Liputan6.com, Jakarta Gondongan atau parotitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus. Meski umumnya dianggap sebagai penyakit ringan, gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Kondisi ini sering dialami oleh anak-anak, meskipun orang dewasa juga bisa terinfeksi.
Memahami penyebab gondongan sangat penting agar bisa melakukan pencegahan dan pengobatan yang tepat sebelum kondisi semakin parah. Penyebab utama gondongan adalah infeksi virus mumps yang menyebar melalui percikan air liur, seperti saat penderita batuk, bersin, atau berbicara.
Advertisement
Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyebab gondongan, gejala, pengobatan, serta cara pencegahannya.
Advertisement
Definisi Gondongan
Gondongan adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, salah satu kelenjar ludah utama yang terletak di bawah telinga. Penyakit ini ditandai dengan pembengkakan pada area pipi dan rahang, serta gejala lain seperti demam dan nyeri. Meski dapat menyerang segala usia, gondongan paling sering terjadi pada anak-anak berusia 2-12 tahun.
Kelenjar parotis berperan penting dalam produksi air liur. Ketika terinfeksi virus penyebab gondongan, kelenjar ini mengalami peradangan dan pembengkakan. Akibatnya, penderita akan mengalami kesulitan mengunyah dan menelan, serta produksi air liur yang terganggu.
Meski umumnya hanya menyerang kelenjar parotis, virus gondongan juga dapat menginfeksi organ lain seperti testis, ovarium, pankreas, dan sistem saraf pusat. Hal inilah yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan baik.
Advertisement
Penyebab Utama Gondongan
Penyebab utama gondongan adalah infeksi virus dari kelompok paramyxovirus, tepatnya virus mumps. Virus ini sangat menular dan dapat menyebar dengan mudah melalui kontak langsung dengan penderita atau melalui droplet yang dikeluarkan saat batuk atau bersin.
Beberapa karakteristik virus mumps yang perlu diketahui:
- Termasuk dalam keluarga Paramyxoviridae
- Memiliki materi genetik berupa RNA
- Berbentuk pleomorfik dengan diameter sekitar 100-300 nm
- Memiliki envelope atau selubung lipid
- Sangat rentan terhadap desinfektan dan panas
Virus mumps memiliki afinitas atau kecenderungan untuk menginfeksi jaringan kelenjar, terutama kelenjar parotis. Setelah masuk ke tubuh melalui saluran pernapasan, virus akan bereplikasi di saluran napas atas dan kelenjar getah bening. Kemudian virus menyebar melalui aliran darah ke berbagai organ, terutama kelenjar parotis.
Di kelenjar parotis, virus mumps akan menginfeksi sel-sel epitel dan menyebabkan peradangan. Hal inilah yang menimbulkan gejala khas gondongan berupa pembengkakan pipi. Selain itu, virus juga dapat menyebar ke organ lain seperti testis, ovarium, pankreas, dan sistem saraf pusat.
Faktor Risiko Gondongan
Meski dapat menyerang siapa saja, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan:
- Usia: Anak-anak usia 2-12 tahun memiliki risiko lebih tinggi
- Status imunisasi: Belum mendapat vaksin MMR atau imunisasi tidak lengkap
- Daya tahan tubuh: Sistem imun yang lemah akibat penyakit atau pengobatan tertentu
- Lingkungan: Tinggal di daerah dengan kasus gondongan yang tinggi
- Musim: Kasus gondongan cenderung meningkat di musim dingin dan awal musim semi
- Kepadatan: Berada di lingkungan padat seperti sekolah atau asrama
Faktor-faktor di atas dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terpapar virus mumps dan mengalami infeksi. Namun perlu diingat bahwa memiliki faktor risiko tidak berarti seseorang pasti akan terkena gondongan. Sebaliknya, seseorang tanpa faktor risiko juga masih mungkin terinfeksi jika terpapar virus.
Advertisement
Cara Penularan Gondongan
Gondongan merupakan penyakit yang sangat mudah menular. Virus mumps dapat menyebar melalui beberapa cara, antara lain:
- Droplet: Menghirup percikan air liur yang mengandung virus saat penderita batuk atau bersin
- Kontak langsung: Bersentuhan dengan penderita gondongan, misalnya berjabat tangan atau berciuman
- Fomit: Menyentuh benda yang terkontaminasi virus lalu menyentuh mulut atau hidung
- Berbagi peralatan: Menggunakan alat makan atau minum yang sama dengan penderita
Penderita gondongan dapat menularkan virus mulai dari beberapa hari sebelum gejala muncul hingga sekitar 5 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. Masa penularan terpanjang biasanya terjadi 1-2 hari sebelum hingga 5 hari setelah gejala muncul.
