AWS Ajak Indonesia Lebih Paham soal Cloud Lewat Program Terampil di Awan

AWS Indonesia membuka kesempatan bagi para individu umum dan pelajar pada khususnya untuk terlibat dalam program Terampil di Awan yang dijalankan AWS.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 10 Sep 2024, 16:24 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2024, 11:01 WIB
Head of T&C BDM AWS Indonesia Yashinta Bahana (tengah) (Istimewa)
Head of T&C BDM AWS Indonesia Yashinta Bahana (tengah) (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Transformasi digital di Indonesia berjalan pesat. Tidak heran hal itu membuat Indonesia digadang menjadi negara paling potensial menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Demi mendukung terwujudnya hal tersebut, Yashinta Bahana selaku Head of T&C BDM AWS Indonesia membuka kesempatan bagi para individu umum dan pelajar pada khususnya untuk terlibat dalam program Terampil di Awan yang dijalankan Amazon Web Services (AWS).

AWS berkomitmen untuk lebih memberdayakan ratusan ribu masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang dengan keterampilan cloud pada tahun 2025 sebagai dukungan terhadap inisiatif nasional Merdeka  Belajar,” kata Yashinta saat jumpa pers di Kantor AWS, Jakarta, Senin 2 September 2024.

Yashinta menilai, populasi Indonesia yang sudah ‘melek’ telah memainkan peran penting dalam mendorong kemajuan digitalisasi. Hal itu terlihat dari antusiasme masyarakatnya yang terbuka dalam menerima kemajuan teknologi. Meski antusiasmenya positif, namun Yashinta melihat tantangan Indonesia adalah dalam menghadapi kesenjangan keterampilan digital yang cukup besar.

“Sehingga kami bangga sekali bisa berkontribusi dalam ikut melakukan pengembangan keterampilan digital masyarakat Indonesia melalui program terampil di awan,” jelas Yashinta.

Yashinta mengungkap, sejak tahun 2017 AWS telah lebih dari 800 ribu orang lewat program pelatihannya. Dia memastikan, langkah AWS akan terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi.

“Kami AWS Indonesia punya program unggulan untuk Close the Skills Gap – yang kami sebut Terampil di Awan. Program ini sudah berjalan dari 2021 dan berfokus pada peningkatan literasi digital dan keterampilan cloud computing,” jelas dia.

Yashinta mengatakan, Program Terampil di Awan pada tahun 2023 berfokus pada peningkatan literasi digital dan keterampilan cloud bagi generasi muda dan pendidik Indonesia. Selain itu, AWS juga turut menggandeng Yayasan Sagasitas Indonesia sebagai mitra komunitasnya.

“Program ini telah memberikan edukasi kepada individu dari berbagai latar belakang, termasuk siswa SMA, SMK, ratusan pesantren, anggota Pramuka, UMKM, pengusaha perempuan, dan siswa berkebutuhan khusus, mengenai dasar-dasar cloud dalam Bahasa Indonesia. Saat ini program ini telah dilaksanakan di 26 provinsi di Indonesia,” beber dia.

Yashinta juga memastikan, keterlibatan Pemerintah Indonesia turut ambil bagian dalam program pelatihan AWS. Contohnya, Telkomsel sebagai kliennya juga berkolaborasi dengan program Terampil di Awan.

“Kami melatih ratusan siswa berkebutuhan khusus di wilayah Jabodetabek. Dengan semangat “no one should be left behind”, untuk terus memperkuat ekosistem teknologi pada  lingkungan Sekolah , kami juga memberikan pelatihan lanjutan kepada para guru pembimbing termasuk akses  ke platform pendidikan AWS,” tegas Yashinta.

Yashinta berharap, keterampilan cloud yang dipelajari masyarakat Indonesia bersama AWS akan terus berlanjut. Khususnya terhadap mereka yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi dan/atau karir yang memuaskan di sektor teknologi maupun non-teknologi yang saat ini memerlukan keterampilan terkait.

“AWS terus berinvestasi dalam peningkatan keterampilan pengembang, builders, siswa, dan generasi penerus pemimpin IT di Indonesia melalui program pelatihan lokal dan multi-aspek yang telah kami luncurkan khusus untuk Indonesia. AWS percaya bahwa pendidikan teknologi harus inklusif,” dia menandasi.

Kisah Sukses Program Terampil di Awan

Kisah Sukses Program Terampil di Awan

1. Daffa Tsabit Murtadha (20 tahun)

Seorang mahasiswa Universitas AMIKOM Yogyakarta jurusan Sistem Informasi. Daffa adalah seorang siswa di SMAN 1 Kasihan Bantul, mengambil jurusan Ilmu Sosial, ketika program "Terampil di Awan" mengunjungi sekolahnya pada tahun 2021.

Sebelum pelatihan, dia tidak memiliki latar belakang di bidang IT atau komputasi awan. Namun, program tersebut secara signifikan memperluas pemahamannya tentang teknologi.

Terinspirasi oleh pelatihan itu, Daffa mengembangkan minat yang besar pada komputasi awan dan teknologi, yang membawanya memilih jurusan Sistem Informasi di universitasnya saat ini. Dia secara aktif menggunakan AWS Skill Builder untuk memperdalam pengetahuannya tentang teknologi AWS dan telah memperoleh sertifikat AWS Certified Solutions Architect – Associate.

Saat ini, dia sedang mengerjakan proyek bernama 'Anastasia.ai,' sebuah aplikasi berbasis AI generatif yang dirancang menggunakan Amazon bedrock untuk mengatasi masalah kesehatan mental dan pengembangan pribadi. 2. Ni Komang Anggita Chandra Wilasita (19 tahun)

Seorang mahasiswi sarjana, Universitas Terbuka Denpasar, jurusan Ilmu Komunikasi. Anggita adalah seorang siswa penyandang disabilitas dari Bali yang memanfaatkan program "Terampil di Awan".

Dia memiliki brittle bones (tulang rawan) dan disabilitas perkembangan yang membatasi mobilitasnya. Dia bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) YPAC, Denpasar, Bali.

Pada saat itu, dia tidak memiliki latar belakang teknis atau digital ketika AWS mengadakan pelatihan tentang pengenalan komputasi awan dan pembuatan situs web di sekolahnya. Dia antusias dan mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh.

Setelah menyelesaikan pelatihan, dengan dukungan dari guru-gurunya, dia mengembangkan situs web sekolahnya, yang masih digunakan hingga saat ini, bahkan setelah kelulusannya. Pelatihan itu memicu minatnya pada digital dan teknologi, dia bahkan melanjutkan untuk mengambil pelatihan AWS Cloud Practitioner Essential dan Technical Essential.

Motogp
Infografis MotoGP Indonesia Mandalika 2022. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya