Ratusan pengungsi dari Kecamatan Palue, di kantor transito Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengeluhkan pasokan air bersih dan sanitasi. Sejauh ini Pemkab setempat lebih memusatkan perhatian kepada pengungsi Palue yang baru.
Para pengungsi ini sudah menempati pengungsian sejak Gunung Rokatenda meletus pertama kali pada Oktober 2012. Padahal sebelumnya pemerintah memasok air bersih. Namun pasokan itu tak mampu memenuhi kebutuhan pengungsi.
"Pengungsi di sini banyak, ada 179 jiwa. Jadi kurang airnya," kata Koordinator Pengungsi, Robert Tongke, dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (13/8/2013).
Hingga pagi tadi, gunung masih terlihat mengeluarkan asap. Lahar panas juga masih terlihat keluar dari kawang gunung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat menyatakan, Gunung Rokatenda masih berstatus siaga. Warga diimbau tetap waspada karena aktivitas gunung tak bisa diprediksi. (Ary/Yus)
Para pengungsi ini sudah menempati pengungsian sejak Gunung Rokatenda meletus pertama kali pada Oktober 2012. Padahal sebelumnya pemerintah memasok air bersih. Namun pasokan itu tak mampu memenuhi kebutuhan pengungsi.
"Pengungsi di sini banyak, ada 179 jiwa. Jadi kurang airnya," kata Koordinator Pengungsi, Robert Tongke, dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Selasa (13/8/2013).
Hingga pagi tadi, gunung masih terlihat mengeluarkan asap. Lahar panas juga masih terlihat keluar dari kawang gunung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika setempat menyatakan, Gunung Rokatenda masih berstatus siaga. Warga diimbau tetap waspada karena aktivitas gunung tak bisa diprediksi. (Ary/Yus)