Virus mumps dapat bertahan hidup di permukaan benda selama beberapa jam. Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan benda-benda yang mungkin terkontaminasi virus, terutama di lingkungan dengan kasus gondongan.
Gejala Khas Gondongan
Gejala gondongan biasanya mulai muncul sekitar 16-18 hari setelah terpapar virus, dengan rentang waktu antara 12-25 hari. Beberapa gejala awal yang umum dialami antara lain:
- Demam ringan hingga tinggi (38-39°C)
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Hilang nafsu makan
- Rasa tidak nyaman di area rahang
Setelah beberapa hari, akan muncul gejala khas gondongan berupa pembengkakan kelenjar parotis. Pembengkakan ini dapat terjadi pada satu sisi atau kedua sisi wajah, menyebabkan pipi terlihat menggembung seperti tupai. Gejala lain yang mungkin muncul:
- Nyeri saat mengunyah atau menelan
- Mulut terasa kering
- Kesulitan membuka mulut
- Nyeri telinga
- Pembengkakan kelenjar di bawah lidah atau rahang
Pada beberapa kasus, terutama pada orang dewasa, gondongan dapat menyebabkan komplikasi seperti:
- Orkitis: Peradangan testis pada pria
- Ooforitis: Peradangan ovarium pada wanita
- Pankreatitis: Peradangan pankreas
- Meningitis: Peradangan selaput otak
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi virus mumps akan menunjukkan gejala. Diperkirakan sekitar 20-30% kasus gondongan bersifat asimptomatik atau tanpa gejala. Namun mereka tetap dapat menularkan virus ke orang lain.
Advertisement
Diagnosis Gondongan
Diagnosis gondongan umumnya dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas, terutama pembengkakan kelenjar parotis. Namun untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan:
- Anamnesis: Menanyakan riwayat gejala, riwayat kontak dengan penderita gondongan, dan status imunisasi
- Pemeriksaan fisik: Memeriksa pembengkakan kelenjar parotis dan gejala lain
- Pemeriksaan laboratorium: Tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap virus mumps
- Swab pipi dalam (buccal swab): Mengambil sampel dari pipi bagian dalam untuk mendeteksi virus
- Pemeriksaan cairan serebrospinal: Jika dicurigai ada komplikasi meningitis
Pada beberapa kasus, terutama jika gejala tidak khas, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk menyingkirkan diagnosis lain seperti:
- Limfadenitis: Pembesaran kelenjar getah bening
- Sialadenitis: Peradangan kelenjar ludah akibat infeksi bakteri
- Batu kelenjar ludah
- Tumor kelenjar parotis
Diagnosis dini dan akurat sangat penting untuk penanganan yang tepat serta pencegahan penyebaran virus ke orang lain. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Pengobatan Gondongan
Tidak ada pengobatan khusus untuk menghilangkan virus penyebab gondongan. Pengobatan yang diberikan bersifat simptomatik, bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Beberapa langkah pengobatan yang dapat dilakukan:
- Istirahat yang cukup: Memberikan waktu bagi tubuh untuk melawan infeksi
- Kompres dingin atau hangat: Mengurangi pembengkakan dan nyeri pada kelenjar parotis
- Minum banyak cairan: Mencegah dehidrasi dan membantu produksi air liur
- Obat pereda nyeri: Paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan demam dan nyeri
- Makanan lunak: Menghindari makanan yang membutuhkan banyak mengunyah
- Hindari makanan asam: Dapat merangsang produksi air liur dan menimbulkan nyeri
Penting untuk diingat:
- Jangan berikan aspirin pada anak-anak karena berisiko menyebabkan sindrom Reye
- Antibiotik tidak efektif melawan virus penyebab gondongan
- Penderita gondongan sebaiknya isolasi diri selama 5-7 hari untuk mencegah penularan
Pada kasus dengan komplikasi, mungkin diperlukan perawatan di rumah sakit dan penanganan khusus. Misalnya:
- Pemberian cairan intravena jika terjadi dehidrasi berat
- Pengobatan khusus untuk meningitis atau ensefalitis
- Penanganan orkitis atau ooforitis untuk mencegah infertilitas
Sebagian besar kasus gondongan akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 minggu. Namun penting untuk tetap memantau perkembangan gejala dan segera konsultasi ke dokter jika terjadi perburukan atau muncul gejala komplikasi.
Advertisement
Pencegahan Gondongan
Pencegahan merupakan langkah terbaik untuk menghindari infeksi gondongan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus mumps:
- Vaksinasi: Pemberian vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) merupakan cara paling efektif mencegah gondongan
- Kebersihan tangan: Cuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir
- Etika batuk: Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin
- Hindari berbagi: Tidak berbagi peralatan makan, minum, atau barang pribadi dengan orang lain
- Isolasi: Penderita gondongan sebaiknya tidak berinteraksi dengan orang lain selama masa penularan
Vaksin MMR biasanya diberikan dalam dua dosis:
- Dosis pertama: Usia 12-15 bulan
- Dosis kedua: Usia 4-6 tahun
Efektivitas vaksin MMR dalam mencegah gondongan mencapai 88% setelah dua dosis. Meski tidak 100% efektif, vaksinasi tetap sangat penting karena dapat mengurangi risiko infeksi dan keparahan gejala jika terinfeksi.
