Liputan6.com, Jakarta Khazanah batik di Indonesia semakin kaya seiring dengan hadirnya Batik Pulau Taliabu. Kabupaten Pulau Taliabu sebagai daerah termuda di Provinsi Maluku Utara, baru-baru ini memperkenalkan Batik Pulau Taliabu sebagai salah satu kekayaan wastra atau kain tradisional dari Kabupaten Pulau Taliabu.
Di tengah proses pengajuan Hak Paten Batik Pulau Taliabu, Ketua Dekranasda Hj. Zahra Yolanda Aliong Mus secara aktif memperkenalkan Batik perdana Pulau Taliabu dalam setiap acara. Salah satu saat turut serta dalam Cita & Cipta “Parade Wastra Nusantara - Selaras Wastra” Tahun 2024 yang berlangsung di Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Dalam sebuah wawancara khusus, Ketua Dekranasda Kabupaten Pulau Taliabu, Hj. Zahra Yolanda Aliong Mus menceritakan bahwa Pulau Taliabu baru saja melahirkan Batik Pulau Taliabu dengan motif kekayaan alam daerah yang menjadi komoditas utama bagi masyarakat Pulau Taliabu.
Advertisement
"Sebagai kabupaten baru, Pulau Taliabu baru saja memiliki kain batik. Batik perdana Pulau Taliabu menggambarkan cengkeh, pala dan juga kelapa," kata Istri Bupati Aliong Mus.
Pemilihan tiga tanaman ini karena mencerminkan kekayaan alam dan juga komoditas utama Kabupaten Pulau Taliabu.
"Masyarakat Kabupaten Pulau Taliabu hidup dari mata pencaharian bertani. Dari hasil pertanian itu mereka bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai perguruan tinggi," tambahnya.
Perjuangkan Hak Paten Batik Pulau Taliabu
Setelah melahirkan Batik Pulau Taliabu, Zahra Yolanda mengatakan sekarang Pemkab tengah memperjuangkan Hak Paten Batik Pulau Taliabu.
"Tantangan bagi saya dan juga Pemkab Pulau Taliabu, batik ini belum memiliki hak paten. Jadi, Insyaallah secepatnya batik ini agar segera dihak patenkan karena ini adalah suara dari masyarakat juga," ungkap Zahra.
Di samping memperjuangkan Hak Paten Batik Pulau, Zahra yang menjabat sebagai Ketua TP PKK Pulau Taliabu juga terus berupaya memperbaiki kualitas dan kesejahteraan hidup para pengrajin.
"Saya berkoordinasi dengan kadis terkait supaya pengrajin-pengrajin yang ada di Pulau Taliabu agar bisa dibimbing dan diberikan pelatihan khusus. Karena bagaimana pun kain batik dan anyaman tenun Pulau Taliabu masih terbilang masih baru sehingga butuh pelatihan- pelatihan khusus supaya daerah-daerah lain bisa melirik kain batik dari Pulau Taliabu," ujarnya.
Untuk perbincangan selengkapnya saksikan video berikut ini.
(*)
Advertisement