Ditulis Minta Revisi Alquran, Guru Besar UIN Makassar Tak Diteror

Sebuah media online pada 21 Juni lalu menulis bahwa Guru Besar UIN Makassar Qasim Mathar menyatakan Alquran perlu direvisi.

oleh Oscar Ferri diperbarui 29 Jul 2013, 18:41 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2013, 18:41 WIB
baca-alquran130729c.jpg
Sebuah media online pada 21 Juni silam menulis bahwa Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar Qasim Mathar menyatakan Alquran perlu direvisi. Alasannya, Nabi Muhammad SAW sudah meninggal dan tidak cocok dengan perkembangan zaman.

Selain membantah telah mengeluarkan pernyataan itu, Qasim juga menyatakan, bahwa setelah pemberitaan itu beredar, dirinya tidak mendapat teror. "Tidak ada, karena saya merasa tidak ada apa-apa, tidak seperti yang dia (penulis) tulis itu," kata Qasim ketika dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (29/7/2013).

Qasim merasa dirinya tidak bersalah. Karena dalam diskusi di Lecture UIN Alauddin, Samata itu, dirinya sama sekali tak mengeluarkan pernyataan seperti itu. Karenanya dia merasa tidak takut.

"Buat apa takut. Ini mah pasti dia (penulis) salah memahami soal diskusi itu," ujar Qasim.

Qasim mempertanyakan sumber kutipan tersebut. Pertama, apakah si penulis mengambil dari rekaman dalam diskusi. Kedua, atau memang dia mengutip dari catatan notulen diskusi. Ketiga, atau dia yang menanggapi sendiri pembicaraan dalam diskusi itu yang lantas tanggapan di itulah yang disebarkan ke internet.

"Kalau yang ketiga, berarti dia banyak yang salah paham, salah memahami atau salah mencatat. Kalau pun misalnya dia mencatat ucapan saya, harusnya jangan sampai salah catat. Tapi ketika itu rekaman dari suara saya yang direkam dan memang begitu seperti itu, tentu saya akan mengatakan bahwa itu keliru," tutur Qasim. (Mut/Ism)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya