Puluhan orangtua siswa di Cianjur, Jawa Barat, mengamuk dan nyaris saling pukul, Selasa 25 Juni 2013. Kericuhan tak terhindarkan saat Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtengah, tak bisa mengembalikan uang tabungan 150 orang siswanya.
Tak bisa mengendalikan emosi, orangtua siswa sempat mengamuk dan nyaris memukul orangtua lain yang menenangkannya karena akan merusak fasilitas sekolah.
Khawatir dengan keselamatan sang kepala sekolah, pihak komite sekolah mengamankannya ke rumah. Namun, orangtua siswa tetap saja mengejar meminta pertanggungjawaban.
Adang Hidayat, salah seorang wali murid, mengaku tabungan anaknya hingga kini belum dibayarkan kepala sekolah. "Tabungan anak saya sejuta lebih, anak saya butuh buat beli sepatu dan biaya buat sekolah," jelas Adang.
Setelah negosiasi antara komite sekolah, kepala sekolah, dan yayasan pemilik sekolah, akhirnya disetujui seluruh uang tabungan murid diganti yayasan sekolah.
Orangtua siswa menyebut kejadian ini bukan yang pertama kali. Uang tabungan siswa yang dikelola kepala sekolah setiap akhir tahun pembagiannya selalu ditunda-tunda. Untuk tahun ini kepala sekolah beralasan uang tabungan sebesar Rp 51 juta hilang akibat dihipnotis. (Ado)
Tak bisa mengendalikan emosi, orangtua siswa sempat mengamuk dan nyaris memukul orangtua lain yang menenangkannya karena akan merusak fasilitas sekolah.
Khawatir dengan keselamatan sang kepala sekolah, pihak komite sekolah mengamankannya ke rumah. Namun, orangtua siswa tetap saja mengejar meminta pertanggungjawaban.
Adang Hidayat, salah seorang wali murid, mengaku tabungan anaknya hingga kini belum dibayarkan kepala sekolah. "Tabungan anak saya sejuta lebih, anak saya butuh buat beli sepatu dan biaya buat sekolah," jelas Adang.
Setelah negosiasi antara komite sekolah, kepala sekolah, dan yayasan pemilik sekolah, akhirnya disetujui seluruh uang tabungan murid diganti yayasan sekolah.
Orangtua siswa menyebut kejadian ini bukan yang pertama kali. Uang tabungan siswa yang dikelola kepala sekolah setiap akhir tahun pembagiannya selalu ditunda-tunda. Untuk tahun ini kepala sekolah beralasan uang tabungan sebesar Rp 51 juta hilang akibat dihipnotis. (Ado)