[VIDEO] Operasi Pasar Daging Murah Sepi Pembeli

Untuk menekan harga jual daging, pemerintah menggelar operasi pasar daging murah di sejumlah pasar. Tapi mengapa daging itu justru tak laku?

oleh Muhammad Ali diperbarui 19 Jul 2013, 05:45 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2013, 05:45 WIB
operasi-pasar-130719a.jpg
Selama Ramadan, pemerintah berupaya menekan harga daging sapi di pasaran dengan menggelar operasi pasar. Meski begitu, operasi pasar yang dilakukan di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur justru sepi dari pembeli.

Tayangan Liputan 6 SCTV, Jumat (19/7/2013) memberitakan, di Pasar Senen, Jakarta Pusat, tengkulak yang biasanya ramai membeli beralasan mereka enggan membeli daging operasi pasar karena ragu dengan mutu daging impor dari Australia tersebut.

Selain di Pasar Senen, di Pasar Minggu Jakarta Selatan, 860 kilogram daging dengan harga Rp 67 ribu per kilogram yang disediakan tak laku. Pedagang menyebut mutu daging sapi operasi pasar Bulog lebih rendah dan diragukan kehalalannya.

Namun, pihak Bulog membantahnya kalau kualitas daging operasi pasar itu buruk. Dirut Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, kualitas daging tersebut memiliki kualitas yang baik. Ia pun menyatakan, Bulog akan terus melakukan operasi pasar sampai harga daging sapi dapat terkendali hingga hari menjelang lebaran.

Sementara operasi pasar daging murah yang digelar di Pasar DTC Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, justru nyaris dibubarkan pedagang. Para pedagang daging sapi marah lantaran operasi pasar yang diadakan pemerintah Kota Surabaya membuat dagangan mereka tak laku.

Hal ini disebabkan harga operasi pasar yang Rp 78 ribu per kilogram itu jauh lebih murah ketimbang dari harga jual mereka Rp 95 ribu per kilogramnya.

Menanggapi protes warga tersebut, Walikota Surabaya Tri Risma Harini menyatakan, itu memang risiko yang harus ditanggung untuk mengendalikan harga daging yang naik selama Ramadan. Dalam operasi pasar di Surabaya, pemerintah menggelontorkan 20 ton daging beku di 9 pasar di Surabaya hingga 20 hari ke depan. (Luq/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya