Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan kesiapannya merangkul pedagang kantin serta pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG). Langkah ini diambil untuk memastikan keberlangsungan usaha kecil di tengah pelaksanaan program tersebut.
“Kantin termasuk ke dalam kriteria mitra kami,” ujar Dadan, Selasa (13/1/2025), menanggapi kekhawatiran mengenai penurunan omzet pedagang kantin di Jakarta akibat program MBG.
Advertisement
Baca Juga
Dadan menambahkan bahwa pihaknya terbuka bekerja sama dengan berbagai pihak demi kesuksesan program yang merupakan inisiatif Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, BGN sedang mempersiapkan mekanisme bertahap guna meringankan beban UMKM.
Advertisement
“Program ini akan dijalankan secara bertahap, dan kami sedang menyiapkan skema yang memudahkan UMKM agar bisa berpartisipasi,” jelas dia yang dikutip dari Antara.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Bangka 01 Pagi, Agus Suwardi, menyatakan bahwa program MBG tidak akan mematikan kantin sekolah. Menurutnya, kantin tetap diizinkan beroperasi selama jam istirahat kedua.
“Di jam istirahat kedua, kami memberikan kesempatan kepada kantin untuk tetap berjualan, sehingga tidak ada tumpang tindih dengan program makan bergizi gratis,” kata Agus.
Dia menegaskan kantin di sekolahnya tidak disuruh tutup, namun sudah diberikan informasi bahwa akan dilaksanakan kegiatan makan bergizi gratis.
Nantinya dijadwalkan anak-anak akan diutamakan mengonsumsi makanan dari MBG yang diantarkan ke setiap kelas masing-masing terlebih dahulu.
Sementara, pedagang kantin SDN Bangka 01 Pagi bernama Yuni mengatakan pihaknya siap jika dilibatkan dalam program MBG terutama untuk pengadaan katering.
"Kalau ada sih saya mau, kalau misalnya ada kesempatan, saya mau dikasih kesempatan," ujar Yuni.
Sepi Sejak Pandemi Covi-19
Yuni mengatakan pihaknya sudah berjualan di kantin sekolah tersebut sejak 2014 hingga kini. Dia mengaku sudah lama jualannya terbilang sepi terhitung sejak pandemi COVID-19 melanda.
Sebelum pandemi, dia mengaku bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp500 ribu per harinya. Namun kini hanya bisa menerima Rp100 ribu per hari. Terlebih, para murid lebih memilih membawa bekal sendiri daripada membeli di kantin.
"Makanya jadi juga nggak tahu kelanjutannya gimana ini," ucap Yuni.
Sebelumnya Yuni mengusulkan, agar Program MBG diberikan istirahat kedua. Agar, para siswa masih diberikan kesempatan untuk jajan di kantin sekolah.
"Khawatir banget, gimana kitanya? Kan kita sewa di sini. Karena paginya masih ada yang beli anak-anak istirahat jam 09.00 WIB sama jam 11.00 WIB," ujar Yuni saat diwawancarai di SDN Bangka 01 Pagi, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025).
Dia pun berharap, agar Prabowo memikirkan nasib para pedagang di sekolah. "Mudah-mudahan Pak Prabowo denger bahwa rakyat sekarang lagi gini, jangan baca orang yang gede-gede itu," tegas Yuni.
Advertisement