Polio-TBC Naik, Jokowi Minta Kemenkes Gencarkan Vaksin ke Anak-anak

Jokowi menekankan pentingnya pemberian vaksin polio terhadap anak. Pasalnya, kata Jokowi, saat ini kasus Polio dan TBC sedang mengalami kenaikan.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 23 Jul 2024, 11:14 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2024, 11:14 WIB
Jokowi Bertemu Anak SD Papua
"Ini anak-anak di Papua ini pintar dan berani. Baik anak-anakku semuanya, terima kasih atas kehadirannya pada pagi hari ini dan semuanya semangat belajar semuanya ya dan hati-hati semuanya pulang sampai ke rumah masing-masing di kabupaten dan kotanya masing-masing," pungkasnya. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) menggencarkan pemberian vaksin polio kepada anak-anak. Hal ini untuk mencegah anak-anak mengalami lumpuh layu.

Hal ini disampaikan Jokowi usai meninjau Pekan Imunisasi Nasional di Posyandu Rajawali 3, Kecamatan Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (23/7/2024). Jokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.

"Kita ingin mendahului untuk daerah-daerah yang vaksin polionya masih rendah, Kemenkes, Dinkes dikerahkan semuanya agar semuanya sudah mendapatkan vaksin polio anak-anak kita sehingga tidak terjadi lumpuh layu," kata Jokowi

Dia menekankan pentingnya pemberian vaksin polio terhadap anak. Pasalnya, kata Jokowi, saat ini kasus Polio dan TBC sedang mengalami kenaikan.

"Ya kita harus mawas diri bahwa saat ini di seluruh dunia outbreak polio itu terjadi lagi. TBC juga naik," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) kembali menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio untuk mencegah meluasnya transmisi virus polio.

PIN Polio kali ini dimulai pada 23 Juli 2024 sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio. Sejak 2022 hingga 2024, kasus polio menyerang 12 anak. Virus ini juga terdeteksi pada 32 anak sehat di delapan provinsi yang telah dites sampel tinjanya.

"Yang terakhir sekali kami mendapat laporan dari Provinsi Banten di Kabupaten Pandeglang ada satu kasus dan hasil laboratorium menunjukkan bahwa kasus ini adalah polio tipe 2," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prima Yosephine dalam temu media secara daring, Jumat, 19 Juli 2024.

PIN Polio

Temuan kasus ini melatarbelakangi digelarnya PIN Polio tambahan. Sebelumnya di 2023 sudah dilakukan Sub PIN di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua sekarang sedang proses.

"Sementara untuk Banten penanggulangannya tentu akan kita laksanakan juga PIN di sana bersamaan dengan PIN yang akan kita lakukan di 27 provinsi lain di luar tanah Papua pada 23 Juli yang akan datang," papar Prima.

Dalam PIN Polio tambahan ini Kemenkes RI menyasar anak-anak usia nol sampai tujuh tahun atau satu hari sebelum ulang tahunnya yang ke delapan.

"Jumlah sasarannya cukup besar untuk 27 provinsi ini ada 16.420.460 anak dan targetnya 95 persen minimal dalam dua putaran. Putaran pertama 23 Juli 2024, putaran kedua akan diberikan setelah dua minggu putaran pertama," jelas Prima.

"Dan setiap putaran pemberiannya dua tetes sebagai satu dosis."

Kemenkes RI: Anak-Anak Difabel Perlu Dapat Vaksin Polio untuk Cegah Disabilitas Ganda

Polio adalah penyakit akibat virus yang dapat berujung pada lumpuh layu atau disabilitas fisik.

Guna mencegah anak-anak terkena virus ini, maka mereka perlu mendapatkan vaksinasi lengkap. Pasalnya, kerentanan anak terhadap polio tergantung pada riwayat imunisasinya.

“Apakah anak disabilitas lebih rentan kena polio? Ini tergantung imunisasinya, artinya anak-anak difabel ini kan harusnya diberikan imunisasi. Jadi kalau anak-anak ini lengkap status imunisasinya, itu dia enggak berisiko,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Prima Yosephine kepada Disabilitas Liputan6.com, Jumat, 19 Juli 2024.

Lantas, apakah anak-anak dengan disabilitas intelektual bisa berisiko mengalami disabilitas ganda setelah terserang polio?

“Kalau terkena polio dia lebih berisiko berujung pada kondisi disabilitas ganda? Ya udah pasti lah, kalau mereka memang terkena.”

Lebih lanjut, Prima menjelaskan, lumpuh layu akibat polio tidak terjadi begitu saja. Artinya, tidak satu orang terkena polio langsung lumpuh.

“Jadi, kalau sudah ada kasus yang lumpuh itu biasanya udah ada 200 orang di sekitarnya yang sebetulnya sudah juga terinfeksi si virus polio ini,” papar Prima.

“Kalau anak sudah memiliki disabilitas misalnya disabilitas intelektual, tentu dia bisa saja jadi lumpuh (karena polio) dan akan berakhir dengan disabilitas ganda,” ucap Prima.

Daya Tahan Tubuh Anak Difabel Rendah

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak dari Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (Komnas PP KIPI) Ellen Roostaty Sianipar memberi tambahan.

Menurutnya, risiko anak-anak difabel terkena polio menjadi lebih tinggi lantaran mereka juga memiliki daya tahan tubuh rendah.

“Untuk anak-anak yang sudah ada disabilitas ini memang menjadi kendala, mereka daya tahan tubuhnya sudah rendah. Seperti Down Syndrome kita ketahui daya tahan tubuhnya sudah rendah,” kata Ellen.

“Jadi kita harapkan harus diberikan imunisasi polio supaya memperkuat daya tahannya. Kalau sudah disabilitas kemudian terkena polio itu memang menjadi disabilitas ganda.”

Maka dari itu, sambung Ellen, kita perlu memberi perlindungan terutama bagi anak disabilitas dan anak yang punya penyakit sehingga mereka terhindar dari polio.

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya