yang menawarkan berbagai aksesoris dengan motif khas Sabang, termasuk batik dengan corak khas daerah tersebut.

infografis dieng
sejarah kiamat kecil di datarang tinggi dieng (liputan6.com/triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya