Puan Singgung Kalah Pemilu 2024: Sulit Makan Sulit Tidur, Sulit untuk Bangkit Lagi

Puan menilai, pelaksanaan Pemilu adalah pesta demokrasi yang dianggap penting. Sebab rakyat diundang untuk memberikan hak pilih bergembira menikmati pesta demokrasi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 16 Agu 2024, 13:15 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2024, 13:15 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani saat pidato pada sidang tahunan 2024.
Ketua DPR RI Puan Maharani saat pidato pada sidang tahunan 2024. (Foto: Tangkapan Layar Vidio.com).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung soal hasil Pemilu 2024 dalam pidatonya pada sidang tahunan MPR RI. Menurut dia, dampak dari Pemilu 2024 sangat luar biasa, tak  hanya bagi mereka yang menang tetapi juga bagi mereka yang kalah.

“Bagi yang berhasil dalam Pemilu, semua hal menjadi indah untuk dikenang, sementara bagi yang belum berhasil, merasa serba sulit. Sulit makan, sulit tidur, bahkan ada yang sulit untuk bangkit kembali,” kata Puan di Ruang Rapat Paripurna Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Puan menilai, pelaksanaan Pemilu adalah pesta demokrasi yang dianggap penting. Sebab rakyat diundang untuk memberikan hak pilih bergembira menikmati pesta demokrasi. 

“Para calon pun berupaya menyenangkan pemilih agar dapat merebut suaranya, berusaha tampil simpatik, foto diri yang terbaik dipajang sampai ke pelosok-pelosok, rumah makan, pohon-pohon jadi korban, tiang listrik penuh tempelan. Semua cara dilakukan untuk mendapatkan suara rakyat,” tutur Puan.

Tidak lupa, Puan pun mengucapkan selamat kepada presiden dan wakil presiden terpilih 2024 yang sudah diamanatkan suara rakyat. Termasuk mereka para wakil rakyat yang duduk di bangku legislatif.

"Kita ucapkan selamat kepada Saudara Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Kita juga ucapkan selamat kepada Saudara / Saudari yang terpilih menjadi anggota DPR RI dan DPRD periode mendatang," Puan memungkasi.

Puan: Demokrasi Bisa Ciptakan Diktator dan Tirani

Ketua DPR RI Puan Maharani di Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tim News).
Ketua DPR RI Puan Maharani di Sidang Bersama DPR dan DPD RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024). (Tim News).

Sebelumnya, Ketua DPR RI Puan Maharani membahas perihal politik tanpa nilai dalam pidatonya di Sidang Bersama DPR dan DPD tahun 2024. Ia menekankan, perjuangan politik seharusnya diikuti dengan nilai-nilai berbangsa dan bernegara agar tidak membuat kebohongan terdengar jujur di mata rakyat. 

“Tetapi demokrasi dapat juga berjalan pada arah yang salah, yaitu demokrasi menjadi jalan untuk menciptakan diktator mayoritas maupun tirani minoritas, demokrasi yang membajak kekuasaan negara,” kata Puan di, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Puan mengingatkan bahwa Konstitusi Indonesia telah meletakkan prinsip dasar berdemokrasi yaitu kedaulatan berada di tangan rakyat, bahwa Indonesia adalah negara hukum dan segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum.

"Konstitusi kita telah mengatur bagaimana kedaulatan rakyat harus dijalankan secara kolektif dengan prinsip checks and balances pada cabang-cabang kekuasaan negara eksekutif, legislatif dan yudikatif,” tuturnya.

Puan menyatakan, politik berbangsa dan bernegara harus dijalankan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai yang beradab, bermartabat, dan beretika. Dengan begitu, kata Puan, perjuangan politik memiliki makna membangun peradaban.

"Apabila politik dijalankan tanpa nilai-nilai, maka perjuangan politik hanya berisikan kepentingan diri sendiri, kelompok, atau golongan,” tegasnya.

“Bahkan politik tanpa nilai akan menggunakan bahasa politik untuk membuat kebohongan terdengar jujur, bahkan hukum pun dapat kehilangan otoritas keadilan," sambung Puan.

Demokrasi Sejati Bukan Jalan Mudah

Puan kemudian mengatakan, seorang Negarawan, akan memikirkan masa depan negara yang harus lebih baik, sedangkan Politisi akan memikirkan masa depan hasil pemilu yang harus lebih baik. Visi tanpa kekuasaan disebut akan menjadi sia-sia dan kekuasaan tanpa visi menjadi sewenang-wenang.

“Oleh karena itu, untuk menjalankan praktik politik kekuasaan, dalam sistem pemerintahan presidensial, dengan keseimbangan cabang-cabang kekuasaan, maka kita membutuhkan Negarawan yang politisi dan Politisi yang negarawan,” jelas Puan.

“Sehingga kekuasaan negara dijalankan untuk kebaikan yang lebih besar, bukannya untuk membesarkan diri sendiri, kelompok, maupun kepentingan tertentu,” sambungnya.

Puan memahami untuk mewujudkan demokrasi yang sejati bukanlah jalan yang mudah, namun bukan berati tidak dapat dilaksanakan. Ia meminta seluruh pihak untuk tetap berjalan ke arah yang benar dan tidak boleh mundur hanya karena melalui jalan yang sulit. 

"Mungkin saja kita terhenti sejenak, kalah dalam memperjuangkannya. Tetapi kita tidak boleh mundur, karena tujuan kita mulia sejak negara ini didirikan yaitu Indonesia untuk semua, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," pungkas Puan.

Infografis Pidato Kenegaraan Terakhir Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2023. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Pidato Kenegaraan Terakhir Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2023. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya