Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan aktif melakukan berbagai kegiatan yang dapat mendorong pelestarian budaya Kutai. Bagi Pemkab, budaya bukan sekadar warisan masa lalu tetapi bagian dari identitas bangsa sehingga sangat penting untuk mempertahankan dan melestarikan budaya.
Budaya dan kearifan lokal di Kabupaten Kukar ini sangat kaya dan beragam. Hal ini tak lepas dari Kukar sebagai kawasan bersejarah berdirinya kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Jejak peradaban maupun budaya yang tercatat sejak abad ke 4 itu masih terlihat sampai saat ini. Setiap desa di Kukar memiliki festival budaya masing-masing yang terus lestari, salah satunya adalah Erau Adat Benua Tuha yang berlangsung di Desa Sabintulung Kecamatan Muara Kaman.
Erau Adat Benua Tuha merupakan pesta adat yang digelar oleh masyarakat Desa Sabintulung selama 7 hari 7 malam sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan budaya leluhur. Erau Adat Benua Tuha berlangsung pada tanggal 24 sampai 30 Agustus 2024.
Erau Adat Benua Tuha yang sudah masuk kalender event Pemkab dan program Kukar Kaya Festival ini dibuka oleh Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah bersama Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura H Adji Muhammad Arifin, ditandai dengan pemukulan gong dan disusul dengan tarian massal bercerita tentang Putri dan masyarakat tradisional Desa Sabintulung, di Lapangan Bola Desa Sabintulung, Kecamatan Muara Kaman, Sabtu (24/8/2024).
Bupati Edi Damansyah mengatakan pelaksanaan Erau Adat Benua Tuha adalah tradisi adat istiadat yang harus dijaga dan dilestarikan bersama. Selain menjaga dan melestarikan budaya leluhur, Edi berharap melalui pelaksanaan kegiatan festival budaya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan menggerakkan ekonomi kerakyatan terutama pelaku UMKM di Muara Kaman.
“Saya harap masyarakat di sini bisa menjaga adat tradisi ini dengan baik, karena tidak semua desa mempunyai sejarah seperti ini. Semoga melalui acara Erau Adat Benua Tuha ini semua masyarakat Desa Sabintulung mendapatkan manfaatnya," kata Edi Damansyah.
Selain program Kukar Kaya Festival, Pemkab juga melaksanakan berbagai program lain untuk melestarikan budaya Kutai. Seperti mewajibkan pelajar mengenakan pakaian adat dan menggunakan bahasa Kutai selama aktivitas belajar mengajar di sekolah setiap hari Kamis. Program ini juga berlaku di kantor-kantor pemerintahan.
Beberapa program tersebut merupakan bagian dari penguatan budaya Kutai agar tidak punah seiring perkembangan zaman. Penguatan pelestarian budaya semakin penting dengan kehadiran Ibukota Nusantara (IKN) di bumi Kalimantan.
(*)