Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengungkapkan bahwa Sekolah Rakyat membutuhkan 60.000 guru. Proses rekrutmen guru Sekolah Rakyat ini diserahkan kepada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Tadi disampaikan 60.000 guru kebutuhannya," kata Abdul Mu'ti di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).
Advertisement
Baca Juga
Kendati begitu, Kemendikdasmen masih mencari skema perekrutan guru Sekolah Rakyat. Abdul Mu'ti menyampaikan ada dua opsi perekrutan yakni, mendistribusikan guru yang sudah ada atau membuka rekrutmen baru.
Advertisement
"Ya itu nanti kita cari skemanya. Nanti mendistribusikan guru yang udah ada atau rekrutmen baru. Nanti masih proses yang panjang," jelasnya.
Selain itu, Abdul Mu'ti menuturkan bahwa ada dua skema kurikulum di Sekolah Rakyat. Pertama, kurikulum sekolah unggulan atau internasional. Kedua, mengikuti kurikulum sekolah yang berlaku saat ini.
"Kalau sekolah unggul kan standar internasional kan. Yang sekolah unggul Garuda itu. Tapi kalau kurikulum kami ya sama dengan yamg berlaku di Indonesia saat ini," tutur Mu'ti.
Sebelumnya, Pemerintah menganggarkan Rp100 miliar untuk pembangunan satu sekolah rakyat. Saat ini, sudah ada 50 Sekolah Rakyat yang sudah dapat dibuka untuk memulai proses pembelajaran tahun ajaran 2025-2026.
"Tergantung kebutuhan masing-masing lokasi, rata-rata ya Rp100 miliar untuk satu sekolah," kata Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/3/2025).
50 Sekolah Rakyat Sudah Menerima Siswa
Menurut dia, 50 Sekolah Rakyat tersebut sudah menerima siswa SD, SMP, dan SMA untuk tahun ajaran 2025-2026. Adapun rekrutmen untuk pengajar sedang dimatangkan dan akan diselesaikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Sedang digodok dan dituntaskan kementerian dasar menengah, Kemensos, Kemendikti," tutur Cak Imin.
Advertisement
