Angka Kemiskinan di Jateng Turun, Nana Sudjana Minta Semua Pihak Tetap Bekerja Keras

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil menurunkan angka kemiskinan di wilayahnya dalam setahun terakhir.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 01 Jul 2024, 19:04 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2024, 19:04 WIB
Kemiskinan di Jateng Turun 0,30%, Pj Gubernur Jateng Minta Semua Pihak Tetap Bekerja Keras
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Liputan6.com, Semarang Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengapresiasi upaya seluruh stakeholder dan instansi terkait atas keberhasilan menurunkan angka kemiskinan di wilayah Provinsi Jawa Tengah dalam setahun terakhir.

Berdasarkan rilis Badan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, persentase penduduk miskin di wilayah Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,30 persen. Dari 10,77 persen pada Maret 2023 menjadi 10,47 persen pada Maret 2024.

"Meskipun sudah menurun. Kita harus tetap bekerja lebih keras. Saya mengapresiasi stakeholder dan instansi terkait atas segala yang dilakukan dalam rangka penurunan angka kemiskinan ini," kata Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Hingga Maret 2024, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah tercatat sebanyak 3,70 juta orang. Jumlah itu turun sebanyak 87,20 ribu orang dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 3,79 juta orang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Jateng
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Ditinjau dari tempat tinggalnya, jumlah penduduk miskin di perdesaan turun sebesar 101,02 ribu orang, yaitu dari 1,97 juta menjadi 1,87 juta orang. Sementara di perkotaan dari 1,82 juta orang menjadi 1,83 juta orang.

Persentase penduduk miskin perdesaan turun 0,53 persen, dari 11,87 persen menjadi 11,34 persen. Demikian juga di perkotaan turun 0,07 poin persen dari 9,78 persen menjadi 9,71 persen.


Nana Dorong Terobosan Program Baru

Kemiskinan di Jateng Turun 0,30%, Pj Gubernur Jateng Minta Semua Pihak Tetap Bekerja Keras
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Dalam upaya penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah. Nana menjelaskan perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga sosial. Pun dengan instansi-instansi terkait seperti BPS, Bank Indonesia, Bulog, dan lainnya.

"Saya minta agar terus mengupayakan program yang efektif menurunkan kemiskinan dan menghasilkan terobosan baru," jelasnya.

Nana menyebutkan, beberapa upaya yang perlu ditingkatkan diantaranya  menjaga stabilitas harga, pertumbuhan perekonomian yang positif, dan memberikan bantuan sosial kepada masyarakat miskin terutama miskin ekstrem.

"Ini harus dilakukan dengan tepat sasaran, jangan sampai salah sasaran. Kita juga harus rajin ikuti perkembangan dan turun ke lapangan, serta mengantisipasi perubahan-perubahan ekstrem yang berdampak pada kehidupan sosial kemasyarakatan," katanya.


Indeks Kedalaman Kemiskinan

Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana di Kantor BPS Jateng, Senin, 1 Juli 2024.

Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Dadang Hardiwan mengatakan yang mengalami penurunan bukan hanya persentase angka kemiskinan, tapi juga indeks kedalaman kemiskinan.

"Ada fenomena sosial ekonomi yang mempengaruhi penurunan kemiskinan. Di antaranya Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat, Perekonomian tumbuh Perekonomian triwulan I/2024 tumbuh sebesar 4,97 persen (y-on-y), dan Penurunan Inflasi Tahun ke Tahun Inflasi pada periode Maret 2024 terhadap Maret 2023 (3,40 persen)," katanya.

Dadang mengatakan penurunan persentase penduduk miskin juga dipengaruhi dengan intervensi kemiskinan ekstrem yang selama ini digalakkan oleh pemerintah. Persentase kemiskinan sebesar 10,47 persen ini merupakan yang paling rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan sebelum covid persentasenya juga masih di atas 10,47 persen.

"Dari catatan kami memang 10,47 persen ini memang yang paling rendah," jelasnya.

 

(*) 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya