Demokrat Dinilai Masih Andalkan Pencitraan dalam Konvensi

"Jika mengacu pada tipe pemimpin pilihan PD, faktor paling menentukan keterpilihan dalam konvensi adalah pencitraan," kata Lucius.

oleh Edward Panggabean diperbarui 31 Agu 2013, 20:15 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2013, 20:15 WIB
demokrat-130305b.jpg
Terpilihnya 11 kandidat peserta Konvensi Partai Demokrat untuk berkompetisi menjadi calon presiden Demokrat dalam Pilpres 2014 mendatang, sangat tergantung pada dinamika saat penyelenggaraan konvensi. Demokrat pun dinilai masih mengandalkan pencitraan dalam memilih pemenang konvensi.

Pengamat politik Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus menilai ada 2 hal yang perlu dicermati dalam proses penjaringan capres yang dilakukan PD. Pertama, terkait kriteria kandidat ideal dan kedua terkait elektabilitas kandidat yang akan diusung.

"Jika mengacu pada tipe pemimpin pilihan PD selama ini maka tampaknya faktor yang paling menentukan keterpilihan seseorang dalam konvensi ini adalah pencitraan," kata Lucius dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (31/8/2013).

Lucius menjelaskan dengan modal pengalaman memimpin yang minim, satu-satunya cara untuk meyakinkan publik adalah mendesain pesona pribadi semenarik mungkin agar diminati masyarakat. Terbukti, itu menuai sukses bagi Demokrat dalam mengusung SBY sebagai capres 2 kali pemilu dan selama masa kepemimpinannya.

"Jika melihat 2 tokoh muda peserta konvensi memenuhi kriteria yang disebutkan, yaitu minim pengalaman dan lebih mengandalkan pencitraan diri dan tampilan menjadi indikator. Maka tak sulit bagi peserta ke 11 kandidat, seperti Anies Baswedan dan Gita Wiryawan untuk keluar sebagai pemenang," jelasnya.

Lucius menambahkan bila kedua kandidat itu memiliki potensi untuk didandani sebagai pemimpin dengan rupa memikat. Strategi ala SBY melalui politik pencitraan tak sulit untuk dikenakan oleh  keduanya. Tapi, bisa saja menjadi bumerang bersamaan dengan usaha meraih tampuk kekuasaan melalui pencitraan ini.

"Mundurnya 2 tokoh yang cukup populer dalam survei capres, Jusuf Kalla dan Mahfud MD menjadikan tak ada seorang pun dari 11 calon kandidat memiliki kategori menonjol dibandingkan peserta lain," urainya.

Padahal,  Locius menambahkan JK dan Mahfud memiliki kapasitas, integritas dan pengalaman kepemimpinan yang sudah teruji. Namun, berbeda dengan 2 nama tokoh muda tadi. Track-record yang ditorehkan peserta konvensi umumnya dan dua kandidat kuat yang disebutkan tadi sungguh ditelanjangi.

"Track-record mereka (Anies-Gita) itu menjadi penting untuk diungkap oleh komite bersamaan dengan upaya mereka menjual para kandidat. Tampilan seseorang hasil olahan sesaat selalu menyembunyikan lebih banyak kepalsuan," imbuh dia.

Locius pun menekankan, bila kualitas kandidat seperti itu dipertahankan di tengah citra Demokrat yang melorot akibat kasus-kasus korupsi yang melibatkan kadernya, partai berlambang Mercy itu akan sulit bersaing dengan partai lain dalam Pilpres 2014 mendatang.

"Apalagi, Anies dan Gita, masih kalah populer dan minim rekam jejak dibandingkan nama-nama seperti Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, dan Wiranto. Apalagi jika dihadapkan Jokowi, kalau diusung PDI-P, Demokrat bakal tertinggal jauh dalam pilpres nanti," pungkas Lucius. (Adi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya