Penggunaan QRIS Meningkat, Literasi dan Sosialisasi Digital Perlu Diperluas

Menurutnya, dunia usaha dan masyarakat kini sangat bergantung pada sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS.

oleh Tim News diperbarui 09 Okt 2024, 18:23 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2024, 17:32 WIB
QRIS
Komunitas Pengusaha Tangan di Atas (TDA) 8.0 dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) yakin masyarakat Indonesia semakin merasakan manfaat dan efisiensi menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran digital. (Ist).

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas Pengusaha Tangan di Atas (TDA) 8.0 dan PT Trans Digital Cemerlang (TDC) yakin masyarakat Indonesia semakin merasakan manfaat dan efisiensi menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran digital.

Presiden TDA 8.0 sekaligus Direktur Utama PT IDeA Indonesia Akademi Tbk, Eko Desriyanto, mengamati tren penggunaan pembayaran digital yang semakin meluas di Indonesia. Menurutnya, dunia usaha dan masyarakat kini sangat bergantung pada sistem pembayaran non-tunai seperti QRIS.

"Menggunakan QRIS cukup dengan membawa HP atau gadget, tidak berisiko seperti membawa uang tunai yang bisa hilang. Bawa dompet juga ribet, kartu semakin jarang digunakan karena bisa hilang. Jadi, saat ini warga Indonesia sudah 'demam' pembayaran digital," kata Eko, Rabu (8/10/2024).

Eko menjelaskan, TDA aktif mensosialisasikan pemasaran dan pembayaran digital kepada pelaku UMKM, termasuk edukasi mengenai cara mendaftar dan menggunakan QRIS. Tidak hanya untuk UMKM, QRIS juga memberikan dampak positif bagi lembaga amal, yang kini lebih banyak menarik minat donatur.

"Bahkan saat parkir, orang sudah sering bertanya kenapa tukang parkir belum menyediakan QRIS," tambahnya.

TDA juga berkolaborasi dengan perbankan untuk memberikan pelatihan mengenai manajemen pembayaran digital, pembukuan, dan pelacakan transaksi. Menurut Eko, penting bagi UMKM untuk melembagakan bisnis mereka secara formal agar lebih dipercaya oleh konsumen, terutama ketika nama perusahaan muncul di pembayaran QRIS.

Namun, ia mencatat bahwa literasi mengenai pembayaran digital di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Saya pernah ke pasar kaget, banyak penjual yang sudah berumur belum paham soal QRIS. Mindset mereka masih tunai, padahal banyak pembeli lebih suka cashless. Ini bisa menyebabkan potensi kerugian bisnis," ujarnya.

Indra, praktisi sekaligus Direktur Utama PT TDC, mendukung pernyataan Eko tentang efisiensi QRIS. Ia mencontohkan produk TDC, Poskulite, yang menawarkan layanan QRIS secara gratis dan mudah digunakan.

"Fitur Kasirku di Poskulite memungkinkan penjual menerima pembayaran tunai, QRIS, atau transfer bank dengan mudah," ujarnya.

 

Transaksi Digital akan Semakin Diminati

Indra juga menyebutkan pengembangan sistem PPOB (Payment Point Online Bank) yang memungkinkan berbagai pembayaran online, mulai dari PLN hingga voucher game. Ia yakin, dengan kemudahan dan manfaat yang ditawarkan, transaksi digital akan semakin diminati.

"Mau tidak mau, ekonomi Indonesia akan semakin digital," tambahnya.

Terkait sosialisasi, Indra menyatakan bahwa asosiasi seperti Fintech, ASPI, BI, dan perusahaan aggregator seperti TDC terus mengampanyekan manfaat QRIS kepada komunitas UMKM. Namun, minimnya literasi masih menjadi hambatan bagi banyak pelaku usaha.

Indra menekankan pentingnya edukasi keuangan dan pendampingan konsultasi untuk UMKM, terutama dalam menyusun laporan keuangan yang berkualitas. Ia juga menambahkan bahwa perusahaan pendamping harus memiliki sertifikasi ISO terkait manajemen mutu, anti-penyuapan, dan keamanan informasi.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya