Liputan6.com, Jakarta Wajah Citra, seorang siswi kelas 2 SMPN Satap Paranta di Walenrang Barat, bersinar ceria. Matanya berbinar saat ia menatap layar ponsel yang digenggamnya, jari-jarinya asyik menggulir layar untuk mencari aplikasi yang diinginkan. Akhirnya, ia menemukan dan mengklik video di YouTube.
"Nah, ini contoh prakarya tugas sekolah!" serunya dengan penuh semangat.
Baca Juga
Selama seminggu terakhir, Citra dan teman-temannya menikmati akses internet yang sebelumnya terasa langka dan sulit dijangkau. Di Desa Ilan Batu Uru, komunikasi sehari-hari dilakukan menggunakan radio handy talky (HT) karena minimnya sinyal internet. Kisah ini pun sempat viral di media sosial.
Advertisement
Dulu, Citra harus menunggu "sinyal ditiup angin" untuk bisa online, dan kadang-kadang, akses internet hanya bisa didapat di lokasi tertentu.
"Sebelum ada internet, saya harus berjalan jauh untuk mencari sinyal, yang sering kali tidak ada," kenangnya.
Hal serupa dialami Ramona Mustika Ayu, petugas kesehatan di Puskesmas setempat. Tanpa jaringan internet, laporan dan koordinasi harus dilakukan secara manual, yang memakan waktu dan tenaga. Kini, berkat akses internet, semua bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efisien.
"Kami bisa memberikan informasi jadwal Posyandu dan layanan kesehatan lainnya dengan mudah. Warga juga bisa menghubungi Puskesmas untuk layanan mendesak," ujarnya.
Usman, guru dan Kepala Sekolah SMP Satap Paranta, juga merasakan dampak positif dari akses internet. Sebelumnya, proses belajar mengajar dan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) sangat terbatas.
"Kami terpaksa melakukan pembelajaran secara offline. Tugas harus dicetak dan diberikan kepada siswa, padahal jika online, prosesnya jauh lebih mudah," jelasnya.
Untuk mengadakan ANBK, Usman harus pergi ke Kabupaten Toraja untuk mencari sinyal yang stabil.
"Pengalaman paling sulit adalah saat kami harus mengadakan ANBK bersamaan dengan longsor yang menghalangi jalan. Perjalanan ke Toraja bisa memakan waktu hampir sehari, dan kami terpaksa menginap di Walenrang. Itu adalah pengalaman yang sangat menantang tanpa akses internet," tuturnya.
Merdeka Jaringan Internet
Akses internet menjadi kado bagi masyarakat Desa Ilan Batu Uru, tempat di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI), Sabtu 17 Agustus 2024.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menghadirkan akses internet tersebut berupa jaringan WiFi gratis yang disediakan di tempat-tempat layanan publik.
Penyediaan akses internet dengan jaringan internet Satelit Republik Indonesia (Satria-1) itu saat ini tersedia di tiga titik, yakni di Posyandu Kamboja 2, Rumah Desa Sehat serta di SDN 489 Paranta dan SMP Sapta Paranta.
"Saya sulit berkata Alhamdulillah, sambutan masyarakat sangat luar biasa dari guru, pemuka agama, tokoh desa dan masyarakat umum. Ternyata, manfaatnya akses internet yang kami bangun bersama Mahaga, memberi manfaat luar biasa untuk masyarakat," kata Direktur Utama (Dirut) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, Fadhilah Mathar saat melihat langsung hasil pemasangan Remote Terminal Ground Segment (RTGS) atau perangkat penangkap sinyal internet terkoneksi SATRIA 1 di Desa Ilan Batu Uru.
Desa Ilan Batu Uru merupakan salah satu desa yang berada di pelosok di Sulsel. Dari Kota Palopo menuju desa itu membutuhkan waktu tiga sampai 4 jam. Untuk sampai ke titik pemasangan RTGS di desa itu, medannya gak main-main. Jalannya berkelok, menanjak dan berbatu. Agar lebih cepat sampai di lokasi, Dirut BAKTI menggunakan sepeda motor trill.
Dirut BAKTI blusukan ke desa ini, menindaklanjuti arahan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) saat itu, Budi Arie Setiadi, untuk memastikan RTGS beroperasi dengan baik.
Kehadiran RTGS memberikan dampak besar untuk Desa Ilal Batu Uru. Antara lain, untuk sektor pendidikan, kini banyak siswa memanfaatkan akses internet untuk belajar dan mengakses berbagai informasi.
Desa Ilan Batu Uru merupakan salah satu target lokasi dari 263 lokasi yang akan dibangun di Sulawesi Selatan pada 2024.
Lipu Hardianto, Kepala Desa Ilan Batu Uru, mengucapkan terima kasih mewakili semua warganya kepada pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) dengan ada ketersediaannya jaringan internet.
"Dulunya jaringan internet sama sekali tidak ada, dengan adanya bantuan ini, alhamdulillah anak sekolah, pelayanan pemerintah, sudah mulai bagus. Bisa mengakses informasi lewat internet," kata Lipu.
Advertisement
Sediakan Akses Internet
BAKTI Kominfo menargetkan 20 ribu titik lokasi layanan internet Satria 1 di seluruh Indonesia pada 2024. Sejak 8 Agustus 2024, Program BAKTI AKSI melayani total 18.712 lokasi yang tersebar dari Sumatera hingga Papua, dengan 4.078 dari total lokasi akses internet dilayani Satria 1 yang memiliki kapasitas kecepatan 150 Gbps.
Adapun, selama 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Kominfo melalui Bakti telah menyediakan akses internet di wilayah 3T dengan berbagai program.
Pertama, program backbone fiber optik Palapa Ring sepanjang 12.229 km di 57 Kabupaten/Kota di Indonesia yang menggenapkan keterhubungan 514 kabupaten/kota (selesai pembangunan di tahun 2019).
Adapun capaian infrastruktur Fixed Broadband Nasional pada kuartal 4 tahun 2023, mencapai 68,5 persen jangkuan serat optik (ODP) hingga kecamatan.
Kedua, Kominfo juga menghadirkan Sinyal 4G di 6.927 lokasi di wilayah 3T (akumulasi on air sampai dengan Semester 1 2024).
Dan ketiga, penyediaan akses internet di 18.697 lokasi layanan publik dengan rincian 8.836 sekolah, 5.182 kantor pemerintahan, 2.606 fasilitas kesehatan, 743 pusat kegiatan masyarakat, 674 tempat ibadah, 322 pertahanan dan keamanan, 139 lokasi wisata, 120 pelayanan utama dan 75 transportasi publik.
Penetrasi internet ke seluruh negeri juga mencapai kecepatan yang membanggakan. Catatan Kementerian Kominfo, layanan 5G sudah tersedia di 56 kota/kabupaten di Indonesia. Akses internet super cepat ini juga telah hadir di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Menurut Kominfo, kecepatan internet Indonesia meningkat 10 kali lipat. Pada 2014, kecepatannya baru 2,5 Megabyte per second (Mbps), dan sekarang sudah 25 Mbps. Pada 2030, ditargetkan bisa mencapai 100 Mbps.
(*)