Bagi orang dewasa yang belum pernah mendapat vaksin MMR atau hanya mendapat satu dosis, disarankan untuk melengkapi vaksinasi terutama jika berisiko tinggi terpapar virus mumps.
Komplikasi Gondongan
Meski sebagian besar kasus gondongan bersifat ringan dan sembuh sendiri, beberapa penderita dapat mengalami komplikasi serius. Risiko komplikasi lebih tinggi pada orang dewasa dibanding anak-anak. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
- Orkitis: Peradangan testis, dapat menyebabkan infertilitas
- Ooforitis: Peradangan ovarium
- Pankreatitis: Peradangan pankreas
- Meningitis: Peradangan selaput otak dan sumsum tulang belakang
- Ensefalitis: Peradangan otak
- Gangguan pendengaran: Dapat bersifat sementara atau permanen
- Miokarditis: Peradangan otot jantung
- Artritis: Peradangan sendi
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko komplikasi:
- Usia dewasa saat terinfeksi
- Sistem imun yang lemah
- Tidak mendapat vaksinasi MMR
- Gizi buruk
- Penyakit penyerta lain
Penting untuk memantau perkembangan gejala gondongan dan segera mencari pertolongan medis jika muncul tanda-tanda komplikasi seperti nyeri testis hebat, sakit kepala berat, kejang, atau penurunan kesadaran.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Gondongan
Terdapat beberapa mitos yang beredar di masyarakat terkait gondongan. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:
Mitos 1: Gondongan hanya menyerang anak-anak
Fakta: Meski lebih sering terjadi pada anak-anak, gondongan dapat menyerang segala usia. Bahkan komplikasi cenderung lebih serius pada orang dewasa.
Mitos 2: Gondongan tidak berbahaya
Fakta: Meski sebagian besar kasus bersifat ringan, gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius seperti meningitis atau infertilitas.
Mitos 3: Kalung buah mengkudu dapat menyembuhkan gondongan
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Penggunaan kalung mengkudu hanya sebatas tradisi untuk mencegah anak keluar rumah saat sakit.
Mitos 4: Orang yang sudah pernah terkena gondongan tidak bisa terinfeksi lagi
Fakta: Meski jarang, seseorang masih mungkin terinfeksi gondongan lebih dari sekali, terutama jika sistem imunnya lemah.
Mitos 5: Vaksin MMR menyebabkan autisme
Fakta: Penelitian ilmiah telah membantah klaim ini. Vaksin MMR aman dan efektif dalam mencegah campak, gondongan, dan rubella.
Kapan Harus ke Dokter?
Meski sebagian besar kasus gondongan dapat sembuh sendiri, ada beberapa kondisi yang memerlukan pemeriksaan medis segera:
- Pembengkakan yang tidak kunjung membaik setelah satu minggu
- Demam tinggi yang tidak turun dengan obat penurun panas
- Kesulitan makan atau minum yang menyebabkan dehidrasi
- Sakit kepala hebat disertai kaku leher
- Nyeri perut yang parah
- Nyeri testis yang hebat pada pria
- Penurunan kesadaran atau kebingungan
- Kejang
- Gangguan pendengaran
Bagi penderita dengan faktor risiko tinggi seperti ibu hamil, orang dengan gangguan sistem imun, atau bayi di bawah 6 bulan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter jika dicurigai terpapar virus mumps, bahkan sebelum gejala muncul.
Pemeriksaan dini dan penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius serta mengurangi risiko penularan ke orang lain. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda memiliki kekhawatiran terkait gejala yang dialami.
Advertisement
Kesimpulan
Gondongan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus mumps. Meski umumnya dianggap ringan, gondongan dapat menimbulkan komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Pemahaman yang baik tentang penyebab, gejala, dan cara pencegahan gondongan sangat penting untuk mengurangi risiko infeksi dan penyebarannya.
Vaksinasi MMR tetap menjadi cara paling efektif untuk mencegah gondongan. Selain itu, menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta menghindari kontak dengan penderita juga berperan penting dalam pencegahan. Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
Dengan pengetahuan yang tepat dan tindakan pencegahan yang konsisten, kita dapat mengurangi prevalensi gondongan dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Mari bersama-sama berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri dan lingkungan kita dari ancaman penyakit menular seperti gondongan.
